Portugal, Awalnya Dicaci Kini Dipuji
- Reuters/Kai Pfaffenbach
VIVA.co.id – Portugal secara mengejutkan lolos ke final Piala Eropa 2016. Mereka berhasil melaju ke partai puncak usai mengalahkan Wales dengan skor 2-0 dalam semifinal yang digelar di Stade Velodrome, Kamis 7 Juli 2016 dini hari WIB.
Keberhasilan Portugal ke final Piala Eropa tentunya mengejutkan banyak pihak, termasuk suporter mereka sendiri. Sebab, di awal turnamen, Portugal disebut-sebut tak pantas lolos ke babak 16 besar.
Maklum, mereka tak pernah menang saat di penyisihan grup. Portugal lolos ke fase gugur lantaran menyandang status posisi tiga dalam klasemen peringkat tiga terbaik.
Julukan 'Tim Hoki' pun lekat dengan Portugal di babak 16 besar. Label ini semakin akrab di dalam diri Portugal hingga babak perempat final, lantaran mereka tak mampu mengalahkan Kroasia dan Polandia dalam kurun waktu 90 menit.
Namun, semua itu sirna ketika Seleccao das Quinas berhasil memenangkan laga kontra Wales, dua gol tanpa balas. Label 'Tim Hoki' yang disematkan ke Portugal seakan sirna dengan penampilan ciamik Portugal.
"Ini adalah apa yang kami impikan sejak awal turnamen. Kami tahu akan melewati perjalanan panjang dan kami masih bertahan di turnamen," kata kapten Portugal, Cristiano Ronaldo, seperti dikutip situs resmi UEFA.
"Kami juga selalu percaya akan pepatah yang menyebutkan: 'Lebih baik mengawalinya dengan buruk dan berakhir positif'. Pemain bekerja dengan baik, pelatih juga demikian, bahkan tim medis yang mampu menjaga kebugaran pemain," lanjut dia.
Ronaldo meminta kepada seluruh fans Portugal untuk tetap tenang. Kesuksesan lolos ke final Piala Eropa 2016, disebutnya, bukanlah puncak dari kesuksesan Portugal.
"Kami belum memenangkan apa-apa, seperti yang sudah saya katakan beberapa waktu lalu. Namun, mimpi masih bisa diwujudkan," tutur Ronaldo.
Ini adalah final kedua Portugal di ajang Piala Eropa. Sebelumnya, mereka pernah bermain di partai puncak pada gelaran Piala Eropa 2004.
Berstatuskan tuan rumah, Portugal bertemu Yunani di laga final. Sayang, mereka harus gigit jari di final karena kalah dengan skor 0-1.
(ren)