Mengenal Penyebab Kejang pada Anak, Begini Pertolongan Pertama yang Tepat

Anak demam
Sumber :
  • Pixabay

VIVA Lifestyle – Melihat anak mengalami kejang-kejang, tentu membuat para orang tua khawatir. Kejang pada anak ini disebabkan oleh berbagai macam kondisi pemicunya, mulai dari demam tinggi hingga kelainan yang perlu diwaspadai.

Anak Demam Jangan Sembarangan Kasih Antibiotik, Begini Penjelasan Ahli

Perlu diketahui, kejang merupakan salah satu kondisi di mana ada gangguan aktivitas listrik di otak yang terjadi secara spontan dan tidak terkendali. Scroll untuk info lebih lanjut, yuk!

Dokter Spesialis Anak Rumah Sakit Pondok Indah (RSPI) dr Arie Sulistyowati mengatakan, ada beberapa penyebab anak mengalami kejang. Mulai dari demam, epilepsi, adanya kelainan pada saraf pusat, tumor, kelainan struktur pada otak, hingga meningitis.

Selain Menular, Demam Berdarah Bisa Berujung Kematian Jika Sudah Pernah Terinfeksi

Selain itu, ada pula kondisi yang memicu terjadinya kejang pada anak. Misalnya, kadar gula darah yang terlalu rendah dan rendahnya kadar elektrolit. "Jadi, penyebabnya banyak dan beragam, tetapi manifestasi sama-sama kejang," kata dr Arie Sulistyowati dalam diskusi daring pada Kamis, 25 Juli 2024.

Gawat Brasil Konfirmasi Dua Kematian Akibat Kasus Virus Oropouche, Korban Tak Ada Riwayat Komorbid

Ketika anak mengalami kejang, orang tua tentu merasa khawatir, sehingga kadangkala panik berlebihan. Hal ini tak jarang menimbulkan reaksi yang kurang tepat untuk mengatasi kejang pada anak.

"Orang tua kalau melihat anak kejang, suka panik dan bingung sendiri. Jadinya,  suka ditepuk-tepuk, digendong-gendong. Padahal yang betul, anak kejang itu, harus amankan lingkungan, letakkan di tempat yang nyaman dan aman, terus lakukan safe position dengan dimiringkan ke satu sisi," jelasnya.

Dia menjelaskan, jika sudah dalam safe position seperti itu, maka tak perlu dilakukan tindakan apapun. "Boleh dilonggarkan bajunya. Kemudian sering juga anak berbusa atau ada air liur, tetapi kalau safe position, sudah aman. Itu tindakan pertama," ujar dr Arie.

Selain itu, orang tua juga dapat memberikan anak obat anti kejang melalui lubang anus. Sebaiknya, hindari memberikan obat lewat mulut saat anak kejang karena dikhawatirkan obat justru masuk ke saluran napas dan mengganggu saluran pernapasan. 

Dr Arie juga mengimbau para orang tua untuk tidak memasukkan apapun ke dalam mulut anak. Seperti mitos yang sering beredar yakni memasukkan sendok, tangan, ataupun kopi dengan alasan takut lidah tergigit saat sedang kejang.

"Yang paling sering ditemui itu seperti memasukkan apapun ke dalam mulut saat kejang karena takut lidahnya tergigit. Padahal kalau sudah safe position, risiko lidah tergigit maupun tersedak, kecil," kata dia.

Namun, jika anak kejang berulang lebih dari dua kali, dan ketika diberikan obat tidak kunjung sadar pasca kejang, orang tua perlu segera mencari pertolongan medis. Hal ini karena dikhawatirkan anak memiliki permasalahan kesehatan sehingga membutuhkan penanganan khusus oleh tenaga medis.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya