Bukan Nasi, Ini 4 Kebiasaan Sehari-hari yang Diam-Diam Bikin Perut Buncit
- Pexels.com
VIVA – Siapa yang tidak ingin memiliki perut yang rata? Sayangnya, banyak orang berjuang dengan masalah perut buncit, yang tidak hanya mengganggu penampilan tetapi juga memengaruhi kesehatan. Di Indonesia, anggapan bahwa nasi menjadi penyebab utama perut buncit masih banyak dipercaya, sehingga tak jarang orang mengurangi konsumsi nasi demi perut rata. Namun, apakah benar nasi satu-satunya penyebabnya?
Faktanya, perut buncit tidak selalu disebabkan oleh nasi. Ada beberapa kebiasaan sehari-hari yang tanpa disadari malah berkontribusi besar dalam penumpukan lemak perut. Bahkan kebiasaan ringan di malam hari, yang terlihat sepele, bisa jadi penyebab utama perut yang semakin membuncit.
Sayangnya, hal ini jarang diperhatikan, sehingga semakin banyak orang yang bertambah lingkar perutnya meski sudah mengurangi konsumsi nasi. Inilah saatnya kamu mengenali kebiasaan-kebiasaan yang menjadi penyebab tersembunyi perut buncit.
Artikel ini akan menguraikan empat kebiasaan utama yang perlu dihindari demi menjaga lingkar pinggang yang ideal dan tentunya kesehatan tubuh secara keseluruhan.
1. Minum Susu Sebelum Tidur
Minum segelas susu hangat sebelum tidur sering dijadikan rutinitas bagi banyak orang untuk membantu tidur lebih nyenyak. Kandungan asam amino triptofan dalam susu memang terbukti dapat membuat tubuh lebih rileks dan meningkatkan kualitas tidur.
Namun, tidak banyak yang menyadari bahwa segelas susu, meskipun tampak sepele, tetap menambah asupan kalori harian, yang bila tidak dibakar bisa berujung pada penumpukan lemak, terutama di area perut.
Kandungan kalori dalam susu memang tidak sebanyak dalam makanan berat, namun tetap berpotensi meningkatkan lingkar pinggang bila dikonsumsi terlalu sering atau terlalu dekat dengan waktu tidur. Terutama bagi mereka yang kurang beraktivitas, kalori ekstra ini menjadi “beban” tambahan yang tidak dibutuhkan tubuh saat malam hari, di mana metabolisme tubuh biasanya melambat.
Sebagai alternatif, jika kamu ingin menikmati minuman yang menenangkan di malam hari tanpa khawatir bertambahnya kalori, cobalah beralih ke teh herbal rendah kalori, seperti chamomile atau teh peppermint. Kedua jenis teh ini memiliki efek menenangkan tanpa tambahan kalori, serta cocok untuk dikonsumsi sebelum tidur. Chamomile khususnya, memiliki efek relaksasi alami yang dapat membantu kamu merasa tenang tanpa risiko kalori berlebih.
2. Makan Terlalu Dekat dengan Waktu Tidur
Makan di larut malam, apalagi mendekati waktu tidur, sering menjadi penyebab utama dalam penumpukan lemak perut. Banyak ahli gizi yang merekomendasikan jeda waktu sekitar tiga jam antara waktu makan terakhir dan waktu tidur. Mengapa demikian? Karena tubuh memiliki ritme alami atau ritme sirkadian, yang bekerja optimal bila pencernaan sudah selesai sebelum kamu tidur.
Ketika kamu tidur, tubuh fokus pada pemulihan dan perbaikan sel-sel, serta proses detoksifikasi. Namun, bila ada makanan yang perlu dicerna di dalam perut, proses ini bisa terganggu.
Pencernaan yang harus berjalan di malam hari malah akan mengalihkan energi tubuh, yang seharusnya digunakan untuk regenerasi sel, ke aktivitas pencernaan. Ini menyebabkan proses metabolisme tidak berjalan optimal, yang berujung pada penumpukan kalori dalam bentuk lemak.
Selain itu, penelitian juga menunjukkan bahwa makan terlalu larut bisa mengacaukan ritme sirkadian, sehingga membuat tubuh tidak mampu mengatur gula darah dan metabolisme lemak secara efisien.
Jadi, untuk menghindari rasa lapar di malam hari, cobalah mengatur pola makan dengan asupan kaya protein dan serat, yang membuat kenyang lebih lama. Makanan-makanan ini tidak hanya baik untuk menunda rasa lapar, tetapi juga memberikan energi yang dibutuhkan tubuh untuk beraktivitas sebelum tidur.
3. Kurang Tidur atau Tidur Tidak Berkualitas
Kualitas tidur yang buruk memiliki dampak lebih besar pada kesehatan daripada yang mungkin kamu sadari. Bukan hanya memengaruhi suasana hati atau energi, kurang tidur juga terbukti berkaitan erat dengan penumpukan lemak perut.
Ketika tubuh tidak mendapatkan tidur yang cukup, kadar hormon kortisol atau hormon stres dalam tubuh meningkat. Kortisol memiliki peran dalam menyimpan lemak, terutama di area perut, sebagai respons dari peningkatan hormon stres.
Lebih jauh lagi, kurang tidur mempengaruhi hormon yang mengatur rasa lapar dan kenyang, seperti ghrelin dan leptin. Tingginya kadar ghrelin, atau hormon pemicu lapar, serta rendahnya kadar leptin, atau hormon penekan rasa lapar, membuat kamu lebih cenderung makan berlebihan di keesokan harinya, terutama camilan tinggi kalori. Kombinasi dari kedua efek ini menjadikan kurang tidur sebagai faktor penyebab perut buncit yang sering diabaikan.
Untuk menjaga kesehatan tubuh dan berat badan yang ideal, usahakan tidur dengan durasi 7–9 jam setiap malam. Tidak hanya durasi, kualitas tidur juga penting. Pastikan kamu menciptakan suasana kamar yang nyaman, jauh dari gangguan gadget atau cahaya terang.
Lakukan aktivitas yang menenangkan sebelum tidur, seperti membaca buku atau meditasi, untuk membantu tubuh bersiap menuju tidur yang berkualitas.
4. Mengonsumsi Alkohol Sebelum Tidur
Minum alkohol sering dianggap dapat membantu tubuh lebih rileks sebelum tidur, tetapi pada kenyataannya, alkohol justru memiliki dampak negatif terhadap kualitas tidur dan kesehatan secara keseluruhan.
Alkohol, terutama bila diminum dalam jumlah banyak, mengandung kalori tinggi yang bila tidak dibakar bisa berkontribusi pada penumpukan lemak. Kalori ini lebih mudah disimpan tubuh sebagai lemak di area perut, yang juga disebut lemak viseral.
Penelitian juga menunjukkan bahwa konsumsi alkohol secara berlebihan berhubungan erat dengan meningkatnya indeks massa tubuh (BMI) dan bertambahnya lemak viseral di dalam tubuh.
Lemak viseral ini lebih berbahaya daripada lemak subkutan karena berada di sekitar organ-organ penting, seperti hati dan pankreas, sehingga meningkatkan risiko penyakit serius seperti diabetes tipe 2 dan penyakit jantung.
Jika kamu terbiasa minum alkohol sebelum tidur, ada baiknya mulai mengurangi atau mencari alternatif rendah kalori. Misalnya, kamu bisa memilih jus lemon hangat atau hanya air putih yang baik untuk menjaga tubuh tetap terhidrasi dan mencegah rasa haus yang sering disalahartikan sebagai lapar. Dengan demikian, kamu bisa tidur nyenyak tanpa tambahan kalori yang tidak perlu.
Perut buncit memang sering kali disebabkan oleh kebiasaan yang tidak kita sadari. Dengan menghindari kebiasaan-kebiasaan di atas dan menerapkan pola hidup sehat, kamu bisa mengurangi risiko penumpukan lemak perut. Mulailah dengan memperbaiki pola makan, waktu tidur, dan mengurangi konsumsi alkohol untuk mendapatkan tubuh yang lebih sehat.