VIDEO: Ini Cara Tentukan Hewan Bahagia atau Sedih
- VIVA / Renne
VIVA.co.id – Untuk melihat seseorang bahagia, atau sedih bisa dilakukan dengan cukup mudah. Kondisi seseorang apakah sedang bahagia dan sedih itu bisa dilihat dari raut muka dan tampilan fisik tubuh.Â
Jika mudah untuk menebak kondisi manusia, bagaimana menentukan atau sedang sedih?
Dikutip Phys, Rabu 11 Mei 2016, ilmuwan mengaku tergolong susah untuk menebak kondisi tersebut pada binatang. Sebab, hewan tergolong punya dunianya yang berbeda. Binatang punya sinyal tertentu yang sulit ditangkap dan dianalisa oleh manusia.Â
Kesimpulan itu merupakan hasil dari studi dan pengukuran dari ilmuwan dari berbagai institusi di antaranya Writtle College, Biotechnology and Biological Sciences Research Council (BBSRC) Inggris, University of Essex, Inggris dan Royal Veterinary College.
Selain itu, ternyata hasil studi peneliti, menunjukkan bisa dengan lihai menyembunyikan kondisi kesehatan mereka yang sebenanrnya. Tujuannya adalah untuk menghindari serangan dari hewan predator maupun dari manusia.Â
Peneliti mengatakan salah satu hewan yang pinta menyembunyikan kondisi kesehatan itu adalah sapi dan domba.Â
"Sapi dan domba merupakan sekawanan hewan yang sangat berlainan dengan masalah kesehatan mereka, sehingga mereka tidak begitu jelas bagi target predator," kata Jonathan Amory, Writtle College.Â
Dalam riset tersebut, peneliti menggunakan teknik baru inovatif untuk bisa menangkap kebahagiaan dan kesedihan binatang. Dalam risetnya, gabungan peneliti itu mengembangkan perangkat pelacak yang memantau perilaku binatang yang jadi objek riset.Â
Selain perangkat pelacakan, tim peneliti juga menggnuakan sensor biologi baru, akselerometer tiga dimensi untuk mengukur gerakan binatang, magnetometer untuk menganalisa orientasi binatang.
Tak lupa, peneliti juga memanfaatkan sensor suhu. Paket perangkat tersebut dikenakan di leher binatang. Dari situ, tim peneliti mengklaim bisa menentukan apakah hewan bahagia atau sedih. "Kami menemukan perubahan perilaku (binatang) terkait dengan penyakit," kata peneliti.Â
(asp)