Mahasiswa Italia Rancang Busana dengan Wastra Indonesia

Busana rancangan mahasiswa KOEFIA
Sumber :
  • KBRI Roma

VIVA – Sebanyak 46 busana rancangan mahasiswa Akademia Adibusana (Accademia di Alta Moda) KOEFIA sukses menyita perhatian seluruh pengunjung yang hadir dalam penutupan Pekan Mode Roma (Altaroma – Rome Fashion Week), Minggu, 7 Juli 2019 waktu setempat di di kompleks Pratibus District Roma.

Hadiri Acara Trophy Tour Piala AFF Pakai Batik, Shin Tae-yong Bilang Fans Indonesia Itu ....

Dalam pagelaran adibusana itu KOEFIA bekerjasama dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Roma. Pagelaran tersebut juga sebagai peringatan 70 Tahun hubungan Diplomatik Indonesia - Italia. KBRI Roma menyediakan beragam wastra Indonesia untuk diolah sesuai interpretasi para siswa di bawah bimbingan para dosen. 

Proses persiapan dan pengerjaan karya memakan waktu sekitar enam bulan. KBRI Roma juga memberikan presentasi mengenai wastra Indonesia untuk membekali pengetahuan para siswa.

Indonesia International Modest Fashion Festival 2024, Pamerkan Wastra dari Sabang sampai Merauke

Seluruh koleksi yang ditampilkan memakai material yang dipadukan dengan beragam wastra Indonesia seperti kain batik dan tenun. KOEFIA mengusung tema 'Memorabilia: Impossible Wardrobe' yang menampilkan memori dari masa ke masa dengan menggali beragam gaya yang sempat menjadi tren pada masanya.

Seluruh desain dibuat menggunakan beragam wastra Indonesia sebagai elemen inti, berpadu dengan material kain lainnya seperti katun, linen dan teknik bordir serta aplikasi.

Para Calon Menteri Prabowo Kompak Kenakan Batik Cokelat Tua Datang ke Istana

Para desainer yang tak lain merupakan mahasiswa tingkat tiga tersebut mengerjakan dan menjahit dengan tangan mereka sendiri, sebagaimana tradisi yang ada di sekolah mode terkemuka itu. Koleksi busana tersebut merupakan hasil interpretasi terhadap wastra Indonesia oleh para siswa KOEFIA yang berasal dari berbagai daerah di Italia maupun dari luar negeri, yakni Iran, Libya, Peru, Russia dan Swiss.

Koleksi adibusana khusus musim dingin seperti jaket dan overcoat gaya 60-an atau 80-an hadir dengan motif batik atau pun tenun. Ada juga jumpsuit yang berbahan dasar  kain batik dengan motif megamendung, serta  busana modest (tertutup) dengan kain batik yang dilapisi plastik.

Seluruh koleksi busana tersebut sukses mendapat sambutan meriah dari 400 tamu undangan yang terdiri dari pelaku industri mode, jurnalis dan korps diplomatik.

Brand fesyen dunia Balenciaga pun memberikan penghargaan kepada siswa berprestasi KOEFIA. Penghargaan tersebut diberikan langsung oleh Valeria Catania, yang dinilai berbakat di bidang produksi busana dan membantu menjahit di salah satu butik ternama.

Antonio Lo Presti selaku Pimpinan KOEFIA mengatakan, konsep 'Memorabilia' mode dari masa ke masa berhasil memadukan dua budaya yang jauh berbeda. Ini merupakan kombinasi yang tak biasa dan hampir mustahil, namun ternyata sangat menginspirasi.

Duta Besar RI untuk Italia, Esti Andayani menyampaikan harapannya agar kolaborasi ini para perancang muda terinspirasi untuk menghasilkan karya lintas budaya yang dapat mendorong saling pengertian bagi dunia yang lebih baik. 

"Mode lebih dari sekadar proses merancang busana, yaitu bentuk ekspresi untuk memahami dunia di sekitar kita. Pagelaran malam ini menghadirkan paduan dari warisan budaya Indonesia dan Eropa, melintasi batas ruang dan waktu," kata Esti.

Seluruh koleksi nantinya akan dipamerkan di KBRI Roma pada 10 Juli 2019 untuk memberikan kesempatan kepada para pecinta mode mengenali lebih dekat karya para siswa mode di Roma Italia yang dikenal dengan kota Mode.(nsa)

Ilustrasi Kain Tenun Bima.

Merajut Identitas: Upaya Mengenalkan Tenun Bima ke Pentas Dunia

Di balik keindahannya, tenun di Bima menghadapi banyak tantangan. Mulai dari sulitnya akses bahan baku alami, minimnya dukungan pemasaran, hingga keterbatasan modal.

img_title
VIVA.co.id
4 November 2024