China dan Azerbaijan 'Unjuk Kekuatan' di Piala Eropa 2016
VIVA.co.id – Tidak ada timnas Azerbaijan dan China di Piala Eropa 2016. Namun, turnamen yang digelar di Prancis, itu telah menjadi panggung untuk perusahaan-perusahaan raksasa dari kedua negara, yang sulit dilewatkan dari perhatian.
Mereka menjadi sponsor resmi dalam acara yang disaksikan jutaan orang di seluruh dunia. Nama Hisense tampil berulang-ulang di papan skor digital, dengan slogan "merek televisi no 1 China" pada layar televisi raksasa di stadion, setiap kali skor ditampilkan selama pertandingan.
Direktur Mongose, perusahaan pemasaran olahraga yang berbasis di London, Rupert Pratt, mengatakan pensponsoran adalah cara yang efektif, untuk membangun citra merek dalam waktu cepat. "Itu menciptakan kepercayaan," kata Pratt, yang dikutip dari Reuters, Kamis 23 Juni 2016.
"Ada asumsi bahwa penyelenggara turnamen, tidak mau mengasosiasikan diri mereka dengan merek yang tak bisa dipercaya," ujarnya. Kedua negara tersebut menggelontorkan dana besar, karena pensponsoran tidak hanya menaikkan citra merek.
Azerbaijan dan China adalah dua negara, yang kerap menjadi sasaran kritik terkait persoalan hak asasi manusia dan demokrasi. Pengaruhnya sangat terlihat, terutama dalam kasus Azerbaijan, negara kecil pecahan Uni Soviet dengan populasi 10 juta orang.
Otoritas negara di tepi Laut Kaspia, itu terus dikecam terkait cara mereka memperlakukan oposisi politik. Pensponsoran yang dilakukan SOCAR, sukses membuat FIA bungkam. Otoritas balap internasional, itu menutup mata saat Balap Formula 1 di Baku.
Sepakbola pun tak lepas dari pengaruh sponsor. UEFA juga enggan bersuara soal masalah hak asasi manusia di Azerbaijan. Kesepakatan dengan SOCAR memberikan dana dalam jumlah sangat besar, membuat badan regulasi sepakbola Eropa dengan mudah menutup mata.
(ren)