Logo ABC

Fesyen Ternama Australia Pakai Produk Hasil Eksploitasi Muslim Uighur

Dilnur Abdurehim memegang pesan yang meminta bantuan selama berlangsungnya percakapan di telepon dengan saudarinya.
Dilnur Abdurehim memegang pesan yang meminta bantuan selama berlangsungnya percakapan di telepon dengan saudarinya.
Sumber :
  • abc

Google Earth

Sejumlah merek internasional seperti H&M, Adidas dan Esprit dilaporkan juga menyelidiki atau telah menangguhkan hubungan mereka dengan pabrik yang mempekerjakan secara paksa warga Muslim Uighur Huafu.

UNIQLO, Nike, dan PVH Corp - perusahaan di belakang Calvin Klein dan Tommy Hilfiger - mengatakan mereka sedang menyelidiki isu kerja paksa di Xinjiang. Nike misalnya mengaku sedang meninjau apakah rantai pasoknya mengambil bahan dari wilayah tersebut.

Ikea mengakui sekitar 15 persen kapasnya berasal dari Xinjiang, tetapi tidak mengetahui adanya kerja paksa. Merek fesyen Australia Dangerfield mengatakan 7 persen kapas yang mereka gunakan dipasok dari Xinjiang, tapi telah memeriksa pabrik-pabrik mitranya dan pemasoknya menandatangani perjanjian untuk tidak membeli kapas dari kamp-kamp kerja paksa.

Sedangkan Woolworths mengatakan, pemasok kapas mereka yang dijual dengan merek Big W kemungkinan berasal dari Xinjiang.

Pria uighur Seorang pria Uighur menyaksikan sebuah truk yang mengakut polisi militer di Xinjiang.

Reuters

Sedangkan sejumlah merek terkenal Australia juga masih dipertanyakan sumber pasokan bahan baku mereka. Just Group, yang memiliki merek fesyen Just Jeans, Dotti, Jacqui E, Peter Alexander, Portmans dan Jay Jays, mengaku 84 persen rantai pemasok dari produk mereka berasal dari China.

Demikian pula kelompok Noni B, yang memiliki merek seperti Rockmans, Katies, Liz Jordan, W.Lane, Table Eight, Rivers, Millers, Crossroads and Autograph, mengatakan China adalah salah satu dari empat pemasok utama dan tidak mengesampingkan produk mereka berasal dari Xinjiang .