Mahasiswa Bandung Pamer Desain Busana Unik di 23 Fashion District 2018
- VIVA/ Adinda Permatasari
VIVA – Bandung memang tak salah menyandang predikat ‘Paris Van Java’. Tak hanya industri modenya saja yang besar, tapi banyak desainer-desainer berbakat lahir dari kota kebanggaan Indonesia ini.
Hal ini ditunjukkan oleh sejumlah karya dari para mahasiswa di Bandung yang sudah memiliki karya yang bisa disandingkan oleh karya-karya desainer bernama besar.
Kali ini, panggung perhelatan mode terbesar di Bandung, 23 Fashion District 2018, membuka kesempatan bagi para mahasiswa ini memamerkan karyanya. Salah satunya karya dari Riztia Nilfarisa, mahasiswa semester tujuh Telkom University, yang karyanya terinspirasi dari gaya busana streetstyle Jepang.
"Koleksinya ada tiga yang terinspirasi dari street style, loose, dan oversized," ujar Riztia kepada VIVA usai pagelaran busananya di 23 Fashion District 2018 di 23 Paskal Shopping Center, Bandung, Sabtu malam, 8 September 2018.
Selain mengambil gaya busana jalanan di Jepang, Riztia juga memberikan aksen warna-warna playful yang cerah yang menjadi ciri khas karyanya. Selain itu, Riztia juga memberikan sentuhan motif coretan tangan anak-anak dan perahu yang merupakan alat transportasi tradisional Indonesia.
Selain Riztia, sejumlah mahasiswa dari Kriya Tekstil Institut Teknologi Bandung (ITB) juga ikut menampilkan karya mereka. Ada delapan karya yang merupakan tugas akhir para mahasiswa yang dipamerkan di 23 Fashion District.
Dengan mengangkat tema 'Aggrandising Tactile', para mahasiswa ITB ini mencoba mengeksplorasi dan memaksimalkan potensi dari material melalui olahan tekstil yang diambil dari keadaan alam Indonesia. Material ini kemudian dibuat menjadi bentuk baru dengan teknik yang baru jiga.
Contohnya, tenun Bali yang dikerjakan di Majalaya. Ada pula teknik surface design, foiling, dan puff, serta penggabungan beberapa teknik sehingga menciptakan satu teknik yabg baru.