Sentuhan Batik Kawung untuk Seragam Hari Raya

Batik Kawung
Sumber :
  • Istimewa

VIVA – Dalam beberapa tahun belakangan, tren modest fashion memang banyak digemari wanita Indonesia. Namun, modest fashion yang ada saat ini kebanyakan lebih didominasi busana berwana pastel dengan motif yang sederhana.

Hadiri Acara Trophy Tour Piala AFF Pakai Batik, Shin Tae-yong Bilang Fans Indonesia Itu ....

Sangat jarang desainer yang berani memadukan nuansa kain tradisional Indonesia, dengan modest fashion. Hanya ada beberapa desainer yang berani memadukan kedua elemen itu. Salah satunya ialah Dewi Permata desainer dan owner Kiciks Muslimah. Sejak  tiga tahun belakangan, ia fokus mengangkat budaya Indonesia melalui keindahan kainnya.

“Sebelumnya, kami mengangkat Tenun Minang, Sasade dari Tenun Lombok, dan kali ini kami angkat keindahan batik dengan inspirasi motif Kawung, Ceplok Grompol, dan Nitik Karawitan yang didesain khusus menjadi busana muslim batik spesial untuk Ramadan tahun ini,” ujar Dewi dalam keterangan tertulisnya kepada VIVA.

Para Calon Menteri Prabowo Kompak Kenakan Batik Cokelat Tua Datang ke Istana

Sebelumnya, Dewi bersama sang suami Rosy Andreas melakukan riset ke Yogyakarta, sekaligus mencari inspirasi motif kain batik kepada para pengrajin batik hingga akhirnya memilih motif tersebut.

Koleksi Ramadan ini diberi nama “Adikara Batik Series” by Kiciks, yang didesain dengan memadukan inspirasi motif batik Kawung, Ceplok Grompol, dan Nitik Karawitan yang penuh dengan makna.

Minta Anak Muda Pakai Batik, Sandiaga Uno: Kita Menjaga Kearifan Lokal

"Batik Kawung merupakan motif untuk orang yang berhati bersih, nitik karawitan bermakna kebijaksanaan, dan Ceplok Grompol berarti berkumpulnya harapan dan kebahagiaan," ungkap Dewi yang tengah mempersiapkan sebuah buku bertema “Couplepreneur” bersama sang suami.

Ia menjelaskan, konsep busana muslim “Adikara Batik Series” ini didesain dalam bentuk dress, tunik, dengan khimar. Warna yang dihadirkan ada dua macam, yaitu Forest Brown dan Deep Artic Blue. Untuk koleksi Ramadan ini, ia menghadirkan koleksi satuan, couple hingga seri keluarga, yaitu orangtua dan anak-anak.

“Saya melihat masih jarang masyarakat yang menggunakan busana muslim dari batik. Padahal, koleksi ini tidak hanya bisa dipakai untuk Ramadan saja, tetapi bisa juga untuk menghadiri kondangan,” kata Dewi.

Lebih jauh, ia berharap, koleksi  ini bisa memberikan kebahagiaan, kebijaksanaan dan harapan untuk para pemakainya.

Ilustrasi pakaian batik.

Padahal Batik Sudah Diakui UNESCO, Sayangnya Pengrajinnya Terus Berkurang

Batik salah satu bukti nyata perjalanan panjang akan keragaman budaya Indonesia, telah diakui UNESCO sejak 2009. Namun, banyak tantangan yang dihadapi pengrajin batik.

img_title
VIVA.co.id
17 November 2024