22 Desa Terpencil di Indonesia Kini Terang Benderang 24 Jam Berkat Fasilitas Listrik Tenaga Surya

Ilustrasi pedesaan
Sumber :
  • Pixabay

Jakarta, VIVA – Masyarakat di 22 desa terpencil di Indonesia bersuka cita karena akhirnya memiliki fasilitas listrik tenaga surya pada tahun ini. Fasilitas yang dibangun oleh United Nations Development Programme (UNDP) melalui proyek Accelerating Clean Energy Access to Reduce Inequality (ACCESS) ini terbukti memberikan manfaat sangat besar bagi warga desa karena selama ini mereka kesulitan dalam mengakses listrik dan layanan air bersih.

10 Ide Usaha di Desa Sepi yang Menguntungkan, Cocok Jadi Hidden Gem!

Selain 22 desa di empat provinsi di Indonesia, proyek ACCESS Tahun 2024 yang didanai oleh Korea International Cooperation Agency (KOICA) ini juga menyasar 3 kota di Timor Leste. Di Indonesia, dengan kapasitas total listrik sebesar 1,1 megawatt, proyek ini telah memberi dampak secara langsung pada lebih dari 3.400 rumah tangga dengan sekitar 14.000 penduduk. Sedang di Timor Leste, pompa air tenaga surya berhasil menyediakan air bersih untuk sekitar 700 rumah tangga dan meningkatkan taraf kehidupan lebih dari 4.000 orang.

Sekretaris Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sahid Junaidi mengakui, proyek ACCESS memberikan kontribusi besar pada peningkatan rasio elektrifikasi serta penyediaan energi bersih yang berkelanjutan. Menurut Sahid, dengan adanya percontohan pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di 22 desa, program ini memberikan akses baru terkait energi bersih untuk masyarakat desa atau komunitas yang kurang mampu dan terpencil. Proyek ACCESS juga berperan dalam meningkatkan kapasitas kelembagaan di tingkat daerah dan masyarakat.

Pertamina Implementasikan Energi Terbarukan Ciptakan Kemandirian Ekonomi Desa

“Ini sejalan dengan arahan Presiden RI di mana mendorong tercapainya swasembada energi dan pengelolaan air yang baik dengan pemanfaatan sumber air dan teknologi yang ada. Juga arahan Menteri ESDM terkait kedaulatan energi,” kata Sahid saat memberikan sambutan dalam penutupan Proyek ACCESS Tahun 2024 di Jakarta, Rabu 4 Desember 2024.

Deputy Resident Representative UNDP Indonesia, Sujala Pant menjelaskan, proyek ACCESS telah menunjukkan bahwa kekuatan energi terbarukan mampu mengubah kehidupan masyarakat. Kehadiran fasilitas tenaga surya telah memungkinkan pengembangan kegiatan ekonomi, mendukung bisnis lokal, dan memberdayakan perempuan di desa-desa terpencil. Di Indonesia, 20 Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa) telah meluncurkan berbagai bisnis dengan memanfaatkan pasokan listrik baru dari energi terbarukan. Sujala Pant menilai, salah satu pencapaian kunci proyek ACCESS adalah fokusnya pada kesetaraan gender. Hampir setengah dari operator PLTS yang bersertifikat di Indonesia adalah perempuan, melebihi target awal 30%. Perempuan juga mencakup 44% dari staf di Unit Pengelola Listrik Desa (UPLD) dan 32% dari anggota dewan di badan usaha milik desa.

70 Persen Keluarga di Desa Ciburayut Bogor Tak Punya Jamban, Akibatnya Air Terkontaminasi Bakteri E Coli

“Dengan akses listrik 24 jam, anak-anak sekarang dapat belajar di dalam terang, fasilitas kesehatan dapat beroperasi lebih efektif, dan ekonomi lokal telah diberdayakan untuk bertumbuh. Perempuan, yang merupakan hampir setengah dari penerima manfaat, kini juga berperan sebagai katalis perubahan,” tandasnya.

Sementara Direktur KOICA Indonesia Park Soo Young mendorong agar keberhasilan inisiatif program ini terus dipertahankan agar memberikan dampak positif yang lebih luas dan berkelanjutan. Tak sekadar menyediakan akses energi dan air, proyek ini juga membangun kapasitas bagi masyarakat lokal lewat keterampilan dan pengetahuan untuk lebih berkembang dan bertahan di masa depan.

“Proyek ACCESS telah menunjukkan bagaimana kolaborasi dan kemitraan dapat menciptakan perbedaan yang positif. Melalui pembangunan PLTS di Indonesia dan instalasi sistem air bersih di Timor-Leste, inisiatif ini telah menyediakan pemenuhan layanan dasar bagi ribuan rumah tangga dan usaha kecil,” ujarnya.

Hal serupa diungkapkan Hongmin Chun dari Korea Institute for Development Strategy (KDS). Menurut Hongmin, proyek ACCESS merupakan sebuah contoh keberhasilan proyek Micro Grid mandiri berbasis komunitas. Proyek ini tidak hanya menyediakan energi dan air bersih, tetapi juga meningkatkan taraf kehidupan penerima manfaat dengan memberi mereka kebebasan dan peluang yang telah lama mereka harapkan,” katanya.

Direktur Jenderal Kementerian Administrasi Negara Timor Leste Maria Goretti Marques Belo memberikan apresiasi yang besar kepada UNDP karena proyek ini selaras dengan visi Pemerintah Timor Leste dalam mengatasi tantangan krisis air bersih. “Saya mengajak mitra pemerintah kita di Indonesia dan Timor-Leste untuk terus mendukung lembaga lokal yang mengelola infrastruktur energi terbarukan di luar proyek ACCESS pada tahun 2024. Sangat penting bagi kita untuk memastikan keberhasilan jangka panjang dari upaya ini,” ujar dia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya