Jalan di Catwalk JFW 2019, Menteri Susi Minta 10 Kapal untuk Nelayan
- VIVA.co.id/Shally Syartiqa
VIVA – Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti sukses membuat panggung Jakarta Fashion Week 2019 bersorak kagum. Untuk kedua kalinya Susi menjadi model di pagelaran fashion show desainer kebaya papan atas, Anne Avantie.
Bertajuk 'Badai Pasti Berlalu', Anne memamerkan 50 look desain busana terbarunya. Yang lebih istimewa, kehadiran Menteri Susi berjalan diatan cat walk.
Tidak hanya Susi, sederet selebriti Tanah Air ikut memamerkan karya indah sang desainer, seperti Maia Estianty, Artika Saridevi, Rayi 'RAN', Mika Tambayong, Patricia Gouw, Kimmy Jayanti, Tantri 'Kotak', Kevin Julio, Surya Saputra, Marion Jola dan lainnya.
Untuk desain terbarunya kali ini, Anna sengaja memilih kain tenun sebagai objek utama rancangannya.
Menteri Susi menjadi model penutup yang mencuri perhatian para tamu undangan yang memadati venue fashion show. "Malam ini kita lihat ibu Susi keren, ganti baju terus tapi cuma boleh dipakai satu kali," kata Anne.
Susi hadir di tengah-tengah para tamu dengan balutan outer berwarna kuning bermotif tunik khas daerah Lombok dengan dalaman tank top hitam. Di bagian kepalanya, Susi mengenakan turban dengan motif tunik berwarna biru.
Sang menteri menambah gayanya pada malam hari ini dengan mengenakan kacamata hitam dan anting-anting bulat kuning. Dengan lincah Susi berjalan layaknya super model dengan mengenakan sepatu boots tinggi berwarna hitam.
Ratusan tamu sontak bertepuk tangan dan mengelu-elukan namanya. Lantas apa alasan Susi ikut memeriahkan panggung Anne Avantie?
"Saya sedang galang dana untuk bantu-bantu Donggola dan Palu. Kalau bu Anne bisa kasih 10 kapal, saya mau jalan di cat walk," kata Susi usai memamerkan koleksi busananya.
"Bu Anne, terima kasih banyak, atas nama para nelayan. Secepatnya akan dikirim kapalnya ke sana (Palu dan Donggala) dan saya tetap terbuka untuk hadirin sekalian jika ingin membantu," tutur Susi.
Untuk desain terbarunya kali ini, Anna sengaja memilih kain tenun sebagai objek utama rancangannya.
"Malam hari ini spesial buat saya karena biasanya saya tidak pernah membuat sebuah karya dari kain tenun. Saya selalu biasanya dengan kain batik, tapi kali ini ada satu perasaan yang menggelora di hati saya bahwa walaupun kita sedang tertimpa musibah, mata pencaharian harus tetap hidup," kata Anne yang dijumpai saat jumpa media di JFW Lounge, Senayan City, Jakarta, Selasa, 23 Oktober 2018.
Anne berpikir insipirasi apa yang mau diberikan, lalu ia pun mengolah kain tenun dari Lombok. Saat itu belum ada bencana di Palu lalu disusulkan oleh Palu dan Donggala.
“Pada dasarnya mata pencaharian ini harus tetap hidup, musibah terjadi pada siapapun juga. Kita tidak bisa melawan yang dinamakan kehendak Allah yang ilahi dalam setiap hidup kita. Tapi bagaimana pun ketika malam hari nanti mereka melihat "oh ternyata kain tenun bisa jadi begitu ya" jadi gradenya akan naik," tuturnya.