tren fesyen Piercings, Seberapa Sakit dan Apa Efek Samping yang Harus Diwaspadai Sebelum Tindik?

tren fesyen Piercings
Sumber :
  • istockphoto.com

VIVA – Tren fesyen selalu berkembang, dan salah satu cara memperindah penampilan yang semakin populer adalah piercing atau tindik. Di Indonesia, semakin banyak orang yang menjadikan piercing sebagai bagian dari identitas diri dan gaya hidup.

Kenali Penyakit Hepatitis, IDI Woha Bagikan Informasi Pengobatan yang Tepat

Namun, di balik popularitasnya, banyak orang bertanya-tanya seberapa aman piercing itu sebenarnya? Apakah rasa sakitnya sepadan dengan hasil yang didapat? Apa saja risiko kesehatan yang harus diwaspadai?

Ketika tidak menggunakan peralatan steril atau teknik yang profesional, risiko infeksi, penyakit menular seperti hepatitis, hingga komplikasi serius lainnya menjadi ancaman nyata. Sayangnya, di Indonesia, kesadaran akan pentingnya memilih studio piercing yang terpercaya masih kurang.

Tahun Ini Didominasi Monogram dan Coklat, Gimana Prediksi Tren Fesyen 2025?

Lantas, bagaimana sebaiknya mempersiapkan diri sebelum memutuskan untuk melakukan piercing? Apa yang perlu diketahui agar tetap aman dan terhindar dari efek samping? Scroll untuk info selengkapnya, yuk!

1. Apa Itu Piercing dan Bagaimana Prosesnya?

Luka Dalam Telinga Bikin Tak Nyaman? Atasi Cepat dengan Bahan Alami di Rumah

tren fesyen Piercings

Photo :
  • istockphoto.com

Piercing atau tindik adalah metode melubangi bagian tubuh tertentu untuk memasang perhiasan. Biasanya, proses ini melibatkan penggunaan jarum khusus yang menusuk kulit, menciptakan lubang kecil yang kemudian menjadi tempat perhiasan. Meskipun terdengar sederhana, proses ini harus dilakukan oleh profesional yang terlatih dengan peralatan steril untuk menghindari risiko infeksi dan komplikasi lainnya.

Menurut Shannon Freed, seorang ahli piercing yang dilansir dari Glamour Magazine, teknik piercing dengan jarum cenderung lebih aman dibandingkan penggunaan alat tembak (piercing gun) yang sering dipakai untuk tindik di pusat perbelanjaan. Alat tembak memiliki risiko lebih tinggi dalam menyebabkan trauma pada jaringan, yang bisa meningkatkan rasa sakit dan waktu penyembuhan.

2. Jenis-Jenis Piercing yang Populer

Piercing bisa dilakukan di berbagai bagian tubuh. Berikut beberapa jenis piercing paling populer beserta penjelasannya:

  • Helix: Terletak di tulang rawan bagian atas telinga. Jenis ini populer di kalangan anak muda, namun tingkat kesakitannya cukup tinggi karena area tersebut kurang berdaging.
  • Anti tragus: Berada di dekat cuping telinga dan di atas tragus. Piercing ini cenderung lebih sakit dan memerlukan waktu pemulihan yang lebih lama.
  • Tragus: Tindikan ini dilakukan di area tulang rawan kecil di depan lubang telinga. Biasanya, tragus piercing lebih menyakitkan daripada tindik di lobus telinga.
  • Orbital: Melibatkan dua lubang yang dihubungkan dengan satu perhiasan. Biasanya dilakukan di area telinga yang berbeda untuk tampilan unik.
  • Navel (pusar): Sering terlihat di kalangan mereka yang menyukai fashion crop-top. Piercing ini cukup menyakitkan dan butuh waktu lama untuk sembuh.

3. Seberapa Sakitkah Piercing?

Rasa sakit yang dirasakan saat melakukan piercing sangat bervariasi, tergantung pada lokasi dan toleransi individu. Secara umum, piercing pada area tulang rawan (seperti helix atau tragus) lebih menyakitkan dibandingkan pada bagian yang lebih berdaging (seperti lobus telinga).

Beberapa orang menggambarkan rasa sakitnya seperti dicubit atau seperti rasa panas singkat. Namun, sensasi tersebut biasanya berlangsung hanya beberapa detik. Penting untuk diketahui bahwa rasa sakit yang dirasakan bisa lebih besar jika piercing dilakukan dengan alat tembak, yang dapat merusak jaringan lebih parah dibandingkan penggunaan jarum steril.

4. Efek Samping dan Risiko Kesehatan

tren fesyen Piercings

Photo :
  • istockphoto.com

Piercing, meskipun terlihat sederhana, memiliki beberapa risiko kesehatan yang harus diperhatikan.

Infeksi

Jika tidak dilakukan dengan peralatan steril, area yang ditindik bisa terinfeksi. Infeksi dapat menyebabkan kemerahan, pembengkakan, nyeri, dan nanah. Infeksi yang tidak ditangani dapat menyebar dan menyebabkan komplikasi lebih serius.

Penyakit Menular

Penggunaan peralatan yang tidak steril dapat meningkatkan risiko tertular penyakit serius, seperti hepatitis B, hepatitis C, dan HIV. Penting untuk memastikan studio piercing mematuhi protokol kesehatan yang ketat.

Reaksi Alergi

Beberapa orang mungkin mengalami reaksi alergi terhadap jenis logam tertentu, seperti nikel. Reaksi ini dapat menyebabkan iritasi, gatal-gatal, dan kemerahan pada area tindikan. Disarankan untuk memilih perhiasan berbahan hypoallergenic seperti titanium atau emas murni untuk menghindari reaksi tersebut.

Perdarahan dan Pembengkakan

Perdarahan yang berkepanjangan dan pembengkakan bisa terjadi, terutama jika proses dilakukan di area dengan banyak pembuluh darah. Pembengkakan ini dapat berlangsung selama beberapa hari dan memerlukan perawatan yang tepat.

Keloid

Beberapa individu memiliki kecenderungan untuk mengalami keloid, yaitu pertumbuhan jaringan parut berlebih yang menonjol di sekitar area tindikan. Keloid bisa mengganggu estetika dan sulit

5. Mengapa Infeksi Bisa Terjadi Setelah Piercing?

tren fesyen Piercings

Photo :
  • istockphoto.com

Dilansir dari channel YouTube Piercing Indonesia TV, infeksi bisa terjadi pada dua fase yang berbeda setelah piercing dilakukan. Pertama, infeksi bisa muncul selama proses penindikan itu sendiri. Hal ini sering terjadi jika alat yang digunakan tidak steril atau jika penindik tidak mengikuti prosedur yang bersih dan aman. Kedua, infeksi juga dapat terjadi setelah proses penindikan, terutama jika luka tidak dirawat dengan baik selama proses penyembuhan.

Infeksi terjadi karena masuknya mikroorganisme seperti bakteri, virus, atau jamur ke dalam tubuh melalui luka terbuka. Meskipun banyak mikroorganisme di sekitar kita yang tidak berbahaya, ada juga yang bisa menyebabkan infeksi serius jika masuk ke dalam tubuh, salah satunya adalah virus Hepatitis B dan C serta HIV. Virus-virus ini dapat ditularkan melalui darah, dan jika peralatan atau perhiasan yang digunakan tidak steril, risiko penularan penyakit serius meningkat.

Meskipun belum ada dokumentasi resmi tentang kasus penularan HIV melalui piercing, risiko ini tetap ada, dan pencegahan adalah langkah terbaik yang dapat dilakukan. Menggunakan alat dan jarum steril sekali pakai, serta menghindari penggunaan alat tembak, adalah cara untuk meminimalkan risiko infeksi.

6. Tanda-tanda Infeksi yang Perlu Diperhatikan

Seperti yang disampaikan oleh Niyo dari Piercing Indonesia, ada beberapa tanda infeksi yang perlu diwaspadai setelah melakukan piercing. Beberapa gejala infeksi yang harus segera mendapat perhatian medis adalah sebagai berikut:

Anting-anting tidak bisa bergerak atau menyatu dengan kulit

Jika perhiasan terasa terjebak dan tidak bisa bergerak dengan mudah, ini bisa menjadi tanda bahwa infeksi sudah terjadi dan mungkin menyebabkan jaringan sekitar menjadi kaku atau tertarik.

Infeksi tidak membaik setelah beberapa hari

Biasanya, infeksi ringan dapat sembuh dalam beberapa hari dengan perawatan yang tepat. Jika infeksi tidak menunjukkan tanda-tanda perbaikan atau semakin parah, segeralah berkonsultasi dengan dokter.

Disertai demam

Demam bisa menjadi tanda bahwa infeksi sudah menyebar lebih luas dan mempengaruhi tubuh secara keseluruhan. Jika disertai rasa sakit atau pembengkakan di sekitar area tindikan, segera lakukan pemeriksaan medis.

Infeksi atau kemerahan mulai menyebar

Jika Anda melihat bahwa infeksi mulai menyebar atau terlihat meluas dari area awalnya, ini bisa menjadi tanda bahwa infeksi sudah mencapai jaringan yang lebih dalam. Pada kondisi seperti ini, pengobatan segera sangat diperlukan.

7. Bagaimana Cara Merawat Piercing untuk Mencegah Infeksi?

Selain memastikan bahwa proses piercing dilakukan dengan alat yang steril dan oleh profesional yang berpengalaman, merawat piercing dengan baik setelahnya sangat penting untuk mencegah infeksi. Berikut beberapa tips yang dapat membantu menjaga piercing Anda tetap bersih dan sehat:

Jaga kebersihan tangan sebelum menyentuh area tindikan

   Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum menyentuh atau membersihkan area tindikan. Hal ini mengurangi kemungkinan kuman atau bakteri berpindah ke luka.

Gunakan antiseptik yang sesuai

Bersihkan area tindikan dengan antiseptik yang direkomendasikan oleh profesional. Hindari penggunaan alkohol atau hidrogen peroksida yang bisa mengiritasi kulit.

Hindari mengganti perhiasan terlalu cepat

   Setelah piercing dilakukan, sebaiknya biarkan perhiasan tetap di tempatnya selama beberapa minggu untuk memastikan bahwa luka telah sembuh sepenuhnya. Mengganti perhiasan terlalu cepat dapat membuka kembali luka dan meningkatkan risiko infeksi.

Ilustrasi penyakit ISPA (infeksi saluran nafas akut).

Gejalanya Mirip Flu Biasa, Awas Risiko Serius Virus RSV yang Meningkat di Musim Hujan

RSV adalah virus pernapasan yang tersebar luas namun masih jarang terdengar di telinga masyarakat. Virus ini menular lewat inhalasi atau kontak dengan sekresi pernapasan

img_title
VIVA.co.id
21 Desember 2024