Anak Zaman Now Lebih Pilih Konsep Pernikahan Tradisional, Kenapa?
- Anadolu Agency/Yoma Times/Pool
VIVA – Pernikahan merupakan momen penting dan membahagiakan bagi semua orang. Tidak heran jika kedua calon mempelai menginginkan pesta pernikahan yang sesempurna mungkin, termasuk dalam mengusung konsep atau tema pernikahannya.
Seiring berjalannya waktu, ternyata masyarakat Indonesia terutama kaum milenial telah beralih dari konsep pernikahan internasional ke konsep pernikahan tradisional. Peralihan ini pun diakui oleh wedding planner dari Bunga WO, Bunga. Menurutnya, hal itu terlah terjadi sejak lima tahun ke belakang.
"Tapi tidak langsung, tapi berangsur-angsur. Kalau sebelum lima tahun belakang ini orangtua yang ingin anaknya menikah dengan menggunakan adat tradisional daerah orangtuanya," kata dia kepada VIVA di The Ritz Carlton Mega Kuningan, Jakarta, Jumat, 14 September 2018.
Dia melanjutkan, keinginan kaum milenial untuk mengusung konsep pernikahan tradisional ini, lantaran dia melihat teman atau kerabatnya yang mengusung tema yang sama.
Selain itu banyaknya kalangan pesohor seperti Wulan Guritno, Raffi Ahmad-Nagita Slavina hingga Anang-Ashanty pun mendorong kaum milenial tertarik untuk mengusung konsep pernikahan ini.
Belum lagi royal wedding putri Presiden Joko Widodo, Kahiyang Ayu dengan Bobby Nasution yang membuat publik semakin tertarik untuk menggelar pernikahan bertema tradisional.
"Dari liat teman mereka yang pernikahan tradisional lihat yang biasanya pakai jas terus pakai beskap. Dia ngelihat jadi keren. Sampai pesohor artis ini juga berikan efek domino buat kaum milenial," kata dia.
Lebih lanjut dia menjelaskan alasan lain semakin banyak milenial yang memilih konsep pernikahan tradisional adalah karena ingin merasakan makna di setiap prosesi adat pernikahan yang dijalaninya.
"Mereka enggak hanya ingin kemewahan tetapi ingin ada maknanya. Itu yang ingin diresapi. Mulai dari salaman, hingga sungkeman dengan orangtua," jelas dia.
Bbiaya pernikahan konsep tradisional pun diakui Bunga memang sedikit lebih mahal dibandingkan konsep internasional. Tak tanggung-tanggung, dia pun menyebut, biayanya bisa mencapai Rp1 miliar.
"Mahal, itu tergantung dari perias adatnya. Kalau kenamaan bisa mencapai Rp40 jutaan. Kemudian biasanya ada extra cost untuk baju seragam keluarga. Kalau bisa dibilang perbedaannya bisa 25 persen lebih mahal dibanding mengusung konsep internasional," kata dia.