Begini Cara Gula Rusak Kulit Hingga Sebabkan Keriput
- Pixabay/Publikdomainpictures
VIVA – Jika Anda berpikir gula hanya akan memengaruhi lingkar pinggang saja, Anda salah. Karena, gula juga bisa berdampak buruk pada kulit Anda.
Saat Anda mengonsumsi banyak gula dan karbohidrat olahan seperti nasi putih, roti, dan pasta, kadar gula darah dalam tubuh akan meninggi dan terus seperti itu.
Akibatnya, molekul gula secara permanen akan mengikat protein, termasuk kolagen dalam kulit, proses yang dikenal sebagai glikasi. Hal ini membuat reaksi kimia di kulit yang membuat permukaannya lebih kaku dan tidak fleksibel, sehingga memicu penuaan dini dan membuat kulit lebih keras dan berkeriput.
Glikasi merupakan kerusakan pada kulit dari dalam karena konsumsi gula berlebih. Proses ini mengakibatkan tiga tanda penuaan yang tidak kita inginkan, yaitu keriput, garis halus, dan perubahan warna.
Proses ini juga bahkan bisa menyebabkan kulit menjadi kendur karena baik kolagen maupun elastin dirusak dan menjadi cacat.
Dilansir dari laman The Sun, sebuah studi yang dipublikasikan di Journal of the American College of Nutrition, di mana para peneliti meneliti pola makan dari 453 orang dewasa yang tinggal di negara-negara berbeda, dan menemukan bahwa mereka yang mengonsumsi ikan, minyak zaitun, dan legume lebih banyak, kerentanannya lebih rendah mengalami keriput dibandingkan mereka yang mengonsumsi daging, butter, produk susu tinggi lemak, dan gula lebih banyak.
Secara khusus, daging yang diolah, minuman bersoda, dan kue-kue pastri berkaitan dengan kulit yang lebih keriput. Sedangkan kacang-kacangan, sayuran berdaun hijau, asparagus, kacang, zaitun, apel, dan pir diasosiasikan dengan penuaan kulit yang lebih sedikit.
Produk akhir glikasi tingkat lanjut tidak hanya menyebabkan serat protein menjadi salah bentuk, tapi juga berkontribusi terhadap kerusakan jaringan ikat, peradangan, penyakit jantung, dan diabetes.
Pilihan pola makan dan gaya hidup bisa memengaruhi seberapa cepat efek dari glikasi bisa terlihat pada kulit. Jadi hindarilah pola makan yang padat kandungan glikemik tinggi, yaitu tinggi gula dan korbohidrat olahan, merokok, makanan dan daging olagan, konsumsi alkohol berlebih, dan makanan yang digoreng dengan cara deep fried.
Yang terpenting adalah batasi asupan gula berlebih dan kurangi baik stres oksidatif dan oksidisasi.