10 Negara dengan Tingkat Kejahatan Pemerkosaan Tertinggi di Dunia
- VIVA.co.id/Andrew Tito
VIVA – Pemerkosaan adalah salah satu bentuk kekerasan yang paling mengerikan dan sering kali menjadi permasalahan serius di berbagai negara. Terlepas dari perbedaan budaya dan tingkat perkembangan suatu negara, kekerasan seksual terus terjadi dan seringkali disertai dengan angka pelaporan yang rendah.
Berikut adalah daftar 10 negara dengan tingkat kejahatan pemerkosaan tertinggi di dunia. Berikut 10 Negara dengan Tingkat Kejahatan Pemerkosaan Tertinggi di Dunia Menurut Wonderlist.com:
1. Amerika Serikat
Amerika Serikat adalah salah satu negara dengan tingkat kejahatan seksual tertinggi, di mana 1 dari 3 wanita Amerika akan mengalami kekerasan seksual selama hidup mereka. Menurut data dari Universitas George Mason, sekitar 19,3% wanita dan 2% pria di Amerika Serikat pernah mengalami pemerkosaan.
Banyak korban kekerasan seksual pertama kali mengalami kejadian ini pada usia muda, dengan 40% korban pertama kali diperkosa sebelum usia 18 tahun.
Dalam dunia pendidikan, sekitar 65.000 mahasiswa wanita menjadi korban kekerasan seksual setiap tahun. Ini menunjukkan bahwa masalah kekerasan seksual di AS tidak hanya terjadi dalam kehidupan sehari-hari, tetapi juga di lingkungan pendidikan.
2. Inggris dan Wales
Di Inggris dan Wales, Menurut laporan berjudul “Tinjauan Umum Tindak Pidana Seksual di Inggris dan Wales”, yang dirilis pada tahun 2013, oleh Kementerian Kehakiman (MoJ), Kantor Statistik Nasional (ONS) dan Kementerian Dalam Negeri, bahwa setiap tahunnya ada sekitar 85.000 kasus pemerkosaan yang dilaporkan, dengan mayoritas korbannya adalah perempuan.
Berdasarkan laporan dari Kementerian Kehakiman Inggris, 1 dari 5 wanita di Inggris telah mengalami kekerasan seksual sejak usia 16 tahun. Meskipun tingkat kejahatan secara keseluruhan menurun di Inggris dan Wales, jumlah kasus kekerasan seksual yang dilaporkan justru meningkat sekitar 29% dalam beberapa tahun terakhir.
3. India
India juga menghadapi masalah serius terkait pemerkosaan. Berdasarkan data National Crime Record Bureau (NCRB), kasus kekerasan terhadap perempuan meningkat sebesar 7,5% sejak 2010.
Di India, seorang perempuan diperkosa setiap 20 menit, dan banyak kasus yang tidak dilaporkan karena berbagai alasan, termasuk stigma sosial dan ancaman dari pelaku.
Mayoritas pelaku pemerkosaan di India dikenal oleh korban, termasuk tetangga, anggota keluarga, dan orang lain yang dekat dengan korban.
4. Selandia Baru
Kekerasan seksual di Selandia Baru menjadi sorotan internasional, terutama setelah skandal “Roast Busters” pada tahun 2013, di mana sekelompok remaja dituduh memerkosa gadis-gadis di bawah umur setelah membuat mereka mabuk. Menurut laporan dari jurnal medis Inggris, The Lancet,
Selandia Baru memiliki tingkat kekerasan seksual yang jauh di atas rata-rata dunia. Setiap dua jam, terjadi serangan kekerasan seksual di negara ini, dan sekitar 91% dari kasus ini tidak dilaporkan atau diintimidasi untuk dicabut oleh polisi.
5. Kanada
Kanada memiliki sekitar 460.000 kasus kekerasan seksual setiap tahun. Menurut laporan dari Huffington Post, hanya 6% insiden yang dilaporkan ke polisi, dan lebih dari 80% korban adalah perempuan.
Banyak kasus kekerasan seksual terjadi di rumah, dan sebagian besar pelaku adalah orang yang dikenal korban, termasuk keluarga dan teman dekat. Kekerasan seksual terhadap anak di bawah umur juga cukup tinggi di Kanada, dengan sekitar 17% korban adalah anak perempuan dan 15% anak laki-laki.
6. Australia
Australia menghadapi kasus kekerasan seksual yang cukup signifikan, di mana setiap tahunnya diperkirakan ada sekitar 51.200 warga yang menjadi korban kekerasan seksual.
Sekitar 1 dari 6 wanita Australia pernah mengalami kekerasan seksual oleh seseorang yang bukan pasangannya. Ironisnya, sebagian besar pelaku kekerasan seksual di Australia adalah orang yang dikenal oleh korban, seperti anggota keluarga atau teman.
7. Zimbabwe
Zimbabwe berada di peringkat ke-9 dalam daftar negara dengan tingkat kekerasan seksual tertinggi. Setiap 90 menit, seorang wanita diperkosa di Zimbabwe. Statistik terbaru menunjukkan bahwa sekitar 500 wanita mengalami kekerasan seksual setiap bulan, dengan banyak korban di bawah umur.
Menurut UNICEF, pemerkosaan terhadap anak di bawah umur di Zimbabwe meningkat sebesar 42% dalam beberapa tahun terakhir, dan jumlah korban terus bertambah setiap tahun.
8. Denmark dan Finlandia
Di Eropa, Finlandia dan Denmark mencatat angka kekerasan seksual yang tinggi. Menurut laporan tahun 2014 dari Badan Hak Asasi Fundamental Uni Eropa, sekitar 47% perempuan di Finlandia dan 52% di Denmark pernah mengalami kekerasan fisik atau seksual.
Finlandia sendiri baru mengkriminalkan pemerkosaan dalam pernikahan pada tahun 1994, yang menunjukkan bahwa kekerasan seksual dalam rumah tangga masih menjadi isu serius di negara-negara tersebut.
9. Swedia
Swedia juga mencatat angka kekerasan seksual yang tinggi, dan negara ini memiliki salah satu tingkat pelaporan kekerasan seksual tertinggi di dunia. Sekitar 10.500 kasus kekerasan seksual dilaporkan di Swedia pada tahun 2020, dengan sebagian besar korbannya adalah wanita muda.
Tingginya angka pelaporan di Swedia mungkin disebabkan oleh budaya dan sistem hukum yang mendorong korban untuk melaporkan kekerasan seksual yang mereka alami.
10. Afrika Selatan
Afrika Selatan memiliki salah satu tingkat kekerasan seksual tertinggi di dunia, di mana seorang perempuan diperkosa setiap tiga menit. Kekerasan seksual di negara ini sering kali dipengaruhi oleh faktor sosial, ekonomi, dan budaya yang kompleks.
Selain itu, stigma sosial dan kurangnya dukungan hukum menyebabkan banyak korban memilih untuk tidak melaporkan kasus kekerasan seksual yang mereka alami.
Mengapa Tingkat Kekerasan Seksual Sulit Dipantau
Meskipun banyak negara memiliki data tentang kekerasan seksual, angka sebenarnya mungkin jauh lebih tinggi karena banyak kasus yang tidak dilaporkan. Beberapa alasan mengapa kekerasan seksual sulit dipantau termasuk:
-
Stigma Sosial
Banyak korban enggan melaporkan kasus kekerasan seksual karena takut dikucilkan oleh masyarakat atau keluarga mereka sendiri.
-
Kurangnya Dukungan Hukum
Di beberapa negara, sistem hukum tidak cukup mendukung korban kekerasan seksual, sehingga banyak yang merasa enggan untuk melapor.
-
Kendala Ekonomi dan Pendidikan
Banyak korban kekerasan seksual berasal dari latar belakang ekonomi dan pendidikan yang rendah, sehingga mereka tidak memiliki akses ke bantuan hukum atau dukungan psikologis.
-
Budaya Patriarki
Di beberapa negara, kekerasan seksual dianggap sebagai masalah yang tabu dan sering kali tidak diakui sebagai bentuk kejahatan.
Kekerasan seksual adalah masalah global yang memerlukan perhatian serius dari seluruh elemen masyarakat. Dengan lebih banyaknya kampanye kesadaran, reformasi hukum, dan dukungan bagi korban, diharapkan tingkat kekerasan seksual dapat berkurang di seluruh dunia.
Menyediakan lingkungan yang aman bagi setiap individu adalah tanggung jawab bersama yang harus terus diupayakan oleh pemerintah, organisasi, dan masyarakat luas.