Batik untuk Milenial Tampil Lebih Stylish dan Kekinian
- Dok. SA/VI official
VIVA –Batik Indonesia sudah go international. Dunia sudah mengakui keindahan motif batik yang sarat filosofi. Tapi sayangnya, bisa dibilang minat generasi muda atau kaum milenial di Indonesia terhadap batik masih kurang. Meski kini telah banyak anak muda yang gemar dan bangga mengenakan batik, sebagian lainnya masih menganggap kalau batik itu kuno.
Untuk itu, beragam inovasi banyak ditempuh oleh para desainer untuk membuat batik terlihat lebih stylish dan kekinian. Begitu juga dengan perancang dan sutradara kreatif dari SA/VI official, Vivia Setiawan. Desainer lulusan tahun 2015 dari Raffles Design Institute Singapura itu punya cara sendiri untuk membuat batik makin dilirik generasi milenial.
Salah satunya trik Vivia ialah dengan menghadirkan batik peranakan di ajang Darpa Negari. Ia menampilkan batik dalam warna-warna pastel yang digemari generasi muda. Ia menggunakan Batik peranakan dari Pekalongan dalam motif yang sarat makna. Batik yang dipilih didominasi motif bunga yang mempunyai arti keanggunan dan kesejahteraan di usia senja, ada pula burung indah yang bermakna keanggunan dan kelembutan.
"Saya memang fokus mengolah batik. Kali ini saya pilih batik peranakan karena warna-warnanya cerah, sangat cocok untuk anak muda,” ungkap Vivia dalam keterangan pers, Senin 27 Agustus 2018.
Potongan dari setiap desain yang ditampilkan memang cenderung easy to wear. Rancangannya tetap terkesan elegan dan modern tanpa meninggalkan esensi tradisional. Sebagai pemanis, Vivia juga menambahkan elemen bordir, kristal swarovski, batu-batuan indah, serta aksen feather.
Menilik minat generasi milenial yang masih rendah terhadap batik, Vivia bercerita "Mirisnya sampai sekarang ternyata masih ada yang menganggap batik itu kuno. Makanya, saya olah batik peranakan karena motifnya lebih simpel, tidak berat, dan warnanya pun cerah, agar generasi muda mau memakai batik."
Ada banyak ragam batik Nusantara, salah satunya batik pernakan. Batik peranakan sendiri merupakan batik yang telah mendapat sentuhan berbagai kebudayaan asing seperti budaya Belanda, Tiongkok, dan Jepang. Jika batik pada umumnya didominasi oleh warna earth tone, maka batik peranakan hadir dengan warna lebih colorful. Warna cerah yang dimiliki oleh batik peranakan merupakan adaptasi dari warna yang berkembang di daerah Pantai Utara Jawa, seperti di Pekalongan, Cirebon, hingga Lasem.
Vivia berharap, dengan makin sering batik ditampilkan, makin banyak besar pula kesempatan untuk batik dilirik oleh para anak muda.
"Batik adalah warisan Nusantara yang harus dilestarikan, karena dengan melestarikan batik, tidak hanya membantu pengrajin di Indonesia untuk terus berkarya mengharumkan nama Bangsa, tetapi juga mengembangkan budaya Indonesia di kancah Internasional," kata dia.