Vivi Zubedi Bawa Abaya dari Kain Tradisional ke NYFW 2018
- VIVA/Isra Berlian
VIVA – Vivi Zubedi berhasil terpilih sebagai satu-satunya perancang asal Indonesia yang akan tampil dalam pekan mode dunia di New York atau New York Fashion Week 2018. Ajang yang menghadirkan beberapa desainer ternama dunia ini akan dihelat di 775 Washington Street, New York pada 11 Februari mendatang.
Ini merupakan penampilan keduanya di NYFW. Pada September tahun lalu, Vivi bersama Dian Pelangi, Barli Asmara, Catherine Njoo, Melia Wijaya.
"Sebetulnya ini kali kedua saya ikut NYFW, tapi untuk tampil solo baru kali ini. Kegiatan ini diikuti oleh perancang busana kenamaan dunia seperti Victoria Bechkam," kata Vivi di Khungtung Restoran Jakarta Pusat, Rabu, 31 Januari 2018.
Kembali dipilihnya Vivi dalam ajang bergengsi itu karena kesan yang ditorehkannya cukup baik di mata para pakar fesyen sebelumnya.
"Setelah NYFW first stage ini kan ada penilaian dari pakar fesyen, dan yang aku dengar dari penyelenggara bahwa katanya mereka pertama kali lihat abaya bisa jadi modest wear masa kini," ujarnya.
Dan koleksi abaya kali ini yang bakal dipamerkan pada Februari mendatang bertema Urang Banua. Tema itu diambil karena berhubungan dengan tempat Vivi menemukan kain tersebut.
"Keunikan warna dan keindahan dari kain ini terbentuk dari kerja keras, gairah dan cinta para perajin," ucap dia.
Ada sekitar 32 koleksi yang merupakan hasil padu padan antara kain tradisional asal Kalimantan Selatan, Sasirangan dan Pagatan yang diaplikasikan dalam busana terusan, atasan, bawahan dan outer ciri khasnya dengan sentuhan aksesori dan payet yang keseluruhannya berasal dari Kalimantan Selatan.
"Saya ingin memberikan pandangan kepada dunia bahwa nilai kain daerah dan kain fesyen itu sejajar," tutur Vivi.
Selain itu, melalui ajang ini, dia berharap bisa memperkenalkan hasil kerajinan dan kebudayaan Indonesia ke mata dunia sehingga bisa meningkatkan kesejahteraan ekonomi para perajin Indonesia. Nantinya, sebagian dari hasil penjualan koleksi Vivi akan disisihkan untuk perajin.