Kebaya Imlek Anne Avantie, Perpaduan Gaya Cheongsam dan Batik

Kebaya Imlek karya Anne Avantie
Sumber :
  • Anne Avantie

VIVA – Menjelang perayaan Tahun Baru Imlek, Anne Avantie kembali menghadirkan karya terbarunya. Jika busana Imlek umumnya kental dengan gaya Cheongsam dan warna merahnya, Anne Avantie justru memadukannya dengan kain batik yang merupakan ciri khasnya.

Fadli Zon: Reog Ponorogo, Kebaya dan Kolintang Bakal Diajukan Jadi Warisan Dunia ke UNESCO

Semua koleksi tersebut ditampilkan di Pasar Tiban 23-Kampoeng Peranakan, AEON Mall BSD City, baru-baru ini. "Pasar Tiban ‘Kampoeng Peranakan’ tidak hanya pameran busana saja, namun Pasar Tiban juga mengajak pengunjung untuk dapat menghargai warisan budaya Indonesia," kata Anne dalam siaran persnya.

Dalam karya terbarunya, desainer yang telah berkiprah lebih dari 30 tahun ini, berusaha memadukan unsur budaya Tanah Air, dengan budaya Tiongkok. Untuk itu, ia mesti melakukan riset untuk mengawinkan dua kebudayaan sekaligus.

Hadiri Acara Trophy Tour Piala AFF Pakai Batik, Shin Tae-yong Bilang Fans Indonesia Itu ....

"Pada saat saya ingin membuat kampung peranakan, maka saya belajar. Bagaimana sih peranakan. Leher Cheongsam bisa enggak untuk kain batik. Saya belajar. Paling indah kita bicara kampung peranakan. Membuat sesuatu hal tak biasa," paparnya.

Hal inilah yang tergambarkan dalam sebuah kain batik dengan motif yang terinspirasi dari gaya busana Chinese. Sementara untuk warna, ia tetap menghadirkan warna merah sebagai warna dominan, yang dipadukan dengan putih dan juga hitam.

Bingung Memilih Kebaya? Kenali 5 Aturan Pemakaian Kebaya dalam Acara Formal!

Busana Imlek karya Anne Avantie

Sebagai informasi, PASAR TIBAN “Kampoeng Peranakan” yang digelar 31 Januari-13 Februari 2019 ini menyajikan beragam talkshow inspiratif di dunia fesyen. Mulai dari tema 'Padu Padan Kebaya Bordir’, ‘Seni Melilit Kain’, ‘Sarung Emak Bersama Dewi Motik’ dan masih banyak lagi. Tak hanya itu, acara ini juga menghadirkan rangkaian acara untuk memeriahkan Tahun Baru Imlek seperti tradisi Yusheng, Tari Kipas dan pertunjukan Barongsai yang selalu dinanti tiap tahun.

Pengunjung juga bisa menikmati kuliner area Kampoeng Djajanan seperti pecel, rujak, es dawet dan aneka bubur. Selain itu, acara ini juga mengajak keluarga dan anak-anak untuk meninggalkan gadget mereka sejenak agar dapat bermain bersama serta mengenal berbagai permainan tradisional yang ada di Kampoeng Dolanan.(nsa)

Ilustrasi pakaian batik.

Padahal Batik Sudah Diakui UNESCO, Sayangnya Pengrajinnya Terus Berkurang

Batik salah satu bukti nyata perjalanan panjang akan keragaman budaya Indonesia, telah diakui UNESCO sejak 2009. Namun, banyak tantangan yang dihadapi pengrajin batik.

img_title
VIVA.co.id
17 November 2024