5 Alasan Mengapa Anda Harus Mencoba Gaya Hidup Homesteading

Homesteading
Sumber :
  • istockphoto.com

VIVA – Belakangan ini, gaya hidup "homesteading" tengah ramai diperbincangkan di berbagai platform media sosial. Gaya hidup ini menarik perhatian karena menawarkan pola hidup mandiri yang tidak hanya mengutamakan kemandirian pangan tetapi juga keberlanjutan lingkungan.

Awas Bahaya! Ini 5 Tanda Stopkontak Rusak yang Bisa Sebabkan Korsleting Listrik

Saat ini, biaya kebutuhan pokok terus meningkat di Indonesia, terutama di sektor pangan. Masyarakat mulai merasakan beban finansial akibat kenaikan harga bahan makanan yang menggerus daya beli. Selain itu, ketergantungan pada pasokan luar yang rentan terhadap fluktuasi harga semakin menyulitkan. 

Homesteading adalah sebuah gaya hidup mandiri yang mendorong kita untuk menghasilkan kebutuhan sehari-hari, mulai dari pangan hingga produk rumah tangga, secara mandiri dan berkelanjutan. Berikut adalah lima alasan mengapa gaya hidup ini patut dicoba.

Polri Bentuk Gugus Tugas untuk Dukung Program Swasembada Pangan Prabowo

5 Alasan Mengapa Harus Homesteading

Berikut adalah lima alasan mengapa Anda perlu mempertimbangkan untuk mencoba gaya hidup homesteading.

Polisi Blak-Blakan Soal Peminjam Bawa Kabur Duit Anak Usaha KoinWorks

1. Mengurangi Pengeluaran dengan Memproduksi Sendiri Kebutuhan Pangan

Salah satu manfaat terbesar dari homesteading adalah potensi penghematan biaya. Data dari United States Department of Agriculture (USDA) mencatat bahwa rata-rata warga AS menghabiskan lebih dari 11 persen pendapatan untuk makanan. Di Indonesia, biaya bahan makanan juga terus meningkat, terutama bagi keluarga di perkotaan. Dengan memproduksi sebagian makanan sendiri, pengeluaran harian untuk kebutuhan pokok bisa berkurang drastis.

Homesteading melibatkan aktivitas seperti bercocok tanam dan beternak dalam skala kecil yang bisa dimulai dari pekarangan rumah. Dengan menanam sayuran, beternak ayam, atau membuat kompos sendiri, Anda bisa memproduksi bahan pangan dasar seperti sayuran segar dan telur tanpa harus bergantung pada pasar.

2. Meningkatkan Ketahanan Pangan di Tengah Krisis Ekonomi

Dengan homesteading, kita berkontribusi pada ketahanan pangan keluarga dan masyarakat. Gaya hidup ini menawarkan jalan keluar bagi mereka yang ingin mandiri dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari, terutama di masa krisis ekonomi atau pandemi yang kerap mempengaruhi rantai pasokan pangan. Selain mengurangi ketergantungan pada bahan pangan yang diimpor atau yang harganya mudah naik, homesteading juga mempersiapkan kita menghadapi ketidakpastian harga di masa depan.

Memiliki pasokan makanan sendiri, meskipun dalam skala kecil, dapat menjadi penopang di saat-saat sulit. Di lahan yang terbatas, kita masih bisa menanam sayuran sederhana atau memelihara ayam sebagai sumber protein bagi keluarga.

3. Gaya Hidup Ramah Lingkungan dan Berkelanjutan

Homesteading mendorong praktik hidup yang lebih ramah lingkungan. Dengan mengurangi ketergantungan pada produk olahan dan menggunakan teknik pertanian organik, gaya hidup ini mampu mengurangi jejak karbon dan dampak negatif pada lingkungan. Bercocok tanam secara organik juga membantu menjaga kesuburan tanah dan kualitas air.

Di samping itu, gaya hidup ini mengurangi limbah rumah tangga dengan cara memanfaatkan sisa makanan sebagai kompos, yang kemudian digunakan kembali untuk menyuburkan tanah. Dengan begitu, homesteading bukan hanya menguntungkan secara finansial, tetapi juga berkontribusi pada keberlanjutan alam.

4. Mempererat Hubungan dengan Alam

Di tengah kesibukan dan kepenatan hidup di perkotaan, homesteading menawarkan cara untuk lebih dekat dengan alam. Kegiatan seperti menanam, merawat tanaman, atau merawat hewan ternak memberikan pengalaman yang memuaskan dan memberi kita kesempatan untuk merasakan proses kehidupan secara langsung. Banyak orang yang merasa lebih tenang dan puas secara emosional ketika mereka melihat hasil kerja kerasnya berkembang.

Homesteading juga dapat memberikan rasa syukur dan kedekatan dengan alam, yang sering hilang dalam kehidupan modern. Dengan merawat tanaman atau hewan peliharaan, kita belajar menghargai proses alami dalam memenuhi kebutuhan.

5. Menumbuhkan Gaya Hidup yang Lebih Sederhana dan Bermakna

Terakhir, homesteading mendorong kita untuk kembali ke gaya hidup yang sederhana. Dengan memproduksi kebutuhan sendiri, kita belajar untuk menghargai setiap proses dan bekerja keras untuk hasil yang nyata. Nilai-nilai ini berharga di tengah gaya hidup modern yang sering kali terjebak dalam kemewahan dan konsumerisme.

Homesteading juga mengajarkan pentingnya kemandirian dan kesederhanaan. Banyak orang yang menjalani gaya hidup ini merasakan perubahan positif pada kualitas hidup mereka, tidak hanya dalam hal finansial tetapi juga pada kesejahteraan mental dan emosional.

Gaya hidup homesteading bisa menjadi solusi bagi masyarakat Indonesia yang ingin hidup lebih hemat, mandiri, dan ramah lingkungan. Dengan memulai langkah kecil, seperti menanam sayuran di pekarangan atau memelihara ayam, kita bisa merasakan manfaat finansial dan lingkungan dari homesteading

Gaya hidup ini tidak hanya mengurangi pengeluaran, tetapi juga mendekatkan kita pada nilai-nilai keberlanjutan dan kemandirian. Bagi Anda yang ingin mencoba, homesteading adalah langkah awal menuju hidup yang lebih bermakna dan berkelanjutan.

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman

Mentan Amran Ungkap Program Brigade Swasembada Pangan Dapat Anggaran Rp 30 T, 23 Ribu Orang Sudah Daftar

Program Brigade Swasembada Pangan fokus membantu optimasi lahan (oplah) dan cetak lahan dalam mewujudkan swasembada pangan 2028.

img_title
VIVA.co.id
20 November 2024