Selamat Tinggal Messi, Mana Gelar Mu Buat Argentina?

Bintang timnas Argentina, Lionel Messi.
Sumber :
  • Adam Hunger-USA TODAY Sports

VIVA.co.id – Nama Lionel Messi dikenal sebagai salah satu pemain terbaik sepanjang masa setelah prestasinya bersama Barcelona. Namun, karirnya malah berbanding terbalik ketika berkostum Argentina.

Lionel Messi Jadi Penjual Es Teh, Cristiano Ronaldo Tertawa Puas, Sindir Gus Miftah?

Pada drama adu penalti di final Copa America Centenario, Messi berjalan mendekati titik putih MetLife Stadium, mengangkat bola, menciumnya, sebelum meletakkannya kembali ke titik putih. Ancang-ancang diambilnya, sayang bola melayang saat ditendang. Raut wajahnya pun memerah.

Sebagai penendang pertama Timnas Argentina tentu diharapkan bisa memberikan harapan, apalagi sebelumnya eksekutor Chile, Arturo Vidal, juga gagal. Tak heran, jersey Albiceleste yang dikenakannya langsung ditarik dengan keras, Messi kecewa.

Jadwal Drawing dan Pembagian Pot Piala Dunia Antarklub 2025, Lionel Messi Cs Bakal Ketemu Lawan Berat

Betul saja, Chile akhirnya menjadi juara Copa America setelah berhasil menang 5-3 atas Argentina di babak tos-tosan. Artinya, ini kali ketiga Messi gagal di laga final turnamen besar bersama Argentina.

Sebelumnya, Messi merasakan kenyataan pahit saat harus kalah 0-1 di tangan Jerman pada final Piala Dunia 2010 lalu. Setelah itu, Chile yang gagalkan mimpi Argentina merebut gelar juara di ajang Copa America.

Argentina Bikin Timnas Indonesia Jadi Lebih Ganas

Kini, Chile kembali menjadi ganjalan Messi cs di edisi spesial ke-100 Copa America. Sang pemain terbaik dunia pun untuk kali ketiga hanya bisa melewati trofi juara bukan mengangkatnya.

Bagaimana perasaan Messi? Tentu saja hatinya bak hancur. Air mata bercucuran dengan deras di pipi pemain 29 tahun tersebut. Matanya kosong seakan tak percaya kalah Argentina kembali gagal di tangannya.

Yang mengejutkan, pernyataan Messi memutuskan mundur dari Timnas Argentina usia kekalahan tersebut.

"Bagi saya, tim nasional telah berakhir. Syaa telah melakukan sebisa saya. Ini menyakitkan tak menjadi juara," kata Messi setelah kalah dari Chile.

Tidak sampai di situ saja. Setelah pertandingan, akun Twitter timnas Argentina menuliskan kutipan dari Messi yang berbunyi: 

"Ini bukan takdir kami. Ini final ketiga kami secara beruntun. Kami sudah berusaha. Ini masa-masa yang sulit untuk dianalisis. Di ruang ganti, saya berpikir bahwa ini sudah selesai untuk saya. Tim ini bukan untuk saya".

"Itulah yang saya rasakan saat ini. Ini adalah kesedihan yang mendalam. Saya gagal menyarangkan penalti yang sangat penting. Keputusan ini untuk kebaikan semuanya," tulis Messi.

Langkah Messi Akan Lucuti Skuat Argentina?

Kini, ketakutan menyelimuti tim Argentina. Juara dunia dua kali itu terancam ditinggal sejumlah nama besar lain selain Messi.

Beberapa nama santer yang disebut akan menanggalkan kostum timnas mereka adalah Sergio Aguero, Javier Mascherani, Angel Di Maria, Ezequiel Lavezzi, Gonzalo Higuain, dan Lucas Biglia.

Menurut Aguero, kondisi tim usai kekalahan melawan Chile sangat buruk. Hal itu semakin mempertegas butuhnya perubahan dalam Tim Tango.

"Saat ini. Ada beberapa pemain yang sedang mengevaluasi untuk tidak melanjutkan karier dengan tim nasional Argentina," kata Aguero, seperti dilansir FourFourTwo.

"(Setelah laga final Centenario) ini adalah suasana ruang ganti terburuk yang pernah saya rasakan di dalamnya. Lebih buruk dari final Piala Dunia di Brasil dan Copa America lainnya," lanjutnya.

Namun, menurut pemain lain, Sergio Romero, hal itu kemungkinan hanya emosi semata. Kiper yang mendekap erat Messi usai kekalahan pedih tersebut menilai ucapan sang kapten hanyalah karena dia terbawa suasana sedih dan marah.

"Saya rasa Messi mengucapkannya ketika masih dalam kondisi emosional karena dia melewatkan kesempatan bagus untuk menang," kata Romero.

Tinta Hitam Prestasi Messi

Kalau benar adanya Messi mundur dari timnas maka harapannya menjadi legenda Argentina sejati, menyamai prestasi Diego Maradona, akan sirna.

Harapan besar di pundaknya untuk memberikan gelar pertama bagi Albiceleste sejak 1993 gagal dicapainya. Berbanding terbalik dengan prestasinya yang bergelimpang trofi dengan Barcelona.

Delapan gelar juara La Liga, empat Copa del Rey, empat Liga Champions, plus tiga trofi Piala Dunia Klub berhasil direbutnya bersama Barca. 

Sementara selama berseragam Argentina, prestasi terbaik Messi adalah membawa negaranya menjuarai FIFA U-20 di tahun 2005, dan meraih medali emas Olimpiade tahun 2008.

Bukannya Messi kesulitan untuk dapatkan juara, tercatat sudah empat kali gelar tersebut berada di depan mata namun semuanya gagal. Final Copa America 2007, final Piala Dunia 2010, final Copa America 2015, dan terakhir di final Copa America Centenario semalam.

Messi pun mengaku sudah berusaha sekuat mungkin untuk bisa mengakhiri kering gelar negaranya. Tapi apa daya, semua melayang tepat di depan mata.

“Saya sudah melakukan yang terbaik. Ini lebih sakit dari apapun, namun jelas ini bukan sesuatu yang ditakdirkan untuk saya menangkan. Saya amat ingin memenangkan gelar juara bersama timnas, namun sayangnya itu tak terjadi,” kata  Messi, seperti dilansir TyC Sports.

"Saya marah usai gagal menendang penalti. Saya kira kesalahan ada pada saya kali ini dan saya merasa amat sedih,” sambungnya.

Lalu apakah Messi benar-benar pensiun usai kegagalan ini? Sungguh disayangkan karena usianya masih 29 tahun, masih bisa memimpin Argentina setidaknya di Piala Dunia 2018 mendatang.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya