Waspada! Kebiasaan Ini Bisa Picu Penyakit Jantung di Usia Muda

Ilustrasi serangan jantung/stroke.
Sumber :
  • Freepik/rawpixel.com

Jakarta, VIVA – Penyakit jantung saat ini tak hanya menjangkit masyarakat lanjut usia (lansia), tetapi juga semakin sering terjadi pada usia muda. Indonesia sendiri menghadapi tantangan cukup serius dalam menangani penyakit jantung. 

Selfie ala Idol? Gampang! Coba Studio Foto dengan Teknologi Canggih Ini

Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas 2018) 15 dari 1.000 orang, atau sekitar 2.784.064 orang di Indonesia menderita penyakit jantung. Scroll untuk info lebih lanjut, yuk!

Ya, walaupun penyakit jantung sering dianggap sebagai masalah kesehatan yang terkait dengan penuaan, gaya hidup dan kebiasaan kurang sehat ternyata turut berkontribusi pada peningkatan kasus di kalangan generasi muda. Hal tersebut diungkapkan oleh dokter sekaligus edukator gaya hidup sehat dr Reisa Broto Asmoro.

7 Gaya Hidup Ini Bisa Bikin Anda Terlilit Utang Pinjol, Waspada Sebelum Terlambat

"Saya merasa bahwa sangatlah penting untuk meningkatkan kesadaran tentang kondisi darurat penyakit jantung, yang kini juga banyak menyerang usia muda," kata dr Reisa dalam acara Grand Opening Heartology Cardiovascular Hospital di Jakarta, Selasa, 30 Juli 2024.

Ini Harapan Luna Maya Setelah Lawan Petenis Asal Kanada, Eugenie Bouchard

Dia mengungkapkan, ada beberapa kebiasaan anak muda yang bisa memicu penyakit jantung. Mulai dari pola makan yang tidak sehat hingga kurangnya bergerak aktif atau olahraga dalam kehidupan sehari-hari.

"Fast food, junk food, itu jelas-jelas ya (bisa jadi pemicu penyakit jantung di kalangan muda). Lalu, kebiasaan merokok, lifestyle buruk. Selain pola makan, kurang aktivitas fisik juga," jelasnya.

Sebab itu, dia menyarankan para anak muda untuk memperhatikan pola makan dan aktif berolahraga demi kesehatan jantung. "Pilih olahraga yang baik untuk jantung, seperti kardio, itu harus dilakukan. Nah, anak muda sekarang sudah mulai melupakan itu karena saking sibuknya kerja dari pagi sampai malam," tambahnya.

Padahal, kata dia, tidak perlu terlalu lama untuk meluangkan waktu berolahraga. "Yang disarankan kan minimal 150 menit per minggu, itu bisa dibagi-bagi, daripada kelamaan nonton drakor, misalnya," sambung dr Reisa.

Selain itu, yang tak kalah penting dan kerap dilupakan oleh anak muda adalah melakukan medical check-up. "Rasa takut 'divonis' harus diberantas agar kita bisa mengambil kendali atas kesehatan kita. Lebih baik mengetahui sejak dini untuk mencegah penyakit jantung. Jadi, harus cek."

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya