Jaket Jokowi dan Tuduhan Terbelahnya NKRI, Desainer Santai
VIVA – Penampilan orang nomor satu Indonesia kerap mengundang perhatian, apalagi kalau yang dikenakannya tergolong unik. Seperti jaket denim dengan tema budaya Indonesia milik Jokowi. Jaket denim itu terlihat dikenakan oleh Jokowi pada dua acara berbeda. Pertama saat touring ke Sukabumi pada 8 April 2018 dan saat peresmian Ajang Indonesia International Motor Show (IIMS) 2018 pada 19 April 2018.
Desain jaket yang menggambarkan semangat Indonesia itu, banyak mendapat pujian. Jaket denim tersebut dibuat custom bagi sang Presiden oleh fesyen brand lokal, Never Too Lavish.
Jokowi yang memesan secara langsung kepada tim Never Too Lavish minta dibuatkan sesuatu dengan sentuhan budaya atau kesenian indonesia. Jadilah sehelai jaket custom yang dikerjakan selama 10 hari, dengan motif yang dibuat handmade.
Baca juga: Jaket Denim Jokowi Saat Touring Jadi Viral
Pada bagian depan jaket, tergambar peta kepulauan Indonesia. Bagian belakang bertuliskan 'Indonesia' dalam latar merah putih, di mana pada masing-masing huruf terlukis macam-macam budaya dari berbagai suku bangsa di Indonesia. Jika diperhatikan ada lukisan penari bali, topeng bali, wayang, budaya lompat batu, wajah orang Papua hingga motif batik.
Tapi, ada saja pihak yang merasa tidak suka dan melontarkan kritik. Hal itu sempat membuat berang putra pertama Jokowi, Gibran Rakabuming. Lewat akun instagramnya chillipari, ia meluapkan kekecewaannya terhadap postingan akun @sr23_official.
akun @sr23_official menuding "Jokowi bangga memperlihatkan Indonesia terbelah". Dari mana tudingan ini muncul, ternyata berasal dari gambar kepulauan Indonesia yang 'terbelah' pada jaket yang dikenakan sang Presiden.
Singkatnya, Gibran meminta semua pihak untuk menghargai kerja keras anak bangsa, karena jaket yang dikenakan oleh bapaknya itu merupakan buah kreatifitas.
Baca juga: Jaket Denim Buatan Lokal yang Jadi Kesayangan Jokowi
Lalu bagimana tanggapan pihak Never Too Lavish sebagai desainer jaket tersebut?
Dihubungi VIVA, Muhammad Haudy sebagai founder Never Too Lavish mengatakan, "Desain ini sudah kami pikirkan baik-baik, itu kan jaket, rule-nya itu ketika ada artwork yang lebih banyak gambar di belakang ketimbang di depan. Karena akan aneh kalau ada gambar yang banyak malah di depan. Dan makanya peta Indonesia di depan tulisan huruf Indonesia di belakang, dan jaket itu kan harus dicopot, ya. Terus ada yang bilang kenapa ga tulisan indonesia aja yang di depan, karena bakalan sama saja. Akan ada aja yang bilang kalau nanti Indonesia terbelah. Jadi komentar negatif pasti ada dan selalu ada. Tapi saya rasa yang mengapresiasi lebih banyak dibanding yang negatif, komentar negatif kita dengerin aja. Saya rasa niat Pak Presiden luar biasa bagus. Dia mendukung kreatifitas anak bangsa dan meningkatkan rasa percaya diri kita," tutupnya.
Bagaimana pun, komentar negatif tidak menyurutkan minat masyarakat untuk memiliki jaket serupa milik Jokowi.
Diakui Haudy, pihaknya sedang mempertimbangkan untuk memproduksi jaket itu secara massal.