Kegaduhan Transfer Andik Vermansah ke Persebaya
VIVA – Kompetisi Liga 1 memang belum bergulir, namun perburuan pemain oleh klub-klub terus memanas. Salah satu bursa transfer paling menyita perhatian adalah Andik Vermansah.
Andik yang sebelumnya bermain untuk klub Malaysia Selangor FA. Pemain asal Jember ini merumput di Malaysia pada 2014-2017.
Musim 2018 ini, Andik dikabarkan akan kembali merumput bersama tim lamanya, Persebaya Surabaya. Persebaya adalah salah satu tim yang promosi ke Liga 1 untuk musim depan.
Sadar akan persaingan ketat di Liga 1, Persebaya pun berburu pemain berkualitas. Otavio Dutra, adalah salah satu pemain yang didatangkan untuk memperkuat tim berjuluk Bajul Ijo ini.
Persebaya dan Andik pun melakukan proses negosiasi. Sayangnya proses negosiasi tidak berjalan mulus.
Presiden Persebaya Surabaya, Azrul Ananda membeberkan, sebenarnya manajemen Persebaya sudah berkomunikasi dengan pihak Andik sejak lama. Namun, negosiasi dengan Andik selalu berlangsung alot.
Hingga akhirnya, pada Desember 2017, manajemen Bajul Ijo mengajak Andik duduk dalam satu meja. Tapi, Andik membatalkannya.
Lalu, Andik kembali menjalin komunikasi dengan manajemen Persebaya. Kali ini, dia mengajak bertemu tanpa menggunakan jasa agen.
17 Januari 2018, manajemen Persebaya kembali mengundang Andik untuk bernegosiasi. Namun, pertemuan itu tak kunjung tercipta.
"Pada 18 Januari 2018, kami bertukar pesan teks. Pihak Andik kembali menegaskan soal angka. Apakah kami bersedia atau tidak. Dan, supaya kami tidak memaksakan kalau memang tidak bersedia," kata Azrul dalam surat terbukanya dilansir situs resmi Persebaya.
"Saya sampaikan lagi bahwa tentu saya tak memaksakan diri memenuhi permintaan Andik. Dan, saya tegaskan bahwa kami memikirkan Persebaya bukan hanya untuk satu tahun. Bagaimana pun tetap yang terbaik adalah duduk bersama," tambah Azrul.
Fokus Azrul saat ini adalah menciptakan keseimbangan tim. Makanya, Azrul memilih untuk memberikan penghargaan lebih kepada para pemainnya yang musim lalu sudah bersusah payah berjuang lolos ke Liga 1.
"Persebaya lebih besar dari kita. Selama ini, kami, internal tim dan suporter, telah berupaya keras untuk memastikan Persebaya eksis dan berjaya dari ancaman pihak-pihak luar yang tidak menginginkan kami sukses. Saat tim sudah masuk era membangun, kami tak boleh lengah dari ancaman yang lain. Yaitu ancaman dari diri sendiri atau lingkungan sekitar," tegas Azrul.
Bukan Soal Harga
Azrul menegaskan, kegagalan dalam merekrut Andik bukan soal harga. Bahkan, Azrul mengklaim sudah setuju dengan nilai Rp5 miliar.
Ditegaskan Azrul, jika kegagalan merekrut Andik bukan masalah harga yang tak bisa dijangkau Persebaya, "Angka yang ditawarkan tidak juga fantastis, di Basket harga pemain satu minggu ada yang lebih fantastis. Kami cuma ingin bertemu dulu untuk bicara beberapa hal," ujarnya.
Diibaratkan Azrul, jika ingin membeli barang tentu lebih bertemu secara langsung. "Memang sekarang zaman shopping online, tapi kan tidak bisa begitu. Kalau motor kita juga harus lihat kondisi, jika bertemu malah bisa lebih mahal harganya, kalau kondisinya baik," ucapnya.
Diungkapkan Azrul, musim lalu ketika masih di Liga 2, manajemen sudah pernah menjalin kesepakatan harga untuk Andik sebesar Rp5 miliar untuk tiga musim, "Saat itu kondisinya masih cedera, kita pernah sepakat Rp5 miliar. Tapi karena masih terikat kontrak dengan Selangor akhirnya belum bisa gabung. Saya juga menjenguknya waktu cedera," jelas Azrul.
Tak ingin polemik makan panjang, Azrul berharap semua pihak memahami persoalan secara utuh. "Saya mohon maaf karena tidak bisa memenuhi harapan semua pihak. Tapi kita harus segera move on, kasian tim juga," pintanya.
Bagaimana Andik menyikapi persoalan ini?
Berikutnya
Andik terlihat kecewa dengan jalannya proses negosiasi yang buntu. Ia bahkan sempat ribut dengan agennya.
Kekecewaan Andik memang hal yang wajar. Apalagi kabarnya ia sempat menolak beberapa klub di luar negeri.
Klub di Malaysia dan Thailand sangat mengincar bakat Andik. Andik memang sangat ingin bermain untuk Bajul Ijo.
"Saya sudah rela menolak banyak tim, mulai dari tim Malaysia, hingga Thailand. Hanya karena ingin bermain di Persebaya. Sampai musim transfer mereka ditutup dan saya di Persebaya juga dipastikan tak jadi, sehingga saya sampai sekarang belum mempunyai klub," ujar Andik, Senin 22 Januari 2018.
Bahkan, Andik Vermansah mengaku sempat bertengkar dengan agennya sendiri Mully Munial. Penyebabnya, pihak agen yang menanganinya tidak segera membuat kesepakatan dengan Persebaya.
"Saya rela berantem dengan manajemen saya sendiri. Bahkan, saya sudah bilang ke Presiden (Azrul), sudah tidak usah pakek agen-agenan. Saya sendiri saja, dan saya mengajukan harga segini," kata Andik yang mengaku sudah menurunkan harga kontraknya.
Namun, manajemen Persebaya tetap tidak mau menerima harga kontrak yang ditawarkan Andik Vermansah. Alasannya, harga yang ditawarkan Andik masih terlalu mahal. Yang menyakitkan Andik, tulisan Azrul seolah-olah sudah tidak membutuhkan pemain berusia 26 tahun ini dan dirinya yang mempersulit.
"Jujur, saya kaget membaca surat pernyataan dari presiden ini, yang sudah memastikan peluang saya bergabung di Persebaya," ucapnya yang enggan berpolemik.
Saat merumput di Malaysia, Andik mendapatkan fasilitas yang cukup mewah dengan gaji hingga miliaran rupiah. Hal itu wajar, karena Andik adalah pemain asing di sana.
Prestasi Andik di Selangor FA juga tidak bisa dianggap remeh. Andik memberikan gelar Malaysia Cup tahun 2015 bagi Selangor. Ia juga pemain yang dicintai oleh fans Selangor.