Punya Anak Dapat Uang Rp167 Juta dari Pemerintah, Mau?
- bbc
Dia mengaku mendapat uang insentif dari pemerintah, namun uang itu hanya berdampak sedikit.
Kim Ji-ye menyebut dirinya beruntung karena perusahaan tempatnya bekerja cukup ramah anak. Dia mengambil cuti melahirkan selama 16 bulan dan ada tempat penitipan anak di kantor — keuntungan yang jarang dimiliki karyawan kantor di Korsel.
"Saya punya banyak teman yang mengambil cuti sejenak akibat tekanan sosial setelah melahirkan," paparnya. "Tidak banyak perusahaan mendorong cuti bagi ayah atau ibu setelah melahirkan."
Ini mungkin masalah yang sangat spesifik, namun pola yang sama terjadi di Jepang. China kini mengikuti jejak kedua negara itu.
Contoh kasus-kasus ini mungkin ekstrem bagi negara-negara lain. Namun, ketika perempuan berpendidikan dan memasuki dunia kerja, memiliki anak kurang mendapat prioritas. Dan semakin sulit secara logistik.
Negara-negara seperti Uruguay, Thailand, Turki, dan Iran menunjukkan bahwa ketika memiliki anak sedikit menjadi sesuatu yang normal, sangat sulit mengubah kondisi itu.
Kesuksesan kecil
Sejumlah komunitas mungkin punya solusi yang terbukti berhasil di kawasan lokal.
Kota kecil Nagi di Jepang mampu menggandakan angka kelahiran dalam sembilan tahun, dari 1,4 anak menjadi 2,8 anak per perempuan, dengan memberikan insentif yang sangat royal. Kemudian Kota Lestijärvi di Finlandia memberikan €11.000 (Rp166,7 juta) untuk setiap kelahiran anak.
Kota kecil di Estonia juga mengucurkan jutaan euro sebagai insentif atas kelahiran anak. Sebuah keluarga dengan tiga anak, misalnya, mendapat tunjangan €520 (Rp7,8 juta) per bulan. Hasilnya, angka kelahiran anak sedikit meningkat.