Ternyata Denim Bisa Dibuat dengan Alat Tenun Loh
- www.instagram.com/soe_jakarta
VIVA – Desainer Monique Soeriaatmadja memiliki keinginan membangkitkan kain tradisional Indonesia menjadi item fesyen yang tak kalah saing dengan karya desainer internasional. Salah satu kain tradisional yang selalu digunakannya adalah tenun.
Lewat label SOE Jakarta, Monique menampilkan desain pakaian modern yang ditujukan untuk wanita urban, namun tetap tidak meninggalkan kearifan lokal dari kain tenun. Dalam menciptakan karyanya, Monique tidak ingin melepaskan sisi tradisional dari kain yang digunakan.
"SOE Jakarta berkomitmen untuk menggunakan tenun tradisional yang diolah dengan sentuhan modern, tidak sekadar menggunakan motifnya tapi lebih kepada teksktur dan struktur kain. Saya coba manfaatkan teknik tradisional untuk kesan modern yang bisa dipakai sehari-hari wanita modern," ujar Monique saat konferensi pers di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta, Selasa, 7 Februari 2018.
Monique juga tidak membatasi diri dalam berkarya, seperti dengan membuat denim dengan teknik menenun. Denim yang dibuat pun tetap menggunakan alat tenun bukan mesin (ATBM), sehingga meski lebih lama, tapi kain yang dihasilkan mirip dengan denim pada umumnya.
"Dibanding dengan denim pabrikan, prosesnya memang lebih lama karena harus padat sekali. Benang yang digunakan tetap katun jadi tidak panas," ujarnya.
Monique terinspirasi membuat denim dengan proses tenun pertama kali saat melakukan kolaborasi dengan desainer Inggris. Mereka berdua punya ketertarikan yang sama dengan denim. Setelah melakukan riset, Monique menemukan, ternyata denim bisa dibuat dengan tenun.
Selama kerja sama itu, Monique mencoba menciptakan desain celana jeans berbeda dari jeans yang ada di pasaran. Misalnya, dengan menambah aksen lubang-lubang.
Meski alat tenun yang dipakai sama dengan alat tenun kain biasa, tapi menurut Monique, ATBM untuk denim harus sedikit dimodifikasi agar bisa menciptakan kain denim yang diinginkan.
"Struktur kainnya berbeda, ada salur-salurnya dan konstruksinya padat," kata Monique.
Hanya saja, karena ini merupakan buatan tangan, denim tenun punya kelemahan dibanding denim pabrikan. Salah satunya adalah benang yang terkadang tidak rapi dan mencuat keluar.
"Karena prosesnya lama, untuk satu meter saja lama sekali, dan tidak worth it karena harga jualnya tinggi jadi tidak banyak yang buat," ucap Monique.