Usai Batik Betawi, Kini Jakarta Punya Batik Marunda
- Instagram @batikmarunda
VIVA – Berbeda dengan rumah susun yang lain, di Rusunawa Marunda, Jakarta Utara, para ibu-ibu kerap melakukan berbagai kegiatan, usai melakukan aktivitas di rumah. Salah satunya, membatik. Kegiatan ini sudah berlangsung sejak 2013.
Ibu-ibu yang tinggal di Rusunawa Marunda memiliki bakat terpendam, karena batik yang mereka ciptakan sangat unik dan berbeda dengan yang lain, sehingga memiliki daya jual dan menjadi salah satu ikon kebanggaan Pemprov DKI Jakarta.Â
Hingga kini, koleksi batik yang mereka ciptakan sudah sangat banyak. Untuk menampung dan memperkenalkan karya Batik Marunda, Yayasan Meek Nusantara mengadakan fashion show bertajuk Menyentuh Hati Mengubah Hidup, yang diadakan di LaModa, Plaza Indonesia.
"Kami melihat sangat banyak potensi orang-orang yang tinggal di Rusunawa Marunda. Kami hanya memberi dukungan banyak orang yang berbakat di sana. Dan masih banyak potensi yang belum tergali," ujar perancang Mira Hadiprana di lokasi acara, Jumat 27 September 2019.
Lebih lanjut ia menjelaskan, batik Marunda sangat berbeda dengan batik-batik yang lain. Jika dulu ada batik Betawi, kini Jakarta memiliki koleksi batik baru bernama batik Marunda, yang lebih banyak mengedepankan motif flora dan fauna yang ada di Indonesia.Â
"Batik Marunda seperti lukisan, dan bisa dikombinasikan dengan berbagai bahan lain. Bisa dengan lurik Bali, atau bahan-bahan yang lain," tuturnya.
Setiap koleksi batik Marunda memiliki motif yang berbeda-beda, dan tidak ada yang sama. Tidak heran, jika harganya cukup mahal, yaitu berkisar Rp1,5 juta hingga 1,75 juta, karena keseluruhannya adalah batik tulis.
Sebagian besar batik Marunda didesain oleh Wendy Sibarani. Sedangkan untuk pewarnaannya, diserahkan pada ibu-ibu yang tinggal di Rusunawa Marunda.Â
Pada fashion show Menyentuh Hati Mengubah hidup, total ada 36 looks yang ditampilkan. Yayasan Meek Nusantara menggandeng beberapa desainer dari merek ternama, di antaranya (X)S. M. L, SAMA SAMA, Aline, Culture Edge dan Mira Hadiprana for Indonesia.Â