Anak Zaman Now Lebih Pilih Jadi Selebgram Ketimbang Ngebatik?

Iwet Ramadhan
Sumber :
  • VIVAnews/ Gestina

VIVA – Pasti sudah tak asing dengan motif batik, kan? Batik memiliki beragam motif dan menjadi warisan budaya yang harus dilestarikan oleh generasi muda. Sayangnya, anak muda saat ini cenderung tidak lagi tertarik mempelajari mengenai batik.

Hadiri Acara Trophy Tour Piala AFF Pakai Batik, Shin Tae-yong Bilang Fans Indonesia Itu ....

Hal ini tentu menjadi dampak kurang baik pada warisan budaya tersebut. Banyak anak muda yang akhirnya tidak mengetahui motif-motif batik. Padahal, jika mau eksplor lebih dalam, motif batik sangat menarik untuk dipelajari dan digunakan sehari-hari.

"Kain banyak di daerah tapi anak muda belajar membantik enggak mau. Malah pilih jadi selebgram," ujar Designer Batik Tanah Air, Iwet Ramadhan dalam temu media di kawasan Sudirman, Jakarta, Rabu 2 Oktober 2019.

Para Calon Menteri Prabowo Kompak Kenakan Batik Cokelat Tua Datang ke Istana

Iwet menuturkan bahwa melestarikan batik sudah menjadi keharusan bagi para anak muda. Apalagi, Indonesia sendiri memiliki cerita unik di tiap daerah yang dijadikan sebagai filosofi pada beberapa motif batik.

Nah, jika masih enggan untuk mempelajari cara membatik, Iwet menyarankan untuk mau mencoba mengenal beragam motif batik melalui filosofinya. Terlebih, Iwet mengakui bahwa filosofi yang diangkat memiliki makna yang cukup mendalam, lho. Bikin meleleh!

Minta Anak Muda Pakai Batik, Sandiaga Uno: Kita Menjaga Kearifan Lokal

"Batik indonesia tidak hanya cantik tapi ada filosofi di dalamnya seperti motif lasem, ceritanya lokchan atau phoniex yaitu hewan metiplogo di Mesir dan Cina. Itu menjadi simbol kekuatan perempuan dan keanggunan, jadi filosofi itu seperti kekuatan ibu untuk merawat si kecil," lanjutnya lagi.

Selain filosofi di balik motif batik, Iwet menjelaskan peran pengrajin batik juga patut diapresiasi. Dengan ketelatenan para pengrajin tersebut, motif batik menjadi nampak menarik dan mewah.

"Udah 10 tahun mendalami batik dan itu berawal dari iseng. Yang perlu dipelajari dari batik bukan kainnya, tapi tekniknya, orang yang membuat, dan cerita filosofinya. Harus terus dilestarikan dikenalkan kembali pada anak-anak sejak dini," paparnya.

Ilustrasi pakaian batik.

Padahal Batik Sudah Diakui UNESCO, Sayangnya Pengrajinnya Terus Berkurang

Batik salah satu bukti nyata perjalanan panjang akan keragaman budaya Indonesia, telah diakui UNESCO sejak 2009. Namun, banyak tantangan yang dihadapi pengrajin batik.

img_title
VIVA.co.id
17 November 2024