10 Sinyal Bahaya! Apakah Kamu Sedang Berada dalam Hubungan Toxic?

Ilustrasi Toxic Relationship
Sumber :
  • freepik.com/DC Studio

VIVA – Pernah merasa hubungan yang kamu jalani lebih banyak bikin kamu stress daripada bahagia? Mungkin kamu sedang berada dalam hubungan toxic! Hubungan yang sehat seharusnya saling mendukung, tapi sayangnya, tidak semua hubungan berjalan mulus seperti itu. Dalam beberapa kasus, bisa saja hubungan tersebut menjadi tidak sehat, atau lebih dikenal sebagai toxic.

Cuan dari Bisnis Makanan Sehat: Ini 7 Tips Memulainya!

Hubungan toxic adalah situasi di mana satu atau kedua belah pihak lebih sering mengalami perasaan negatif daripada positif. Biasanya, hubungan ini bisa mempengaruhi kesehatan mental, fisik, dan emosional seseorang. Namun, masalahnya adalah banyak orang tidak menyadari bahwa mereka sedang berada dalam hubungan yang tidak sehat, karena sinyal-sinyalnya bisa halus dan perlahan-lahan merusak.

Yuk, kita simak 10 tanda bahaya yang bisa menunjukkan bahwa kamu sedang berada dalam hubungan toxic.

Burnout! Cara Efektif Gen Z Kalahkan Lemas di Saat Kerja agar Tetap Produktif

1. Manipulasi Emosional

Salah satu ciri utama dari hubungan toxic adalah manipulasi emosional. Manipulasi ini bisa sangat halus, sehingga kamu mungkin tidak menyadarinya di awal. Pasangan kamu akan menggunakan perasaan dan emosi kamu untuk memanipulasi situasi dan mendapatkan apa yang mereka inginkan.

Healing Era: Bebaskan Inner Child bagi Gen Z

Misalnya, mereka bisa membuat kamu merasa bersalah ketika kamu melakukan sesuatu yang sebenarnya tidak salah. Mereka mungkin akan berperan sebagai "korban" dalam setiap konflik, membuat kamu berpikir bahwa segala sesuatu adalah kesalahan kamu. Jika kamu sering merasa bersalah meskipun sebenarnya tidak melakukan apa-apa, hati-hati, ini adalah tanda manipulasi emosional!

2. Kurangnya Dukungan

Dalam hubungan yang sehat, pasangan saling mendukung untuk mencapai tujuan dan impian masing-masing. Namun, dalam hubungan toxic, dukungan semacam ini sering kali hilang. Pasangan kamu mungkin sering meremehkan atau bahkan mengejek mimpi dan tujuan yang ingin kamu capai.

Misalnya, ketika kamu bercerita tentang rencana masa depan atau sesuatu yang kamu ingin coba, pasangan kamu mungkin memberikan komentar negatif atau mencoba mengecilkan niatmu. Jika kamu merasa bahwa pasangan tidak mendukung dan sering membuat kamu merasa kurang berarti, itu adalah sinyal jelas bahwa hubungan tersebut toxic.

3. Kritik Berlebihan dan Merendahkan

Kritik yang membangun adalah hal yang sehat dalam hubungan. Namun, dalam hubungan toxic, kritik justru digunakan untuk merendahkan dan menjatuhkan harga diri kamu. Kritik yang berlebihan dan bersifat menghina dapat membuat kamu merasa tidak berharga.

Pasangan toxic biasanya akan sering mencari-cari kesalahan dalam apa yang kamu lakukan, sekecil apa pun itu. Mereka mungkin mengkritik penampilan kamu, cara berbicara, hingga keputusan-keputusan kecil yang kamu buat. Akibatnya, kamu mungkin merasa bahwa kamu tidak pernah cukup baik.

4. Ketidakadilan dalam Keputusan

Dalam hubungan yang sehat, kompromi adalah kunci. Keduanya harus sama-sama berperan dalam membuat keputusan, baik yang kecil maupun besar. Namun, dalam hubungan toxic, keputusan sering kali dibuat sepihak oleh salah satu pihak.

Misalnya, pasangan kamu selalu memaksakan kehendak mereka tanpa mempertimbangkan keinginan kamu. Baik itu soal tempat makan, rencana liburan, atau bahkan hal-hal yang lebih besar seperti pekerjaan dan tempat tinggal, kamu mungkin merasa bahwa suara kamu tidak pernah didengar. Jika pasangan kamu selalu membuat keputusan tanpa kompromi, ini adalah tanda bahaya besar.

5. Cemburu yang Tidak Sehat

Rasa cemburu itu wajar dalam hubungan, tapi ketika cemburu menjadi berlebihan dan tidak sehat, ini bisa menjadi masalah besar. Pasangan yang toxic sering kali merasa cemburu dan posesif secara tidak wajar. Mereka mungkin curiga terhadap setiap interaksi kamu dengan orang lain, bahkan dengan teman atau keluarga.

Misalnya, jika pasangan kamu sering memeriksa ponsel kamu tanpa izin, atau marah ketika kamu berbicara dengan teman lawan jenis, ini adalah tanda-tanda cemburu yang berlebihan. Cemburu yang tidak sehat bisa berujung pada kontrol berlebihan dan perasaan tidak aman dalam hubungan.

6. Kontrol Berlebihan

Hubungan toxic sering kali ditandai dengan keinginan untuk mengontrol segala aspek kehidupan pasangan. Pasangan kamu mungkin mencoba mengatur apa yang kamu lakukan, dengan siapa kamu bertemu, atau bahkan bagaimana kamu berpakaian. Mereka bisa saja membuat kamu merasa bahwa setiap tindakan kamu harus sesuai dengan keinginan mereka.

Misalnya, jika pasangan kamu melarang kamu bertemu dengan teman-teman tertentu, atau selalu ingin tahu setiap detail aktivitas harian kamu, itu adalah bentuk kontrol yang berlebihan. Hubungan yang sehat seharusnya memberikan kebebasan dan ruang pribadi bagi setiap individu.

7. Komunikasi yang Tidak Sehat

Komunikasi adalah pondasi setiap hubungan yang sukses. Tapi dalam hubungan toxic, komunikasi sering kali tidak sehat. Pasangan kamu mungkin sulit diajak berdiskusi, cenderung menghindari percakapan penting, atau bahkan menggunakan kekerasan verbal ketika ada konflik.

Mungkin kamu pernah mencoba membicarakan masalah, tapi malah diabaikan atau dijawab dengan amarah. Ini adalah bentuk komunikasi yang tidak sehat dan bisa merusak hubungan jangka panjang. Jika pasangan kamu tidak bisa berbicara secara dewasa dan terbuka, itu tanda bahwa hubungan kamu bermasalah.

8. Isolasi Sosial

Salah satu tanda bahaya terbesar dalam hubungan toxic adalah ketika pasangan mencoba mengisolasi kamu dari orang lain. Mereka mungkin mencegah kamu bertemu dengan teman atau keluarga, dan secara perlahan membuat kamu merasa terisolasi dari lingkungan sosial kamu.

Pasangan toxic mungkin berkata bahwa teman-teman atau keluarga kamu tidak baik untukmu, atau membuat kamu merasa bersalah ketika kamu menghabiskan waktu bersama orang lain. Jika kamu mulai kehilangan hubungan sosial yang penting karena pasangan, itu adalah tanda bahwa hubungan tersebut berbahaya.

9. Gaslighting

Gaslighting adalah bentuk manipulasi di mana pasangan membuat kamu meragukan kenyataan atau ingatan kamu sendiri. Mereka akan sering kali memutarbalikkan fakta atau membuat kamu merasa seperti kamu yang salah, bahkan ketika kamu yakin dengan apa yang sebenarnya terjadi.

Contoh gaslighting adalah ketika pasangan mengatakan hal-hal seperti, "Kamu terlalu sensitif" atau "Itu nggak pernah terjadi," meskipun kamu ingat dengan jelas. Jika kamu sering merasa bingung atau mulai meragukan diri sendiri karena pasangan, mungkin kamu sedang menjadi korban gaslighting.

10. Kekerasan Fisik atau Verbal

Tanda paling jelas dari hubungan toxic adalah kekerasan, baik itu fisik atau verbal. Kekerasan fisik tentu saja sangat berbahaya, tapi kekerasan verbal juga bisa sama menyakitkannya. Pasangan yang toxic mungkin sering berteriak, menghina, atau menggunakan kata-kata kasar untuk merendahkan kamu.

Jika kamu pernah merasa terancam secara fisik atau verbal, ini adalah tanda paling serius bahwa kamu harus segera keluar dari hubungan tersebut. Hubungan yang sehat tidak pernah melibatkan kekerasan dalam bentuk apa pun.

Jika kamu merasakan beberapa tanda di atas dalam hubunganmu, jangan tunggu lebih lama lagi! Hubungan yang sehat adalah tentang saling mendukung, bukan saling menyakiti. Jangan ragu untuk mengambil Tindakan entah itu dengan membicarakannya dengan pasangan, mencari bantuan dari teman atau keluarga, atau bahkan berkonsultasi dengan ahli.

Ingat, kamu berhak untuk merasa aman dan bahagia dalam hubunganmu! Jangan biarkan dirimu terjebak dalam hubungan toxic yang hanya membawa luka. Sudah waktunya kamu mengambil kendali atas kebahagiaanmu sendiri. Mulai hari ini, buat perubahan yang kamu butuhkan.

Jika kamu butuh panduan lebih lanjut, jangan ragu untuk mencari bantuan dari profesional seperti psikolog atau konselor hubungan. Kamu pantas untuk dicintai dengan cara yang benar!

Ilustrasi Implusive Buying

Gen Z, Waspada! Strategi Mengatasi Pembelian Impulsif Saat Stres untuk Kesehatan Keuangan

Temukan cara efektif mengatasi pembelian impulsif saat stres, terutama bagi Gen Z. Pelajari penyebab, dampak, dan strategi pengelolaan keuangan yang bijaksana.

img_title
VIVA.co.id
7 Oktober 2024