Kepincut Budaya Indonesia, Swiss Gelar Kompetisi Desain Batik

Kompetisi Desain Batik Swiss
Sumber :
  • VIVA/ Sumiyati

VIVA – Batik Indonesia memang sudah mendunia. Dan tahun 2019 ini merupakan tahun ke-10 sejak diakuinya batik sebagai The Intangible Cultural Heritage of Humanity oleh UNESCO.

Melestarikan Batik Tulis Batang, Sebuah Warisan Budaya yang Terancam Punah

Sebagai bentuk apresiasi, Kedutaan Besar Swiss di Indonesia bekerjasama dengan Ikatan Pencinta Batik Nusantara (IPBN), Putra Putri Batik Nusantara, dan didukung oleh Yarn & Co, menyelenggarakan Kompetisi Desain Batik Swiss. Dan malam puncak penghargaannya diselenggarakan di Mal Kota Kasablanka, Jakarta, pada Selasa, 1 Oktober 2019.

Baca Juga: Viral, Gigi Hadid Cegat Penyusup di Atas Catwalk Paris Fashion Week

Jadi Pelopor Pertama di Dunia, Batik Tulis Berkancing Emas Raih Rekor Muri

Event ini bertujuan untuk mempererat hubungan Swiss dan Indonesia dalam bidang seni dan budaya. Hal ini terlihat pada desain modern yang dikirimkan oleh para peserta kompetisi, di mana elemen khas Swiss akan terintegrasi dalam motif dan pola batik.

Juri memilih sepuluh desain terbaik yang berasal dari berbagai kota di Pulau Jawa sebagai finalis, di mana hal-hal yang menjadi dasar penilaian adalah ciri khas Swiss yang harus terintegrasi dalam desain, kreativitas, dan kesesuain dengan teknis pembuatan batik yang akan digunakan. Dari sepuluh desain tersebut, juri menentukan tiga pemenang dan satu pemenang untuk kategori desain favorit pilihan media sosial.

Tren Belanja Online Kuartal IV 2024, Fashion Lokal dan Batik Jadi Sorotan

Adalah Satya Wiragraha dari Yogyakarta yang muncul sebagai pemenang pertama. Dia menggabungkan empat unsur yang identik dengan Swiss, yaitu gunung mewakili keindahan alam Swiss, kereta trem, kota dan jam, ke dalam rancangan batiknya.

Kompetisi Desain Batik Swiss

Unsur Indonesia tentu saja tetap disertakan dalam rancangannya, yaitu teknik pembuatan batik yang menggunakan canting tembaga. Desain batiknya juga dibuat lebih kekinian, sehingga tetap kece digunakan oleh generasi millenial.

Semua desain terpilih diproduksi menggunakan teknik batik cap oleh Yarn & Co. Selanjutnya, batik tersebut dirancang dan dijahit menjadi busana kekinian khas anak muda oleh perancang busana Rizki Triana dan Nadia Juliana dari Oemah Etnik.

Desain-desain karya finalis dipamerkan dalam peragaan busana di Kota Kasablanka, Jakarta, pada Selasa, 1 Oktober 2019 dan akan dipamerkan hingga 6 Oktober 2019 dalam rangkaian Gebyar Batik Muda Nusantara 2019 yang juga dipersembahkan oleh Ikatan Pecinta Batik Nusantara dan Putra Putri Batik Nusantara 2018.

Kompetisi Desain Batik Swiss

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya