Pernah Dengar Puasa Kulit?

Ilustrasi wanita/merawat kulit/skincare.
Sumber :
  • Freepik/freepik

VIVA – Cantik dengan make-up, belakangan sering dilakukan wanita untuk menunjang penampilannya. Tapi tahukah kamu, agar kulit tetap sehat dan bebas dari penuaan dini, ada baiknya kamu membebskan kulit dari berbagai jenis produk make-up. Dengan kata lain, bukan cuma tubuh yang butuh puasa. Kulit, juga perlu berpuasa. Apa sih puasa kulit?

Atasi pipi Chubby sampai Double Chin, Ini yang Dilakukan Dita Meichan

Dikutip laman Times of India, puasa kulit adalah bagian dari tradisi kecantikan Jepang yang semakin populer di media sosial. Ini mendorong kamu untuk menghindari penggunaan produk kulit apa pun selama satu atau dua hari, memungkinkan kulit kamu untuk melakukan detoksifikasi dan bernapas.

Diyakini jika terlalu sering menggunakan produk-produk kulit bisa menyebabkan suatu kondisi di mana kulit kehabisan minyak alaminya. Akibatnya, menyebabkan kulit lebih kering. Pakar kecantikan mempertimbangkan pro dan kontra dari puasa kulit ini.

Usung Konsep Skincare Infused, Shandy Purnamasari Hadirkan Inovasi Perawatan Kulit Terkini

Bagaimana semua ini dimulai?

Ide awal untuk melakukan puasa kulit adalah melewatkan pelembab malam selama satu atau dua minggu dan menggunakan make-up setidaknya hanya seminggu sekali. Alasannya, ini akan membantu menormalkan sekresi minyak alami pada kulit, yang telah melemah dan atau ditekan oleh pelembab yang berlebihan. Jika kulit terasa kering, disarankan untuk menggunakan pelembab malam yang lebih banyak, dan menerapkan pelembab malam yang lebih sedikit untuk kulit berminyak. Namun, ide ini sekarang diubah, dengan lebih banyak orang disarankan untuk benar-benar menghilangkan produk kulit untuk satu, dua atau tiga hari.

Rutin Pakai Skincare, Pratama Arhan Punya Tips Tetap Tampil Fresh di Tengah Panas

Dokter kulit Dr Batul Patel mengatakan, “Tampaknya ada beberapa informasi yang salah tentang definisi yang tepat dari 'puasa kulit', di mana orang-orang telah mengklaim sepenuhnya berpantang dari produk-produk perawatan kulit, ini bukan ide aslinya. Tapi yang benar, puasa kulit itu hanya menghentikan total seluruh penggunaan produk perawatan kulit untuk beberapa hari saja, bukan untuk selamanya. "Karena, menghentikan secara total penggunaan produk kulit dapat menyebabkan beberapa masalah seperti kerusakan akibat sinar matahari, kulit terbakar, kulit kering, kulit tidak toleran, jerawat, dll.”

Batul Patel menambahkan bahwa untuk kulit yang sehat, rutinitas perawatan kulit yang baik, sesuai dengan jenis kulit perlu diikuti. Itu harus terdiri dari pembersih, tabir surya, krim siang dan krim malam. Krim malam sangat penting karena membantu memperbaiki kerusakan yang dilakukan pada siang hari. Ini secara khusus diresepkan oleh dokter kulit berdasarkan masalah kulit tiap individu dan belum tentu diresepkan juga pelembabnya.

Puasa kulit versi ekstrem

Seperti halnya tubuh, kulit kita juga membutuhkan nutrisi dan perbaikan setiap hari, dan membuatnya kelaparan dengan melepaskan semua produk kulit seperti melakukan diet ekstrem di mana kamu hanya hidup di atas air. Batul berbagi tentang bahaya puasa kulit terlalu ekstrem. Ia mencontohkan, misalnya, melewatkan tabir surya dapat menyebabkan kulit terbakar atau ruam karena kepekaan terhadap sinar matahari. Melewatkan krim anti-oksidan malam hari akan mencegah kulit pulih dengan cepat. Selain itu, bagi individu yang sedang menjalani pengobatan untuk jerawat atau pigmentasi, menghilangkan rutinitas malam hari dapat semakin memperburuk jerawat tersebut. Dan bagi mereka yang telah melakukan pengelupasan pada wajah, rencana perawatan kulit pasca perawatan sangat penting untuk diikuti untuk perbaikan kulit. Juga, tampaknya tidak ada penelitian ilmiah yang substansial untuk membuktikan manfaat puasa kulit.

"Faktanya, ada banyak penelitian yang membuktikan manfaat dari rencana perawatan kulit harian yang baik.”

Dermatologis, Dr Geeta Fazalbhoy juga setuju, puasa kulit terlalu ekstrem bisa berbahaya. Ada kekhawatiran yang berkembang bahwa banyak orang menggunakan produk kulit secara berlebihan, tidak memberi kulit cukup waktu untuk sembuh dan pulih, dan mungkin itulah mengapa versi puasa kulit ekstrem ini menjadi populer. Dan meskipun masuk akal untuk membatasi penggunaan produk kulit setiap hari, benar-benar pergi tanpa produk perawatan kulit mungkin tidak bekerja untuk semua jenis kulit.
"Bagi mereka yang tertarik mencoba versi puasa kulit ini, saya akan merekomendasikan mereka setidaknya menggunakan tabir surya dan pembersih ringan bebas sabun setiap hari.”

Batasi pelembab

Dr Sama Rais, dokter kulit dan ahli kosmetologi, mengatakan, “Mematikan penggunaan produk kulit sepenuhnya hanya dapat memperburuk kondisi kulit tertentu seperti jerawat. Sebagai gantinya, orang harus menghindari melapisi kulit mereka dengan terlalu banyak produk karena dapat membuat pori-pori tersedak dan dapat menyebabkan berjerawat. Oleskan tabir surya setiap hari sebelum melangkah keluar dan tetap dengan satu atau dua krim, daripada pelembab."

Sederhananya, puasa kulit seperti diet ekstrem yang pada akhirnya mungkin akan lebih banyak menimbulkan bahaya daripada manfaatnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya