Ini Alat Musik Pemersatu Islam dan Hindu di India
- Dyah Pitaloka/ Malang VIVA
VIVA.co.id - Jemari Asrie Tresnady lincah memainkan 20 dawai di Sitar sepanjang lebih dari satu meter yang ada di pangkuannya. Posisinya duduk bersila, dengan telapak kaki kanan menjadi alas bagi tabung sitarnya yang terbuat dari labu kering.
Selama empat menit, pria kelahiran Bandung, yang tinggal selama tujuh tahun terakhir di Gujarat, India itu memainkan komposisi milik penyair India abad ke 12, Amir Khusrow, berjudul Iman.
Alunan nada sitar yang mendayu seolah menyihir semua pengunjung Museum Musik Indonesia, Galeri Malang Bernyanyi siang itu. Alat musik yang pada awalnya dimainkan hanya untuk ritual tertentu dan terbatas di kalangan bangsawan di kerajaan India bagian utara itu masih menyimpan magnet yang kuat bahkan hingga kini, ratusan tahun setelah Sitar muncul ke permukaan sekitar abad 11 lalu di India.
“Alat musik ini mulai mengambil tempat di India sekitar abad 11, bersama dengan lahirnya gerakan Bhakti di India. Sitar juga menjadi media meleburnya Hindu dan Islam di bawah pemerintahan Raja Akbar di Kerajaan Mughal, saat itu,” kata Asrie Tresnady, mahasiswa S3 di The Maharaja Sayajirao University of Baroda, India, Senin 9 Februari 2015.
Pemantik Gagasan
Pria yang tinggal di India sejak menempuh pendidikan S1 nya itu menyebut sitar memiliki keunikan tersendiri dibanding alat musik lain. Berbeda dengan gitar, sitar yang mirip dengan Wina, kecapi Hindu di India, disebut bermain dalam satu kesatuan. Nada yang dihasilkan pun cenderung ekslusif dan tak bisa digabung dengan alat musik yang lain.