Air Mata CR7 Berujung Sejarah Portugal di Piala Eropa
- REUTERS/Carl Recine
VIVA.co.id – Piala Eropa 2016 akhirnya telurkan jawara baru. Portugal secara mengejutkan berhasil merebut gelar juara setelah menang atas sang tuan rumah, Prancis, dalam laga final hari Minggu, 10 Juli 2016 atau Senin dini hari WIB.
Pertandingan di Saint-Denis kemarin berjalan penuh drama dan air mata. Bagaimana tidak, Portugal sudah harus kehilangan bintang utama mereka, Cristiano Ronaldo, saat laga baru berjalan 24 menit.
Hantaman Dimitri Payet di tengah lapangan membuat Ronaldo alami masalah pada lutut kirinya. Peluang Portugal menjadi juara pun seakan menyusut setelah sang kapten terpaksa ditandu keluar lapangan sambil meneteskan air mata.
Namun, kehilangan Ronaldo tampaknya membuat para pemain Portugal jadi lebih total tampil di lapangan. Tim asuhan Fernando Santos itu mampu meredam semua pola serangan yang dibangun Prancis.
Penampilan gemilang Rui Patricio di bawah mistar gawang juga memberikan Portugal poin plus. Tercatat usaha Antoine Griezmann dan Mousa Sissoko mampu dimentahkannya dengan sempurna.
Serangan balik cepat dari kedua sayap juga menjadi andalan Portugal dalam membuat repot pertahanan Les Bleus. Namun, tak ada gol yang tercipta sampai 90 menit waktu normal usai.
Kejutan terjadi pada perpanjangan waktu babak kedua. Tusukan pemain pengganti dari sisi kiri ke tengah itu menemui ruang dan tendangan keras pun dilepaskan. Gol! Gol tersebut menjadi satu-satunya yang tercipta hingga 120 pertandingan berlangsung.
Sukses ini sekaligus menjadi akhir dari penantian panjang Portugal menjadi jawara di Eropa. Sepanjang sejarah, Portugal sudah tampil di tujuh edisi Piala Eropa yang dimulai pada tahun 1984.
Di enam penampilan sebelumnya, Portugal selalu berhasil lolos fase grup. Namun ambisi mereka menjadi juara selalu pupus. Diawali di Piala Eropa 1984 saat mereka tersingkir di semifinal.
Usai absen di Piala Eropa 1988 dan 1992, Portugal kembali tampil di Piala Eropa 1996. Namun langkah mereka terhenti di babak perempatfinal. Di Piala Eropa 2000, langkah Portugal terhenti di semifinal.
Portugal nyaris menjadi juara saat menjadi tuan rumah Piala Eropa 2004. Mereka sukses melaju ke final. Tapi sayang mereka secara mengejutkan tumbang 0-1 dari tim lemah Yunani.
Upaya Portugal di dua edisi Piala Eropa berikutnya juga berakhir tragis. Langkah Portugal terhenti di babak perempatfinal Piala Eropa 2008 dan semifinal Piala Eropa 2012.
Namun, penantian Portugal berakhir di Piala Eropa 2016. Mereka akhirnya menjadi kampiun. Meski di awal turnamen, kualitas dan kekuatan Portugal sempat diragukan banyak pihak.
'Itik Buruk Rupa' yang Kini Mempesona
Performa Portugal memang sangat diragukan. Bagaimana tidak, Portugal bukan tim yang paling cantik dari segi permainan sepanjang turnamen berlangsung satu bulan terakhir.
Tercatat hanya satu kemenangan yang berhasil direbut Portugal dalam waktu 90 menit dari awal fase grup lalu sampai babak final kemarin. Sisanya semua berakhir imbang atau terpaksa berlanjut ke perpanjangan waktu bahkan adu penalti.
Selain itu, Portugal juga tercatat hanya berada dalam kondisi memimpin dari lawan selama 73 menit saja dari total 720 menit laga yang mereka jalankan sepanjang Piala Eropa 2016.
Tak heran semua rumah judi Eropa menjagokan Prancis bakal keluar sebagai kampiun. Apalagi rekor pertemuan tuan rumah tiap tampil di kandang sendiri pada turnamen bergengsi begitu superior.
Lalu, apakah kunci kemenangan Portugal sehingga bisa secara mengejutkan menjadi juara. Tidak terlalu sulit, membangun skuat kekeluargaan dengan fondasi yang solid.
"Kekompakan adalah kuncinya. Kami mendukung satu sama lain di dalam dan luar lapangan. Kami telah mampu membangun semangat besar dalam tim dan kita semua tumbuh ke arah yang sama. Sekarang kita harus merayakannya, karena ini adalah momen besar," ungkap gelandang Portugal, Joao Moutinho, kepada Soccerway.
"Meski kami sempat kehilangan Cristiano Ronaldo, tapi kami harus mengatasi tekanan besar itu. Pemain lain pun datang (Eder) dan kami mampu untuk menang, seperti apa yang selalu kita inginkan," tegas mantan gelandang AS Monaco ini.
Dari segi statistik, Ini menjadi trofi Piala Eropa pertama Portugal sepanjang sejarah. Seleccao Das Quinas juga tercatat menjadi timnas ke-10 yang berhasil memenangi turnamen empat tahunan ini.
Seluruh penggawa Timnas Portugal tak bisa menahan kegembiraannya usai wasit asal Inggris, Mark Clattenburg, meniup panjang tanda akhir pertandingan. Salah satu yang begitu antusias menyambut kesuksesan ini adalah pemain belakang, Pepe.
Bagaimana tidak, laga kontra Prancis ini adalah laga final perdana bagi Pepe bersama Portugal. Di final perdananya, Pepe berhasil mengantar Portugal mencatatkan sejarah untuk pertama kalinya meraih gelar Piala Eropa.Â
Tak hanya itu, di usianya yang sudah tak muda lagi, gelar ini dirasa Pepe bisa jadi pencapaian tertinggi baginya bersama Timnas Portugal.
"Kami sudah menumpahkan darah, keringat, dan air mata dalam (kompetisi) ini. Kami sudah menulis sebuah halaman yang cerah bagi sejarah sepakbola Portugal," kata Pepe dikutip UEFA.com.
Air Mata Bahagia Ronaldo
Tetapi, kamera menyorot ke pinggir lapangan saat peluit panjang di Stade de France berbunyi. Wajah merah Ronaldo tampak di layar besar stadion, berteriak dengan emosional. Air mata bahagia mengucur di pipinya.
Bagi Ronaldo, final Piala Eropa 2016 adalah final kedua sepanjang kariernya berkostum Seleccao Das Quinas. Sebelumnya, Ronaldo masih berusia 19 tahun saat dipaksa menyaksikan Portugal tumbang di depan pendukungnya sendiri oleh tim gurem, Yunani.
Sejak saat itu, Ronaldo ternyata terus berdoa agar bisa membalaskan kekalahan itu. Akhirnya, doa pemain Real Madrid itu dijawab pada Minggu 10 Juli 2016 atau Senin dini hari WIB.
"Saya selalu meminta Tuhan untuk diberikan kesempatan lagi. Sayangnya, itu tidak berjalan baik untuk saya. Saya mengalami cedera di awal pertandingan," ujar Ronaldo, seperti dilansir dari situs UEFA.
"Tapi, saya yakin pada pemain di tim ini. Mereka punya kualitas dan kemampuan, begitu juga strategi pelatih kami untuk meraih kemenangan. Puji Tuhan, semua berjalan baik untuk kami," katanya.
Kemenangan Portugal atas Prancis cukup mengejutkan. Pasalnya, Portugal tampil tidak dengan skema menawan, tetapi lebih defensif. Karena itu, Ronaldo tak lupa memuji kolektivitas seluruh pemain dalam laga kemarin.
"Kami mengalahkan Prancis dan saya bahagia. Ini adalah salah satu momen paling bahagia dalam karier saya. Masyarakat Portugal pantas merasakan ini, pemain kami juga begitu," ucap Ronaldo.
Sosok yang dikenal dengan sapaan CR7 itu memang sangat penting di dalam tubuh Portugal. Meski tak turun di lapangan, ia tetap memiliki pengaruh penting untuk para pemain.
Salah satu kata yang dituturkan adalah tim diminta tetap fokus meski harus kehilangan dirinya pada awal pertandingan besar.
"Ini sangat sulit. Saya ingat, bagi saya dan tim itu sangat mengejutkan. Di babak pertama, Ronaldo memiliki kata-kata yang fantastis bagi kami. Ia memberikan rasa kepercayaan diri dan berkata, 'Kita akan menang, jadi mari berjuang bersama-sama'," kata Soares dilansir dari Soccerway.Â
Â
Menurut bek berusia 24 tahun ini, apa yang dikatakan Ronaldo tersebut sangat luar biasa. Soares menambahkan, Ronaldo telah banyak membantu tim meski tidak bermain penuh. Salah satunya, kata-kata yang membangkitkan tim.
"Saya senang menjadi bagian tim ini dan menjadi juara," ungkap pemain Southampton ini.Â