Awas! Henti Jantung Mendadak Bisa Terjadi pada Siapa Saja, Dokter Ungkap Pentingnya Lakukan Ini

Ilustrasi serangan jantung/stroke.
Sumber :
  • Freepik/rawpixel.com

VIVA Lifestyle – Kasus kematian pebulu tangkis asal China, Zhang Zhi Jie, yang meninggal dunia saat tampil di acara Badminton Asia Junior Championship (AJC) 2024 di Yogyakarta, meninggalkan duka yang mendalam. Tak hanya duka, kasus ini juga turut menjadi perhatian banyak orang, tak terkecuali para ahli di bidang kesehatan.

Dampak Bahaya Duduk Terlalu Lama pada Kesehatan Jantung, Meskipun Aktif Berolahraga

Salah satunya, Dokter Spesialis Kedokteran Olahraga dr Antonius Andi Kurniawan, SpKO. Dia mengatakan, kondisi henti jantung mendadak atau sudden cardiac arrest, bisa terjadi kapan saja, di mana pun, dan kepada siapa saja, tak terkecuali atlet.

Sebab itu, kata dia, pihak penyelenggara acara olahraga maupun penyedia fasilitas olahraga, sebaiknya mempersiapkan tenaga medis serta peralatan yang memadai. Apalagi untuk event olahraga, sebaiknya alat-alat medisnya sesuai standar internasional.

7 Manfaat Kopi Hitam Tanpa Gula, Bisa Bantu Turunkan Berat Badan

"Penyelenggara event olahraga harus menjadikan layanan kesehatan sebagai prioritas utama petugas medis dan perlengkapan medis yang sesuai dengan standar internasional," kata dr Antonius Andi Kurniawan, seperti dikutip dari video Reel di Instagramnya, Rabu, 3 Juli 2024.

Dia menjelaskan, henti jantung atau sudden cardiac arrest bisa terjadi di mana saja, kapan saja, dan mengenai siapa saja. "Jadi kalau saya sebagai medical koordinator dalam sebuah event, saya harus berpikir bahwa seakan-akan, akan ada kejadian sudden cardiac arrest di event saya, sehingga saya harus prepare, saya harus menyiapkan SDM, dan saya harus menyiapkan perlengkapannya dengan tepat supaya respon time to CPR, respon to defibrilator-nya itu bisa tepat," ujarnya.

Lima Makanan yang Baik untuk Menjaga Kesehatan Jantung

Menurut dia, ketepatan dalam mempersiapkan kondisi-kondisi medis terburuk, seperti yang terkait pada masalah jantung, bisa meningkatkan angka survival rate. Selain itu, dia juga menyarankan agar kemampuan melakukan cardiopulmonary resuscitation (CPR) bisa dipelajari dan dilakukan semua orang, tidak hanya tenaga medis.

"CPR harus bisa dilakukan oleh siapa saja. Tidak harus medis, dan kalaupun medis, harus bisa melakukan high quality CPR," sarannya.

Dia juga menyebut tentang pentingnya setiap event maupun fasilitas olahraga, memiliki AED atau Automatic External Defibrillator. Ini merupakan alat medis yang digunakan untuk mengembalikan irama jantung yang abnormal dengan memberikan kejutan listrik.

"AED di setiap event olahraga, bahkan di lapangan basket, GOR olahraga, kolam renang, tempat kebugaran, apapun itu, harus ada," pungkasnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya