Lima Alasan Konsep Pernikahan Tradisional Makin Jadi Tren
- VIVAnews/Ahmad Rizaluddin
VIVA – Pernikahan dengan konsep tradisional seringkali bagi kalangan milenial dianggap sebagai suatu hal yang merepotkan. Mereka cenderung ingin sesuatu yang lebih sederhana. Meski demikian, tak sedikit juga yang masih mempertahankan tradisi pernikahan tersebut sebagai momen sekali seumur hidup dan menikmati setiap tahapannya dengan berderai air mata.
Tak seperti yang terlihat, ternyata dari sisi hotel, tren pernikahan dengan konsep tradisional juga dari tahun ke tahun semakin bergerak ke arah positif. Jelang acara pameran pernikahan tradisional Kama Asmara yang akan digelar di Grand Ballroom, The Ritz- Carlton Mega Kuningan, Jakarta Selatan mulai 29 Juni hingga 1 Juli 2018, berikut ini lima fakta menarik tentang pernikahan tradisional
Pangsa pasar besar
Diakui oleh Dini dari The Ritz-Carlton Mega Kuningan, minat masyarakat untuk menggelar pernikahan berkonsep tradisional cukup tinggi dari tahun ke tahun. Bahkan untuk hotel bintang 5 yang biasanya identik dengan konsep modern, semakin tahun terlihat perbandingan yang seimbang antara pernikahan tradisional dan modern.
"Demand-nya masih banyak. Dari 2005 sampai 2010 enggak sampai 10 wedding (Tradisional) per tahun. Tapi tahun 2017, traditional wedding dengan international wedding 40 persen dari tradisional, internasional bergeser ke 60 persen. Itu quite hight. Dari situ kenapa kita bilang opportunity ada demand ada," ujarnya dalam jumpa pers di The Ritz-Carlton Mega Kuningan.
5 Adat terpopuler
Ada lima adat dalam pernikahan tradisional yang paling populer di kalangan calon pengantin. Seperti dikatakan Dian, "paling populer tradisional wedding top five Javanese, Sundanese, Padang, Palembang, Batak."
Lebih memilih hotel
Alasannya ternyata sederhana kenapa banyak pasangan pengantin kini lebih memilih hotel untuk menggelar pesta dan akad pernikahan mereka dibanding menggunakan balai atau gedung pertemuan.
Hal ini karena hotel biasanya telah memberikan banyak paket menarik pernikahan. Seperti akomodasi, ruang serba guna, ruang ganti, akad, diberikan gratis dan tak dikenakan charge atas penggunaan berbagai alat elektronik.
Akar kuat
Alasan lain mengapa konsep pernikahan tradisional masih terus menjadi pasar menggoda banyak pihak adalah, masyarakat Indonesia masih memiliki akar yang sangat kuat melekat dengan tradisi daerah mereka masing-masing.
Terlebih kalangan orang tua yang biasanya masih mempertahankan nilai-nilai luhur dari setiap langkah yang harus dilewati dalam pernikahan tradisional.
Menikmati momen sekali seumur hidup
Pernikahan adalah momen sekali seumur hidup yang tidak bisa dilupakan, sehingga setiap pasangan memiliki keinginan untuk mewujudkan impian mereka ternyata benar adanya. Hal tersebut juga dikatakan oleh Eva Pudjojoko dari Rumah Kebaya.
"Momen tidak bisa dibeli lagi, perkawinan itu dengan pernik-pernik tradisionalnya, tidak bisa dibeli lagi. Kalau aku, tradisonal tetap ngena di hati aku," ujarnya.