Agresivitas Bali United Panaskan Bursa Transfer Indonesia
- ANTARA FOTO/Nyoman Budhiana
VIVA.co.id – Bali United menjadi kontestan Liga Super Indonesia (ISL) paling agresif di bursa transfer jelang musim 2017 bergulir. Total sudah enam pemain yang mereka rekrut meski kompetisi baru akan berjalan pada Maret 2017 mendatang. Yang paling mengesankan, mereka memenangkan persaingan perburuan Irfan Bachdim.
Pemain berdarah Belanda itu diketahui menjadi incaran banyak klub di Tanah Air usai kontraknya tak diperpanjang oleh klub asal Jepang, Consadole Sapporo. Semen Padang, Arema FC, dan Persib Bandung adalah di antaranya. Dan pada akhirnya, Bali United yang menjadi pemenang dalam persaingan tersebut.
"Saya sudah dengar berita tentang Irfan. Saya bersama manajemen klub, sangat tertarik mendatangkan Irfan ke Semen Padang," kata pelatih Semen Padang, Nilmaizar saat dihubungi VIVA.co.id beberapa waktu lalu.
Lain lagi dengan yang dialami oleh Arema FC. Beberapa waktu lalu, ketika kabar kedekatan Irfan dengan Bali United santer beredar, mereka sesumbar sudah menyodori kontrak. Klub berjuluk Singo Edan itu pun optimistis bakal jadi pemenang dalam perburuan tersebut.
"Jujur saja kita sudah melakukan komunikasi terutama Pak Ruddy, General Manager Arema. Harga dan semuanya urusan manajemen soal komunikasi, iya saya juga langsung komunikasi denganya dia tertarik. Cuma dia sedang proses penyembuhan di Jerman," kata pelatih Arema FC, Aji Santoso.
Irfan diikat kontrak untuk setahun ke depan oleh klub berjuluk Serdadu Tridatu tersebut, dan langsung diperkenalkan kepada publik di Bali, Kamis 12 Januari 2017. Pemain berusia 28 tahun tersebut nampak tersenyum bahagia ketika tampil di depan awak media, begitu juga dengan Chief Executive Officer (CEO) Bali United, Yabes Tanuri, dan sang pelatih Indra Sjafri.
"Saya sangat senang bisa ke Bali United, saya sudah tahu coach Indra Sjafri sejak Piala AFF U-19 dan jadi salah satu yang terbaik di Indonesia. Untuk saya yang penting pelatih harus bagus,” ungkap Irfan.
Bergabung dengan tim yang baru berumur sekira dua tahun, Irfan memiliki alasan kuat. Keseriusan Bali United dalam membangun tim mulai dari usia muda hingga senior menjadi pertimbangan utama. Selain itu, dia memilih Pulau Dewata sebagai labuhan terbaru karena faktor keluarga.
"Ini bukan karena pertimbangan untuk saya sendiri. Tentunya saya juga memikirkan tentang kenyamanan keluarga dan anak-anak saya dimana Bali tempat yang lengkap yakni pelatih, tim dan pemainnya,” beber Ayah dari dua anak tersebut.
Bali United Ingin Bersaing di Level Atas
Ngurah Nanak, Muhammad Taufiq, Yandi Sofyan, I Made Kadek Wardana, dan Dias Angga Putra adalah nama lain rekrutan Bali United di bursa transfer kali ini. Manajemen memutuskan untuk melakukan transfer gila-gilaan bukannya tanpa alasan. Sebab, di musim depan mereka ingin bisa bersaing di level atas kompetisi.
Pada ajang Torabika Soccer Championship (TSC) lalu, prestasi Bali United bisa dibilang membuat para penggemarnya kecewa. Bagaimana tidak, dari 34 pertandingan, mereka mengoleksi 10 kemenangan, 10 hasil imbang, dan 14 kekalahan. Catatan gol juga buruk. Mereka kemasukan 52 gol, dan hanya mampu membobol gawang lawan sebanyak 36 kali.
Tekanan kepada manajemen untuk melakukan perombakan dalam tim sudah lama didengungkan oleh para suporter. Menanggapi permintaan tersebut, Bali United coba mendatangkan beberapa pemain asing. Akan tetapi hasilnya juga belum menemui jalan terbaik.
"Setelah dua tahun kami membangun rangka tim, sesuai rencana kami di tahun ketiga adalah tahun prestasi. Untuk itu, sudah sewajibnya diperlukan evaluasi tim secara baik. Dari hasil evaluasi tersebut, kami menilai perlu adanya penambahan pemain yang lebih cocok serta bisa memenuhi ekspektasi kami" kata Indra.
Yabes rupanya juga menyimpan ambisi khusus yang diungkapkannya saat perkenalan Irfan dan Ngurah Nanak. Kedatangan pemain dengan reputasi besar, diharapkan bisa memberikan suntikan motivasi bagi para pemain muda, terutama putra daerah.
"Irfan memiliki pengalaman dan reputasi yang cukup baik. Ngurah Nanak juga merupakan putra daerah Bali yang sudah berpengalaman di sepakbola nasional. Semoga keduanya bisa memberikan contoh yang baik untuk pemain Bali United lainnya terutama untuk para pemain muda," ungkapnya.
Para suporter Bali United kini juga bisa berbangga. Karena dari 28 pemain yang sudah terikat kontrak untuk musim depan, terdapat delapan nama yang merupakan putra daerah. Para Semeton Dewata --julukan suporter Bali United-- kini akan lebih berbangga dalam memberi dukungan kepada tim.
Persib Mesti Alihkan Buruan
Dengan hilangnya buruan, Persib dan Arema yang memang membutuhkan sosok striker harus gerak cepat mengalihkan perburuan. Terlebih lagi untuk Maung Bandung. Ini menjadi pukulan telak kedua bagi mereka setelah beberapa waktu lalu, Patrick dos Santos hampir resmi bergabung.
Manajemen Persib mengaku sudah membayarkan uang muka untuk mendatangkan pemain asal Brasil tersebut. Akan tetapi, hingga tenggat waktu yang telah ditentukan, Patrick tak kunjung datang. Yang terjadi kemudian justru dia memilih bergabung dengan klub asal Vietnam.
Umuh Muchtar, manajer Persib marah sekali mendengar kabar tersebut. Dia bahkan mengancam akan melakukan penuntutan terhadap agen eks pemain Mitra Kukar tersebut. Selain itu, dia mengatakan bakal membuat Patrick menyesal karena telah lari dari kesepakatan.
"Kita akan tuntut, karena DP (down payment) sudah dikasih ke dia. Kalau bisa nanti tidak bisa main lagi di Indonesia," tegas Umuh dengan nada tinggi saat ditemui wartawan usai menghadiri Kongres Tahunan PSSI di Hotel Aryaduta, Bandung, Minggu 8 Januari 2017 lalu.
Dalam skuat asuhan Djadjang Nurdjaman kini berarti hanya tersisa Segio van Dijk dan Tantan yang berposisi sebagai striker. Mereka semestinya masih memiliki satu legiun asing, yakni Marcos Flores. Namun, pemain asal Argentina tersebut tak kunjung disodori kontrak baru.
Manajemen Maung Bandung mengacuhkan Marcos karena yakin bisa mendapatkan Patrick. Akan tetapi situasi kini telah berubah. Umuh mengaku masih ingin pemain berusia 31 tahun tersebut berseragam biru-biru musim depan. Namun, karena merasa statusnya digantung, sang pemain tersinggung.