Cara Merawat Batik, Do and Don't
- VIVAnews/Muhamad Solihin
VIVA – Batik sudah menjadi bagian dari keseharian orang Indonesia. Bila dulu batik hanya dipakai untuk acara-acara resmi atau formal, kini batik dikenakan dalam berbagai kesempatan.
Seiring berkembangnya industri fesyen batik, variasi warna batik pun semakin banyak, lebih cerah dan mencolok. Dengan beragamnya variasi warna tersebut, tidak sedikit dari kita takut untuk menggunakannya terlalu sering. Hal ini tidak lain karena khawatir warna kain akan memudarnya ketika hendak dicuci.
Nah, bagaimana agar batik tetap awet dan warnanya tetap terjaga?
Untuk kain batik yang berbahan katun dianjurkan mencucinya dengan menggunakan pencuci khusus batik. Setelah dicuci, ketika hendak dijemur pastikan batik tidak terkena matahari langsung, karena dapat memudarkan warna. Anda bisa mengangin-anginkan kain tersebut agar cepat kering.
"Kalau bahan sutra diusahakan dry clean supaya ketahanan tekstur kainnya bertahan lama," ujar desainer dan pemilik Kencana Pajajaran Batik, Affandi Setiawan, saat ditemui di kawasan Kemang Jakarta Selatan, Sabtu 3 Maret 2018.
Selain itu, kata dia, usahakan sebelum dicuci kain batik yang sudah dipakai bisa diangin-anginkan terlebih dahulu. "Perusak kain adalah bakteri, kalau mau dicuci baiknya diangin-anginkan dulu baju yang sudah dipakai sebelum akhirnya dicuci. Ini berlaku untuk batik katun maupun sutra," jelas dia.
Tak hanya itu, Fashion Desainer Widyatmodjo mengingatkan, jangan pernah menyemprotkan parfum langsung di kain atau baju batik. Hal ini karena salah satu kandungan parfum yakni alkohol dapat memudarkan warna dari kain batik.
"Itu dilarang keras, karena parfum salah satu elemennya alkohol ada yang tinggi dan ada yang rendah kalau disemprot ke kain membunuh kainnya langsung. Parfum kan sebetulnya digunakan di bagian kulit setelah mandi di bagian tubuh baru pakai baju, lalu Anda bisa semprotkan parfum di tangan dan di belakang telinga, bukan di baju atau kainnya langsung." (mus)