Laser Picu Kulit Menghitam, Mitos atau Fakta?
- Euro Skin Lab
VIVA – Perawatan dengan menggunakan laser, memberi banyak keuntungan, seperti minim pengelupasan kulit dan hasil yang lebih cepat. Hanya saja, untuk mendapatkan kulit yang kenyal dengan laser, perlu memperhatikan beberapa hal penting.
Pada laser non-ablatif atau berarti tidak ada kerusakan di permukaan kulit, sinar laser langsung menuju target di bagian kulit lapisan kedua. Dengan begitu, lapisan kulit paling atas, tidak atau minim terkena dampaknya yang berupa pengelupasan.
"Tetapi, setelah dan sebelum laser, sebaiknya hentikan dulu krim malam atau krim yang bisa memicu pengelupasan. Ini dilakukan agar tidak terjadi iritasi kulit berlebihan," ujar Spesialis Kulit Kelamin RS Pondok Indah-Puri Indah, dr. Kardiana Purnama Dewi, Sp.KK., di kawasan Menteng, Jakarta, Kamis, 13 September 2018.
Selain itu, lanjut dia, pada laser khusus perawatan pigmentasi, cenderung memicu luka pada titik-titik yang diberikan laser. Luka tersebut kemudian mengering dan sedikit menghitam lalu menghilang dalam waktu 7-14 hari.
"Biasanya kulit akan kehitaman di beberapa titik di wajah usai laser, makanya dalam 2 minggu hindari dulu sinar matahari. Apalagi kena sinar matahari langsung saat masih sangat panas, kulit tentu langsung menghitam," kata dia.
Berbeda dengan perawatan laser pada peremajaan kulit (rejuvenation) yang tidak menimbulkan luka setelahnya, sehingga bisa langsung bebas beraktivitas, meski terkena paparan sinar matahari. Bahkan, laser pada rejuvenation juga tetap memperbolehkan pemakaian kosmetik setelahnya.
"Kalau pada laser untuk tangani pigmentasi, memang tidak boleh dulu pakai kosmetik. Cukup pakai pelembap dan sunblock. Tabir surya penting agar minimalisasi iritasi kulit,” ucapnya.