5 Siswa SMP asal Bogor Raih Juara Pertama Kompetisi AI Robotik Internasional di China
- VIVA.co.id/Muhammad AR (Bogor)
Bogor, VIVA - Lima siswa asal Islamic Development Network (IDN) Boarding School, Bogor, Jawa Barat, berhasil meraih penghargaan juara pertama dalam kompetisi AI atau kecerdasan buatan dan robotik tingkat internasional di Beijing, China.
Kompetisi bernama “Youth Science and Technology Elite Gathering” Zm-Robo AI Line Supertrack adalah ajang internasional bergengsi di bidang sains dan teknologi. Kompetisi ini berlangsung pada 20-22 Desember 2024 berfokus pada inovasi kecerdasan buatan dan robotika, khususnya teknologi line tracking.
Tim SMP IDN mengirim 5 siswanya, antara lain Ukasyah Asad Alkatiri, Kenzie Javas Niscala, Rizki Agiliano Ramadhan, Baihaqi Hafizh Abrorni, dan Utara Wicakcono. Tim ini mendapat penghargaan Best Team Award. Sedangkan katagori kompetisi siswa individu siswa bernama Kenzie dan Utara meraih Second Price Awards, sedangkan tiga siswa lain Rizki, Ukasyah dan Hafizh mendapatkan Third Price Awards.
"Kompetisi ini peserta dari berbagai negara berlomba menunjukkan keahlian mereka dalam merancang dan memprogram robot yang dapat melintasi jalur tertentu dengan presisi tinggi, kecepatan, dan efisiensi," kata guru pendamping SMP IDN, Muhammad Yusuf Kamal, Rabu, 24 Desember 2024.
Kamal mengatakan, kompetisi ini adalah ajang internasional bergengsi di bidang sains dan teknologi, berfokus pada inovasi kecerdasan buatan dan robotika, khususnya teknologi line tracking. Dengan mengikuti kompetisi ini, siswa mampu mengembangkan potensi diri terutama di bidang IT. Di negara ini memberi siswa kesempatan untuk memahami standar global, bertukar ide, dan menjalin koneksi dengan komunitas teknologi internasional.
"Siswa juga mendapatkan pengalaman internasional, dan mempelajari teknologi terkini dari berbagai negara, khususnya China. China saat ini memang merupakan salah satu negara terdepan dalam teknologi, dengan inovasi yang mencakup kecerdasan buatan, robotika, dan energi terbarukan," jelasnya.
Kamal mengatakan, sekolah menargetkan masuk peringkat tiga besar, namun yang terpenting adalah mendapatkan pengalaman berharga dan wawasan baru. Dengan terus berusaha, di kemudian hari sekolah ingin meraih Best Innovation Award atau Top Technical Achievement. Namun, yang terpenting, setelah kompetisi ini, para siswa mampu terus memberikan performa terbaik dan membawa pulang prestasi yang membanggakan, baik untuk sekolah maupun Indonesia.
"Namun, terlepas dari hasil, kami percaya perjalanan ini akan meningkatkan keterampilan dan semangat inovasi kami di masa depan. Semoga hasil ini menjadi hasil yang terbaik dan dapat menjadi motivasi anak-anak untuk terus belajar lebih giat lagi dan terus tertarik untuk meningkatkan prestasinya terutama dalam bidang teknologi khususnya robotik," kata Kamal.
Obsesi para siswa
Salah satu siswa peserta, Ukasyah Asad Alkatiri, mengungkapkan alasannya mengapa mengikuti ajang ini. Selain pengalaman untuk motivasi diri dalam mempersiapkan sesuatu, kompetisi ini juga ajang membanggakan nama Imdonesia di kancah Intetnasional. Berbekal pengalaman kompetisi ini, kata Ukasyah, menambah langkah menuju cita-citanya menjadi programer aplikasi dan AI profesional.
"Setelah mengikuti ajang ini orang Indonesia termotivasi untuk belajar lebih giat karena tahu susahnya ke acara ini. Manfaat dan pengalaman yang aku dapatkan dari acara ini adalah aku akan tau gimana cara orang China berkomunikasi dengan orang asing yang tidak mengerti bahasa mereka dan tahu tempat tempat wisata yang ada di sini," katanya.
Selain Ukasyah, peserta lain, Kenzie Javas Niscala, mengaku karena menguasai dan hobi kegemarannya tentang robot. Oleh karena itu ia ingin lebih mempelajari robotik dengan cara ikut acara perlombaan ke China.
"Apalagi China adalah salah satu negara yang maju akan teknologinya. Harapan saya, saya menjadi bisa lebih menguasai robotik dan bisa bersaing dengan orang-orang di luar yang seumuran dengan saya. Dan cita-cita saya adalah untuk membuatkan teknologi untuk Indonesia agar Indonesia bisa lebih maju," kata Kenzi.
Berbeda dengan Rizki Agiliano Ramadhan dan Baihaqi Hafizh Abrorni. Rizki ingin mengikuti ajang itu untuk menerapkan pelajaran yang selama ini ia pelajari dan mengasah kemampuan untuk dapat berpartisipasi dalam perlombaan lainnya. Selain itu, ajang ini juga membantunya untuk memenuhi jiwa kompetitif. Sedangkan Baihaqi ingin mengharumkan Indonesia dalam lomba robotik.
"Harapan saya setelah mengikuti ajang ini adalah dapat meningkatkan kemampuan di bidang IT, memperdalam pengetahuan, dan terus belajar untuk mengembangkan diri di bidang tersebut," katanya.
Rizki, maupun Baihaqi, bermimpi mampu mmbangun startup berbasis teknologi yang memberikan solusi inovatif bagi masyarakat. Juga memimpin pengembangan produk teknologi, mulai dari konsep hingga peluncuran, dengan dampak positif yang nyata di Indonesia.
Tenaga IT termuda
Sekolah IDN Boarding School memiliki jargon 'Jago IT, Pintar Ngaji'. Kemahiran siswa santri SMK IDN sudah santer di tanah air. Selain menjadi santri penghafal Alquran, siswa SMP dan siswa SMK di sana sudah mahir mengoperasikan perangkat dan sistem jaringan komputer. Bahkan, saking mahirnya mereka mengajar kepada guru-guru IT dari sekolah lain yang datang ke sekolah itu.
Mereka juga digolongkan sebagai pratiksi cilik yang kemampuannya sama dengan sarjarna IT. Deretan prestasi pernah ditorehkan siswa di sekolah itu, seperti memperoleh sertifikat Cisco Certified Network Associate (CCNA), yang umumnya dikantongi pekerja bergelar sarjana dan magister dan siswa di sini pernah menjadi IT termuda di ajang Asian Games.
Mereka juga peraih MT-Cine (MikroTIk Certified Internetworking Engineer) adalah level tertinggi dari kelas MikroTIk. Kelas ini terutama dibutuhkan oleh praktisi/professional di bidang ISP (atau NAP). Dan saat ini menjadi pemilik sertifikat Mikrotik MTCINE Termuda di dunia ada di sekolah ini.
Di usia belia mereka juga mampu membuat robot, lengkap dengan arduino dan Internet of Things (IoT). Robot itu berfungsi sebagai pengendalian smart home. IoT merupakan salah satu bagian dari roadmap pemerintah oleh Kementerian Perindustrian dalam menuju kesiapan era industri 4.0. Pada medio 2018, siswanya direkrut menjadi tenaga IT termuda dalam perhelatan Asian Games 2018.