Kaleidoskop 2015

Saat Persib Buktikan Diri Sebagai Juara Sejati

Jokowi berikan medali dan piala ke pemain persib
Sumber :
  • VIVA.co.id/Ikhwan Yanuar

VIVA.co.id - Tahun 2015 berlangsung begitu istimewa untuk Persib Bandung. Maung Bandung masih bisa membuktikan diri sebagai yang terbaik di Tanah Air, meskipun kompetisi harus terhenti akibat adanya konflik antara PSSI dan Kemenpora.

Persib menunjukkan keberhasilan menyabet gelar Liga Super Indonesia (ISL) setahun sebelumnya, bukanlah kebetulan semata. Firman Utina dan kawan-kawan kembali menjadi juara di tahun ini, dengan menyabet titel Piala Presiden 2015.

Meski bukanlah kompetisi sesungguhnya, Piala Presiden bisa dibilang sebagai bayangan dari kompetisi di tahun 2015. Pasalnya, ajang ini diikuti tim-tim ISL yang merupakan tim terbaik di Tanah Air.

Persib sebenarnya sudah 2 kali tampil di ajang ISL 2015. Maung Bandung masih menunjukkan keperkasaan dengan mengalahkan Semen Padang 1-0, 4 April 2015 di Stadion Si Jalak Harupat. Tiga hari kemudian, tim besutan Djadjang Nurdjaman menang 3-0 atas Pelita Bandung Raya (PBR) di Derby Bandung terakhir dengan skor telak 3-0, di tempat yang sama.

Sayangnya, kompetisi akhirnya dihentikan pada 2 Mei 2015 berdasarkan hasil rapatĀ  Anggota Komite Eksekutif Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (Exco PSSI).

Hal itu tidak terlepas dari adanya konflik antara otoritas sepakbola tertinggi tanah air dengan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora).

Sinyalemen kesulitan PSSI mulai tampak saat pihak Kepolisian di daerah-daerah tidak mengeluarkan izin keramaian untuk beberapa klub yang akan menggelar pertandingan pada 25 April lalu.

"Ada satu kekuatan yang luar biasa melakukan intervensi terhadap PSSI. Keadaan force majeure mengakibatkan tidak ada yang bisa dijalankan PSSI oleh karena negara tidak melayaninya. Dengan demikian seluruh kompetisi kami nyatakan berhenti," tutur Wakil Ketua PSSI, Hinca Panjaitan.

"Liga tidak dalam kewenangan ini, kalau ada inisiatif pihak manapun untuk memutar kompetisi ISL. Ini merupakan aset dari PSSI yang dilimpahkan kepada PT Liga.

Kita tidak dalam kapasitas itu, keputusan ini mengikat kepada Liga dan turunannya," tambah CEO PT Liga Indonesia, Djoko Driyono.

Selanjutnya: Terhenti di Asia, Persib Unjuk Gigi di Piala Presiden


Terhentinya kompetisi membuat Persib hanya berlaga di kancah Asia. Maung Bandung mengikuti ajang AFC Cup dan tergabung di Grup H, bersama Ayeyawady United (Myanmar), New Radiant (Maladewa), dan Lao Toyota FC (Laos).

Maung Bandung tampil gemilang dan lolos sebagai juara grup, berbekal 3 kemenangan, 3 kali imbang, dan tapa kekalahan. Sayang, langkah Persib terhenti di babak 16 besar. Maung Bandung kalah 0-2 oleh wakil Hong Kong, Kitchee di Stadion Si Jalak Harupat, 27 Mei 2015.

Setelah itu, skuad Persib sempat dibubarkan karena sudah tak ada lagi kompetisi di Indonesia. Skuad Persib akhirnya dikumpulkan kembali seiring adanya turnamen Piala Presiden pada 30 Agustus-18 Oktober 2015.

Sebanyak 16 tim tampil di turnamen ini. 13 tim merupakan kontestan ISL, sedangkan 3 tim lainnya merupakan tim dari Divisi Utama. Tim-tim tersebut dibagi dalam 4 grup, dengan Bandung, Malang, Bali, dan Makassar terpilih sebagai tuan rumah.

Persib terpilih sebagai salah satu tuan rumah, dan tampil di Stadion Si Jalak Harupat. Maung Bandung bersaing di Grup A, bersama Persebaya United, Persiba Balikpapan, dan satu tim Divisi Utama, Martapura FC.

Tim besutan Djadjang Nurdjaman tampil luar biasa di babak penyisihan grup. Mereka tampil sempurna dengan menyapu bersih 3 kemenangan. Persib juga tampil produktif dengan melesakkan 10 gol, tanpa sekalipun kebobolan.

Di laga perdana, Persib menghajar Persiba 4-0, 2 September 2015. Setelah itu, giliran Persebaya United tumbang 0-2 dari Maung Bandung. Di laga pamungkas, Persib sukses menggilas Martapura FC 4-0.

Selanjutnya: Persib Si Jago Comeback


Persib melaju meyakinkan ke babak perempat final, yang menggunakan format tandang dan kandang. Takdir mempertemukan Persib dengan Pusamania Borneo FC (PBFC).

Drama seru terjadi di perempat final. Ini tak lepas dari kehadiran pelatih PBFC, Iwan Setiawan yang hobi melontarkan psy war.

Iwan mengatakan Persib yang merupakan jawara ISL 2014 tidak ada apa-apanya. Begitu pula dengan pelatih Djadjang Nurdjaman yang dinilainya memiliki strategi yang cukup lemah dan harus banyak belajar lagi.
PBFC: Mudah-mudahan Tidak Adu Penalti Lawan Persib
Di leg 1, Iwan mampu membuktikan ucapannya. Persib dibuat takluk 2-3 di Stadion Segiri, Samarinda, 20 September 2015.

Namun, Maung Bandung menunjukkan diri sebagai tim yang bermental juara. Persib berhasil menang 2-1 di Stadion Si Jalak Harupat, Kabupaten Bandung, 26 September 2015. Persib lolos dengan keunggulan gol tandang, dengan agregat 4-4.

Usai laga panas itu, Iwan mengaku, sebenarnya komentar-komentar miringnya yang menyudutkan Persib sebagai lawan, hanya bagian dari 'drama' yang sengaja dia lontarkan untuk membuat pertandingan menjadi lebih menarik.

"Dari semua pertandingan di babak delapan besar (perempat final) Piala Presiden, inilah pertandingan yang paling menarik dan terbaik. Saya berikan aplus juga kepada Persib," ujar Iwan.

"Saya minta maaf atas apa yang sering saya sampaikan selama ini. Jujur tak ada maksud dari saya untuk menelanjangi Persib. Hanya saja mungkin pers salah menafsirkannya," tambahnya.

Sementara itu, Djanur malahĀ  mengaku menikmati setiap ocehan Iwan karena dalam pandangannya Iwan justru membuat bobotoh jauh lebih bersemangat untuk mendongkrak motivasi bertanding anak asuhnya.

"Kita juga cukup berterimakasih kepada Iwan yang telah memancing bobotoh dalam jumlah sangat banyak untuk hadir langsung di stadion," kelakar Djanur.

Di semifinal, Persib berjumpa Mitra Kukar. Lagi-lagi, Maung Bandung harus kalah di partai tandang. Mereka kalah 0-1 di Stadion Aji Imbut, Tenggarong.

Namun, sekali lagi Persib menunjukkan diri sebagai "raja comeback". Maung Bandung menang 3-1 di Stadion Si Jalak Harupat, 10 Oktober 2015. Persib melaju ke final dengan agregat 3-1.

Selanjutnya: Final Panas di SUGBK



Partai final mempertemukan Persib dengan Sriwijaya FC. Setelah negosiasi yang cukup alot, partai final diputuskan digelar di Stadion Utama Gelora Bung Karno, 18 Oktober 2015.

Keputusan final dihelat di Jakarta sempat memicu kontroversi. Pasalnya selama ini, suporter Persib, Bobotoh punya hubungan yang kuramg harmonis dengan suporter Persija Jakarta, The Jakmania.

Demi mengamankan situasi di Jakarta, berbagai tindakan diambil oleh pihak keamanan gabungan kepolisian dan TNI. Salah satunya adalah menyisir daerah-daerah yang dianggap rawan kerusuhan.
Sekjen Jakmania: Tak Ada Provokasi, Hanya Mengkritik
Namun, faktanya di hari H, kerusuhan tetap tak bisa dihindari. Ya, terjadi penyerangan yang dilakukan oleh sejumlah oknum dengan atribut The Jakmania. Sekitar pukul 14.00 WIB, ratusan Jakmania menyambangi kawasan SUGBK. Tanpa basa-basi, kawanan suporter Macan Kemayoran tersebut langsung menyerang sejumlah Bobotoh.

Batu dan botol pun beterbangan di sekitar lokasi. Insiden ini tak berlangsung lama, ribuan petugas gabungan dari kepolisian dan TNI langsung 'memukul mundur' massa Jakmania yang sudah beringas ini. Satu orang pelaku diamankan.

Keributan kembali terjadi beberapa saat kemudian. Kali ini terjadi di Pintu VII, Senayan, Jakarta. Tampak, suporter beratribut Persija mengejar dan melempari bus Bobotoh meski telah dikawal polisi.

Kepolisian akhirnya menangkap ratusan bocah dan remaja yang dianggap sebagai pelaku anarki jelang Piala Presiden. Orang tua mereka juga sudah mendatangi Polda Metro demi menjemput anaknya.

Beruntung, kerusuhan-kerusuhan tersebut dapat diatasi. Pertandingan tetap dihelat sesuai rencana. Persib membuktikan diri sebagai yang terbaik dengan memetik kemenangan 2-0.

Persib mampu unggul cepat di menit ke-6, lewat tendangan bebas Achmad Jufriyanto. Di tengah upaya mengejar ketertinggalan, Sriwijaya malah untuk kedua kalinya kebobolan.

Kiper Sriwijaya Dian Agus mencetak gol bunuh diri di masa injury time babak pertama. Tak ada gol tambahan tercipta di babak kedua. Persib juara Piala Presiden 2015.

Persib Juara Piala Presiden, #PersibDay Juga Puncaki Twitter

Selanjutnya: Zulham Zamrun Raih Gelar Ganda



Sukses Persib semakin manis saat salah satu pemain mereka, Zulham Zamrun meraih gelar ganda. Pemain kelahiran Ternate ini menyabet gelar top screr dengan raihan 6 gol sepanjang turnamen. Tak hanya itu, Zulham juga menyabet gelar pemain terbaik.

"Saya sangat bahagia, ini adalah satu-satunya gelar bagi saya di pertandingan resmi seperti ini," kata Zulham.
Sakitnya Hati Persipura dengan Kata-kata Zulham Zamrun
"Gelar yang saya dapat tadi itu bukan karena saya sendiri, itu karena dukungan dari teman-teman yang lain sehingga saya bisa main maksimal dan merebut dua gelar di final malam ini," tambah pemain 27 tahun ini.

Salah satu kunci keberhasilan Persib mengalahkan Sriwijaya, adalah gol cepat yang dilesakkan Achmad Jufriyanto. "Yang paling berkesan mungkin waktu cetak golnya. Gol yang saya cetak itu tercipta di sekitar menit 6 atau 7, berarti termasuk cepat. Di pertandingan besar, memang gol cepat dibutuhkan," jelas Jupe.

"Usai gol itu, Bobotoh langsung bersorak. Shock therapy juga buat lawan. Mental kami jadi lebih kuat dan mungkin lawan semakin tertekan," lanjutnya.

Sementara itu, Djanur berharap adanya islah antara PSSI dan Kemenpora, usai sekali lagi membuktikan diri sebagai yang terbaik di Indonesia.

"Saya sangat berharap kepada pemerintah dan PSSI untuk segera membuat kembali sepakbola Indonesia berjalan kembali normal," harap Djadjang saat konferensi pers usai laga final Piala Presiden melawan Sriwijaya FC.

Bus Persib Kecelakaan Gara-gara Rem Blong
Persija Jakarta Vs Persib Bandung

Dilarang Pakai Atribut, Suporter Persija Berontak

The Jakmania akan orenkan Manahan saat lawan Persib.

img_title
VIVA.co.id
4 November 2016