Dokter Ungkap Terapi Akupuntur Bisa Perbesar Peluang Kehamilan
- Pixabay/ Andreas
VIVA – Satu dari tujuh pasangan suami istri di dunia mengalami infertilitas, baik infertilitas primer maupun infertilitas sekunder. Hal ini tidak hanya terjadi pada wanita, tetapi juga pria.
Menurut penelitian, sekitar 40 hingga 50 persen infertilitas disebabkan oleh faktor yang berasal dari istri, 25 hingga 40 persen dari suami, 10 persen karena faktor keduanya, dan 10 persennya lagi tidak diketahui penyebabnya (idiopatik).Â
Ketidaksuburan sendiri ditandai dengan pasangan suami-istri yang telah menikah dalam kurun waktu minimal satu tahun, meski telah melakukan hubungan intim secara teratur tanpa menggunakan alat kontrasepsi apapun, namun belum berhasil mendapatkan kehamilan.
Padahal, kesuburan sendiri sangat penting bagi pasangan suami istri untuk bisa memiliki keturunan. Sehingga penanganan infertilitas yang tepat harus selalu dilakukan sesuai dengan penyebabnya.
"Akupunktur medik yang dikombinasikan dengan pengobatan kedokteran modern dapat memberikan hasil yang lebih optimal untuk menunjang penanganan gangguan kesuburan. Menurut penelitian, teknik akupunktur dapat meningkatkan keberhasilan program bayi tabung 60 persen lebih tinggi dibandingkan dengan yang tidak menjalani terapi akupunktur," ujar dr. R. Handaya Dipanegara, M. Kes, Sp. Ak selaku dokter spesialis akupunktur medik RS Pondok Indah - Bintaro Jaya.
Teknik ini dilakukan dengan cara merangsang titik tertentu di permukaan tubuh, baik menggunakan jarum saja, elektroakupunktur (dengan bantuan listrik), laserpunktur (dengan sinar laser), maupun penyuntikan dengan cairan yang dikenal dengan akupunktur.
Mekanisme akupunktur medik dalam mengatasi gangguan kesuburan dilakukan dengan cara memperbaiki hormon reproduksi, memperbaiki sirkulasi aliran darah ke rahim, mengurangi vasokonstriksi pembuluh darah, serta mempertebal dinding endometrium.
Selain itu, terapi akupuntur juga membuat pikiran lebih tenang dan mampu meningkatkan sistem imunitas, dan homeostasis tubuh.Â
"Terapi akupunktur untuk menunjang penanganan gangguan kesuburan biasanya dilakukan dua kali dalam seminggu, setiap sesi membutuhkan waktu rata-rata 30 menit.
Satu seri terapi terdiri dari 12 kali terapi. Untuk mendapatkan hasil yang optimal pada program bayi tabung, akupunktur medik dapat dilakukan sehari sebelum dan setelah transfer embrio dilakukan," paparnya dikutip dari siaran pers RS Pondok Indah, Jumat 10 Januari 2020.
Selama menjalani terapi atau program penanganan infertilitas, pasien disarankan memperbaiki pola hidup dengan tidak merokok, makan makanan yang bergizi dan menghindari makanan yang mengandung pengawet, menurunkan berat badan, mencegah stres, istirahat dan tidur cukup, serta berolahraga teratur seperti bersepeda dan berlari ringan selama 30 menit.