Ujian Perdana Allardyce Bersama Inggris
- Reuters / Andrew Couldridge
VIVA.co.id – Inggris akan melakoni laga kualifikasi Piala Dunia 2018, dengan menghadapi Slovakia. Duel ini bakal digelar di Stadion Antona Malatinskeho, Minggu 4 September 2016.
Dalam kesempatan ini Sam Allardyce bakal melakoni debutnya sebagai manajer timnas Inggris. Tentunya, publik Negeri Ratu Elizabeth berharap Allardyce bisa memberikan kemenangan di laga debutnya.
Bukan hal yang sulit tampaknya bagi Allardyce untuk mewujudkan harapan publik Inggris. Sebab, dalam empat pertemuan terakhir melawan Slovakia, Inggris tak pernah kalah.
Hasil terburuk adalah imbang. Itu terjadi di Piala Eropa 2016 lalu. Sisanya, Inggris selalu menang.
"Kami sudah bekerja bersama-sama demi mendapatkan pemahaman tentang pola bermain yang Allardyce inginkan. Sekarang, kami sudah mengerti. Kami siap memenangkan laga selanjutnya," ujar gelandang Inggris, Dele Alli, seperti dilansir London Evening Standard.
Alli menyatakan seluruh pemain Inggris sudah siap menghadapi laga melawan Slovakia. Seluruh penggawa The Three Lions, disebutnya, siap bertarung habis-habisan demi meraih kemenangan perdana di era Allardyce.
"Kami siap bekerja keras. Semua pemain sangat bersemangat melakoni pertandingan pertama bersama manajer baru," ucap Alli.
Di laga debutnya, Allardyce melakukan sedikit perubahan dalam skuatnya. Dia tak membawa Jack Wilshere dan Ross Barkley.
Tak dibawanya Wilshere bisa diterima. Sebab, Wilshere jarang bermain di musim ini. Tapi, untuk Barkley agak aneh.
Sebab, Barkley tampil konsisten di tiga laga pembuka Premier League bersama Everton. Bahkan, dia menjadi tulang punggung The Toffees.
Allardyce juga memberi kejutan lain dengan memanggil Michail Antonio. Ini adalah kali pertama Antonio dipanggil ke timnas Inggris.
"Keputusan yang sulit. Saya tahu ini berat bagi Ross. Tapi, peluang baginya masih ada," terang Allardyce seperti dikutip BT Sport.
Selanjutnya
Menanti Wajah Baru Inggris
Publik pastinya penasaran akan seperti apa pola bermain Inggris di bawah arahan Allardyce?
Sebelum menerka-nerka, menarik untuk disimak rekam jejak Allardyce. Selama ini, Big Sam lebih sering melatih klub-klub medioker seperti Newcastle United, West Ham, Sunderland, Bolton Wanderers, dan Blackburn Rovers.
Gaya main yang diusung Allardyce saat mengarsiteki klub-klub tersebut hampir mirip. Dia mengandalkan kemampuan fisik para pemainnya demi bisa meraih hasil terbaik. Bisa dibilang, Allardyce masih mengusung filosofi kick and rush.
Adam Lallana mengungkapkan cara Allardyce menangani timnas Inggris. Lallana menyebut Allardyce tak memberikan ide permainannya secara jelas.
Justru, Allardyce memberi kebebasan kepada anak-anak asuhnya untuk menampilkan gaya bermain sendiri.
"Tak ada gaya yang spesifik. Saya mengira dia tak punya gaya main tertentu. Dia menyebut bagaimana cara mainnya, tergantung pada cara kami bermain dan siapa lawannya. Gaya tersebut bisa saja berubah," kata Lallana.
Meski begitu, Lallana mengaku senang dengan filosofi Allardyce. Pemain Liverpool tersebut menilai Allardyce merupakan manajer yang tepat bagi Inggris.
"Saya merasa terkesan dengannya. Rencananya masuk akal buat saya. Dia orang yang pandai menyesuaikan diri. Itu adalah karakter bagus yang diperlukan oleh seorang manajer," tutur Lallana.
Sementara itu, Allardyce masih merahasiakan gaya main yang akan diusungnya untuk Inggris. Dia hanya menyebutkan Inggris bakal bermain lebih oportunis di laga kontra Slovakia nanti.
"Beban lebih berat di mereka karena main di kandang. Pasti, mereka bermain lebih agresif, karena ini laga yang penting bagi mereka. Saya berharap ada kelengahan dan pemain kreatif kami ditinggalkan. Dengan demikian, kami bisa menghukum mereka," ujar Allardyce.
Selanjutnya
Ikuti Jejak Siapa?
Jeda internasional kali ini diwarnai debut dari beberapa pelatih baru di timnas masing-masing. Selain Allardyce, Julen Lopetegui, Roberto Martinez, dan Giampiero Ventura juga menjalani debut.
Lopetegui, Martinez, dan Ventura sudah mencetak debut terlebih dulu ketimbang Allardyce. Lopetegui dan Martinez beradu pintar ketika Spanyol berduel dengan Belgia, di Brussels, Kamis 1 September 2016 atau Jumat dini hari WIB.
Dalam kesempatan tersebut, Lopetegui lebih unggul. Spanyol racikannya mampu mengalahkan Belgia dua gol tanpa balas dalam laga persahabatan.
"Kami telah mencoba untuk bekerja lebih sebagai tim, baik saat menguasai bola atau saat tanpa bola. Kami berani menunjukkan bahwa ini adalah hal yang sangat membuat nyaman tim," ujar Lopetegui usai pertandingan dilansir Socccerway.
"Kami bermain sangat baik. Kami mampu menjaga keseimbangan, tahu ada sedikit tekanan, bersyukur untuk permainan yang sangat baik," lanjutnya.
Sementara, Ventura justru bernasib sama dengan Martinez. Italia kalah dari Prancis dengan skor 1-3.
Kekalahan tersebut menimbulkan kekecewaan yang begitu mendalam bagi Ventura. Italia kalah, menurutnya, karena kesalahan sendiri.
"Pastinya saya tak puas dengan hasil yang didapat. Saya tak bisa berharap banyak. Jika saya analisis, di pertandingan melawan Prancis, kami membuat banyak kesalahan," keluh Ventura seperti dikutip Daily Mail.
Jadi, jejak siapa yang akan diikuti Allardyce? Apakah Lopetegui, atau Ventura dan Martinez?
Dilihat dari statistik, sejak 1990, ada nasib baik yang menaungi manajer anyar Inggris. Dilansir ESPN, manajer baru Inggris selalu menang di laga perdananya sepanjang 26 tahun terakhir.
Graham Taylor, Terry Venables, Glenn Hoddle, Kevin Keegan, Sven-Goran Eriksson, Steve McLaren, Fabio Capello, dan Roy Hodgson, mencetak debut manis.
Dan di antara mereka, debut Eriksson bisa dikatakan yang paling luar biasa. Sebab, dia mampu mengantarkan Inggris menang atas Spanyol dengan skor yang cukup telak, 3-0.Â
Jadi, bagaimana Allardyce? Mampu pertahankan rekor atau justru jadi perusak?