Catcalling Itu Pelecehan, Bukan Humor: Stop Normalisasinya!

Catcalling
Sumber :
  • Freepik.com

VIVA – Catcalling sering kali dianggap sepele, bahkan dianggap sebagai bentuk humor yang tidak berbahaya. Namun, kenyataannya, catcalling merupakan bentuk pelecehan seksual yang serius dan harus dihentikan.

Wanita Muda di Jakut Nekat Lompat dari Jaklingko Usai Terancam Dilecehkan Pria Mabuk

Dalam artikel ini, kita akan membahas mengapa catcalling bukan humor, dampaknya bagi korban, serta langkah yang dapat diambil untuk mengatasi dan menghentikan normalisasi perilaku ini. Simak baik-baik ya!

Apa Itu Catcalling?

Nasib Oknum TNI AL Pembunuh Wanita Muda di Sorong

Catcalling merupakan salah satu bentuk street harassment atau pelecehan jalanan yang sering terjadi di ruang publik. Bentuknya bisa berupa siulan, komentar sensual, panggilan menggoda, atau bahkan bunyi klakson yang ditujukan untuk menarik perhatian seseorang secara tidak sopan.

Menurut Plan International, catcalling mencakup komentar yang kasar, merendahkan, atau tidak diinginkan. Meskipun terlihat sepele, perilaku ini sering kali membuat korban merasa tidak nyaman, terancam, bahkan trauma.

Bikin Heboh! Wanita Ini Dibawa ke Kantor Damkar Gegara Tindik Hidungnya Nyangkut di Kursi

Catcalling dapat terjadi di mana saja, mulai dari trotoar, kafe, hingga saat berolahraga di ruang terbuka. Fenomena ini telah menjadi momok, terutama bagi perempuan, yang sering menjadi target utamanya.

Dampak Psikologis dari Catcalling

Catcalling bukan hanya sekadar gangguan verbal, tetapi juga dapat menyebabkan dampak psikologis yang serius. Banyak korban yang merasa cemas, takut, atau bahkan mengalami gangguan stres pasca-trauma (PTSD).

Beberapa dampak psikologis yang sering dirasakan korban catcalling antara lain:

  • Ketakutan Berlebihan: Korban merasa tidak aman berada di tempat umum.

  • Penurunan Kepercayaan Diri: Korban merasa direndahkan dan tidak dihormati.

  • PTSD: Dalam kasus ekstrem, catcalling dapat memicu gangguan mental akibat trauma berkepanjangan.

Sementara itu, bagi pelaku, perilaku catcalling justru memperkuat kebiasaan negatif dan persepsi yang salah tentang interaksi sosial. Hal ini menciptakan siklus pelecehan yang terus berlanjut di masyarakat.

Langkah Menghadapi dan Menghentikan Catcalling

Lantas, bagaimana cara kita menghadapi dan menghentikan catcalling? Berikut beberapa langkah yang dapat diambil:

  1. Berani Melapor: Jika Anda menjadi korban, segera laporkan kejadian tersebut ke pihak berwenang. Dukungan dari kepolisian dan komunitas sangat diperlukan untuk menindak tegas pelaku.

  2. Dukungan Psikologis: Jika catcalling berdampak pada kesehatan mental, konsultasikan masalah ini dengan psikolog.

  3. Edukasi Lingkungan: Jangan ragu untuk menegur teman atau saudara yang menganggap catcalling sebagai hal wajar. Edukasi tentang pentingnya menghormati orang lain harus dimulai dari lingkungan terdekat.

  4. Kampanye Kesadaran: Masyarakat perlu terus menggalakkan kampanye anti-catcalling untuk mengubah pandangan bahwa perilaku ini adalah candaan.

Catcalling bukanlah humor atau bentuk pujian. Ini adalah pelecehan verbal yang merendahkan martabat seseorang. 

Sebagai masyarakat, kita memiliki tanggung jawab bersama untuk menghentikan normalisasi perilaku ini.

Oknum TNI AL pembunuh Kesia Irena Yola Lestaluhu

Motif Oknum TNI AL Bunuh Wanita di Sorong, Kesal Korban Hentikan saat Berhubungan Badan

Personel TNI AL berinisial A membunuh wanita bernama Kesia Irena Yola Lestaluhu.

img_title
VIVA.co.id
15 Januari 2025