Fesyen Mewah Terinspirasi dari Warna Cat Dinding
- VIVA/ Isra Berlian
VIVA – Gelaran Fashion Nation ke-12th (FNXII) yang berlangsung di Senayan City Jakarta Pusat, Senin malam 16 April 2018 berlangsung sukses. AkzoNobel-- perusahaan cat terkemuka melalui Dulux Ambiance berkolaborasi dengan desainer ternama seperti Barli Asmara, Diana Putri, dan desainer aksesori Yuling Hoo dari Brand Le Ciel.
Kolaborasi perusaahaan cat dinding dengan beberapa desainer terkemuka itu mulai dari merancang busana dan aksesori fesyen yang terinspirasi dari rangkaian warna Dulux Ambience seperti Linen, Marble, Metallic dan Colour Motion.
Presiden Direktur PT ICI Paints Indonesia (AzkoaNobel Decorative Paints Indonesia), Jun de Dios mengutarakan bahwa, kolaborasi dengan para desainer merupakan cara yang istimewa dalam menyampaikan dan menyoroti tren, baik di konsep interior maupun mode.
"Di minggu perayaan Hari Kartini, kami mendedikasikan koleksi Dulux Ambiance bagi para wanita Indonesia agar dapat mengekspresikan aspirasi pribadinya dengan memperbaharui tampilannya baik melalui inspirasi interior rumah maupun fashion statement untuk meraih tujuan dalam hidupnya," ungkap Jun di Senayan City Jakarta.
Barli Asmara juga mengungkapkan, dalam pagelaran itu, 10 busana ditampilkannya, mengusung semangat pemberdayaan perempuan dengan mengaplikasikan warna emas, rosegold, offwhite, hingga silver. Seluruh warna ini diberikan sentuhan mewah yang terinspirasi dari zaman Kerajaan Monarki.
"Tema saya Metalik Magnetik di mana unsur kekuatan baju itu di abad 18 yang kuat dengan Duchess, kerajaan dan monarki tapi dimodernkan di 20, 30, 40, 50 ambil volumenya, siluet tangannya, loncengnya. Inspirasi diambil dari kerajaan monarki," ungkap dia.
Dia pun tidak menyangka tema metalik magnetik yang dibawakannya berhubungan erat dengan warna cat.
"Setelah itu saya buka buku jurnal atau buku panduan duluxe di situ ada menyebutkan warna Monarki Gold. Setelah ditelusuri itu unsur keemasan di zaman Monarki atau kerajaan," ungkap dia.
Dia menambahkan look yang ditampilkannya, menggunakan beberapa bahan seperti linen, velvet, tule hingga jacquard.
"Kalau dilihat dari unsurnya duluxe ambiance ini ada velvet, linen, marble, sama saya ambil velvet itu karena bisa dijadikan detail seperti bunga, linen jadi baju, kalau marble ada satu lagi desain yang sebenarnya kalau dilihat tidak rata tapi bergerak gitu, saya ambil dari situ," terang dia.
Di sisi lain, dia menyebut kesulitan dalam menghasilkan karyanya ini adalah membayangkan koleksi itu apa hubungannya dengan home decor, cat.
"Tantangannya kita punya linen, saya enggak pernah menghubungkan baju linen dengan kultur. Kalau modest wear di hari raya pakai linen. Itu gampang buat outer, celana kerut-kerut bahan lain mudah. Kalau velvet terus terang aku enggak pernah full termasuk linen," jelas dia.
Dia menambahkan, dengan adanya tantangan ini, dia pun bisa mengedukasi dirinya sendiri dalam mengembangkan kreativitas menciptakan sesuatu.
"Bagaimana personal diri aku bisa mempunyai kreativitas dan mengeksplor tidak hanya di satu titik tapi banyak, dengan melihat di sekitar," jelas dia.