Dokter Bikin Baju Paduan Budaya Hungaria dan Nusantara
VIVA – Ide muncul kapan dan di mana saja. Bila tak percaya, tanya saja ke drg. Haris Desitawati. Dokter cantik itu menelurkan ide desain baju apik ketika dia melancong ke Hungaria. Berkolaborasi dengan dua temannya, lalu lahirlah ASAklambi Etnik, produk fesyen perpaduan bordir dan baju etnik khas Nusantara.
Selain Haris Desinawati, ASAklambi Etnik hadir karena buah tangan dua temannya, Sandra Kresnawidjaja dan drg. Nina S Wegati Mardi Mulyani. Ketiganya beda-beda profesi, tapi sama-sama hobi dalam hal mereka-reka busana. Karya mereka dipamerkan dalam Tibute to Indonesian Women di sebuah hotel di Surabaya, Jawa Timur, pada Minggu, 6 Mei 2018.
Ada 36 baju karya tiga desainer cantik itu yang dipamerkan dan diperagakan di atas catwalk oleh model berprofesi dokter dan mahasiswi kedokteran gigi. Temanya kebaya, outer, coat, dan casual. Disebut etnik karena kain yang mereka desain diambil dari produk khas Nusantara, seperti batik, tenun, lurik, dan linen goni. Bordir dengan warna cerah lalu ditata sebagus mungkin pada kain tersebut.
"Ide itu muncul ketika saya ke Hungaria tahun 2017, saat melihat bordir di sana sangat bagus sekali. Ada perpaduan warna yang cerah dan itu membuat saya tertarik untuk mengkombinasikannya dengan kain-kain Nusantara," kata Haris Desinawati kepada wartawan.
Sepulang dari Hungaria, dia lantas mencoba-coba memadukan bordir dengan batik di Surabaya. Koleganya yang tahu merespons positif. Nah, dari situlah dimulai bisnis baju ASAklambi Etnik tersebut. "Setiap kali saya pakai bordir kain batik desain saya, ternyata banyak yang tertarik," ujarnya.
Selain pamer busana ASAklambi Etnik, digelar pula talk show tentang kecantikan dalam Tibute to Indonesian Women. Talk show membahas tentang Beauty Defect Repair atau BDR dengan pembicara dr. Rachmadewi Wimbo. BDR adalah prosedur perawatan kulit dengan teknologi dari Jerman. (mus)