Mengapa Gen Z Kesulitan Move On? Eksplorasi Dampak Media Sosial dalam Hubungan!

Gen Z Susah Move On, Akibat Media Sosial
Sumber :

VIVA – Fenomena sulit move on di kalangan Generasi Z (Gen Z) semakin menjadi perhatian di era modern ini. Dengan pertumbuhan media sosial yang pesat, hubungan personal seringkali dipengaruhi oleh eksposur yang terus-menerus terhadap kenangan masa lalu. 

Benarkah Jin Suka di Kamar Mandi? Ini 5 Tempat Lain dirumah yang Jadi Favoritnya!

Gen Z, yang lahir antara tahun 1997 dan 2012, tumbuh dalam lingkungan digital dimana media sosial memainkan peran penting dalam kehidupan sehari-hari mereka. Media sosial juga berdampak pada kesulitan Gen Z dalam melupakan hubungan masa lalu, serta memberikan solusi yang dapat membantu mereka dalam proses move on.

"Move on" merujuk pada kemampuan seseorang untuk melepaskan kenangan atau hubungan yang telah berlalu dan melanjutkan hidup dengan positif. Proses ini sangat penting untuk kesehatan mental, karena tetap terjebak dalam kenangan masa lalu dapat menyebabkan depresi, kecemasan, dan rasa kehilangan yang mendalam. 

Skin Barrier Rusak ? Ini Dia Penyebab, Gejala, dan Cara Mengatasinya

Gen Z, yang sering menghadapi tekanan untuk tampil bahagia dan sukses, dapat mengalami kesulitan lebih dalam melakukan move on, terutama ketika hubungan berakhir. 

Bagaimana media sosial berkontribusi dalam memperlambat pemulihan emosional bagi Gen Z? Berikut beberapa alasan yang menjelaskan fenomena ini.

Usia Muda, Tapi Sering Lupa? Ini 8 Kebiasaan yang Harus Dihindari

Eksposur Berkelanjutan terhadap Masa Lalu

Media sosial dapat memperpanjang kenangan masa lalu melalui eksposur berkelanjutan terhadap foto-foto, status, dan cerita yang berkaitan dengan mantan pasangan. Ketika Gen Z terus-menerus melihat aktivitas mantan mereka, baik melalui unggahan maupun cerita, hal ini dapat menimbulkan rasa nostalgia yang menyakitkan dan menghambat proses move on. Dampak emosional dari terus melihat aktivitas mantan pasangan dapat membuat mereka merasa terjebak dalam perasaan lama.

Stalking Digital

Stalking digital adalah fenomena di mana seseorang secara aktif mencari informasi tentang mantan pasangan melalui media sosial. Ini dapat mencakup melihat akun-akun media sosial mantan, membaca komentar, dan mengikuti aktivitas mereka secara obsesif. Proses stalking digital ini dapat memperburuk proses move on, karena semakin banyak informasi yang diperoleh, semakin sulit untuk melepaskan diri dari masa lalu.

Perbandingan Sosial dan Tekanan Sosial

Media sosial juga menciptakan standar yang tidak realistis melalui perbandingan sosial. Gen Z sering kali merasa tertekan untuk memenuhi ekspektasi yang ditetapkan oleh teman-teman dan orang-orang yang mereka ikuti di media sosial. Hal ini dapat menyebabkan perasaan rendah diri dan kecemasan, terutama ketika melihat mantan pasangan yang tampak bahagia di media sosial. Dampak perbandingan sosial terhadap kesehatan mental sangat signifikan, dan dapat menghambat proses move on.

Cara Mengatasi Kesulitan Move On

  1. Mengurangi Penggunaan Media Sosial

Salah satu cara untuk mengatasi kesulitan move on adalah dengan mengurangi penggunaan media sosial. Berikut adalah beberapa tips dan trik untuk mengurangi waktu di media sosial:

  • Batasi waktu harian: Tentukan waktu tertentu setiap hari untuk menggunakan media sosial dan patuhi batasan tersebut.

  • Nonaktifkan notifikasi: Matikan notifikasi media sosial agar tidak tergoda untuk memeriksa aplikasi setiap saat.

  • Bersihkan akun: Hapus atau blokir akun mantan pasangan untuk mengurangi eksposur terhadap kenangan yang menyakitkan.

Manfaat detoks digital dapat membantu Gen Z untuk merasakan ketenangan dan fokus pada diri sendiri tanpa gangguan dari media sosial.

  1. Membangun Kembali Diri Sendiri

Proses move on juga melibatkan membangun kembali diri sendiri. Aktivitas positif yang dapat membantu termasuk:

  • Hobi baru: Temukan hobi atau aktivitas baru yang menyenangkan untuk mengalihkan pikiran.

  • Dukungan sosial: Berbicaralah dengan teman-teman atau keluarga tentang perasaan Anda dan cari dukungan.

  • Konsultasi profesional: Jika kesulitan berlanjut, pertimbangkan untuk berkonsultasi dengan psikolog atau konselor.

  1. Mengelola Emosi dengan Bijak

Penting untuk mengelola emosi dengan bijak. Beberapa teknik yang dapat diterapkan adalah:

  • Mindfulness: Praktikkan mindfulness untuk membantu fokus pada saat ini dan mengurangi kecemasan tentang masa lalu.

  • Meditasi: Luangkan waktu untuk meditasi guna menenangkan pikiran dan merelaksasi diri.

Dalam dunia yang semakin terhubung melalui media sosial, kesulitan Gen Z dalam move on dari hubungan masa lalu menjadi tantangan yang nyata. Melalui pemahaman tentang dampak negatif media sosial, serta penerapan solusi yang tepat, Gen Z dapat lebih mudah melakukan proses move on dan menjaga kesehatan mental mereka. 

Mari ambil tindakan untuk mengurangi penggunaan media sosial, membangun kembali diri, dan mengelola emosi dengan bijak demi masa depan yang lebih baik.

Arsip - Ketua KPI Pusat Ubaidillah

KPI Akui Tak Punya Kewenangan Tindak Konten Judi Online di Media Sosial

Ketua KPI Pusat mengatakan belum berwenang untuk mengawasi konten digital. KPI hanya berwenang untuk mengawasi lembaga penyiaran, televisi maupun radio terestrial.

img_title
VIVA.co.id
18 November 2024