Siswa Sekolah Mode Italia Rancang Busana dari Ragam Wastra Indonesia

Mahasiswa Koefia
Sumber :
  • KBRI Roma

VIVA – Indonesia bukan cuma kaya budaya. Dari keberagaman yang ada, Indonesia pun memiliki wastra Nusantara yang juga beraneka ragam.

Melestarikan Batik Tulis Batang, Sebuah Warisan Budaya yang Terancam Punah

Corak, motif dan warnanya yang cantik, cocok dipadukan dengan apapun. Karena kaya akan wastra Nusantara, hal ini menarik perhatian para mahasiswa sekolah mode KOEFIA di Roma untuk berkreasi menciptakan suatu karya dengan wastra Nusantara.

Lewat rilis yang diterima VIVA, KBRI Roma memperlihatkan aktivitas mereka. KBRI Roma pun ikut membantu mempersiapkan mahasiswa Sekolah Mode KOEFIA di Roma untuk berkreasi membuat rancangan dengan menggunakan ragam wastra nusantara. Karya terpilih akan ditampilkan pada Rome Fashion Week/Altaroma bulan Juli 2019 mendatang.

Jadi Pelopor Pertama di Dunia, Batik Tulis Berkancing Emas Raih Rekor Muri

Sebanyak 40 mahasiswa dan tenaga pengajar sekolah mode KOEFIA di Roma, Italia pada Selasa 26 Maret 2019 datang ke KBRI Roma untuk mempelajari wastra Indonesia. Acara dibuka oleh Duta Besar RI Esti Andayani yang menyampaikan bahwa kerja sama dengan KOEFIA kali ini sangat tepat waktu, seiring dengan momentum Peringatan 70 tahun Hubungan Diplomatik Indonesia – Italia, dengan tema utama perayaan adalah promosi kerja sama industri kreatif dan UKM.

Fashion dan desain adalah salah satu elemen penting ekonomi kreatif, yang menjadi tema utama dari Peringatan 70 Tahun Hubungan Diplomatik RI – Italia tahun ini,” ujarnya.

Tren Belanja Online Kuartal IV 2024, Fashion Lokal dan Batik Jadi Sorotan

Mahasiswa Koefia

Duta Besar RI juga berharap agar para mahasiswa KOEFIA dapat terinspirasi dari acara ini untuk proses kreatif selanjutnya, menghadirkan interpretasi atas nilai dan warisan budaya kain Indonesia dalam rancangan busana mereka.

Pada kesempatan ini, Wakil Kepala Perwakilan RI, J.S. George Lantu mempresentasikan beragam wastra Indonesia termasuk batik, tenun, dan ikat. Dia menjelaskan sejarah, jenis, arti dan nilai-nilai penting dari wastra Indonesia dan para mahasiswa diberi kesempatan untuk melihat, memegang dan mencermati berbagai wastra yang tersedia.

Ada pula demonstrasi membatik oleh Ranty Yustina Dewi, mahasiswi program Master dari Universitas Calabria. Para mahasiswa antusias mencoba membuat gambar dengan canting dan malam di atas sehelai kain.

“Menakjubkan sekali mempelajari pembuatan batik, cara pemakaian, serta arti yang berbeda dari berbagai motif,” ujar Caterina.

Sementara Adna, siswa lainnya berujar, “Belajar membatik ternyata sangat menyenangkan, batik penuh dengan warna dan keindahan alam persis seperti Indonesia.”

Untuk memberikan gambaran yang lebih nyata, ibu-ibu Dharma Wanita Persatuan KBRI Roma pimpinan Lona Hutapea melakukan peragaan busana beragam jenis kain dan pakaian Indonesia dalam desain tradisional maupun modern yang mendapatkan apresiasi dari para mahasiswa mode.

Sebagian mahasiswa yang hadir tampak serius mempelajari padu-padan kain, cara dan seni memakai kain batik yang disampaikan, salah satunya oleh Dubes Esti Andayani. Sementara Profesor Giovanni Di Pasquale, Direktur Sekolah Mode KOEFIA menyampaikan apresiasinya atas kesempatan bagi para mahasiswanya untuk lebih dalam mengenal kain Indonesia.

“Indonesia menghasilkan produk-produk yang sangat indah, kolaborasi antara kain Indonesia dengan kreasi dan tradisi Italia akan menghasilkan produk akhir yang luar biasa,” ucapnya.

Sementara Bianca Lami, dosen senior yang pernah beberapa kali menjadi juri di Indonesia Fashion Week (IFW) di Jakarta menyampaikan bahwa para mahasiswa telah mendapatkan pengalaman yang sangat autentik, memasuki atmosfer cahaya, kostum, warna, dan teknik kain Indonesia. Hal ini merupakan landasan referensi yang penting untuk menciptakan koleksi yang bermakna sebagai meeting point Indonesia dan Italia, terutama dalam rangkaian Peringatan 70 Tahun hubungan kedua negara. (rna)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya