Harapan Baru bagi Pasien Diabetes dan Kanker

Ilustrasi diabetes.
Sumber :
  • Pexels/Nataliya Vaitkevich

Malang, VIVA – Diabetes menjadi salah satu masalah kesehatan yang serius di Indonesia, dengan jumlah penderita yang terus meningkat setiap tahunnya. Fenomena ini sangat mengkhawatirkan, mengingat diabetes tidak hanya berisiko mempengaruhi kualitas hidup penderitanya, tetapi juga berpotensi menimbulkan komplikasi serius seperti penyakit jantung, stroke, gangguan penglihatan, hingga amputasi.

Siapa Bilang Penderita Diabetes Tak Boleh Makan Nasi Padang? Begini Triknya Menurut Ahli Gizi

Faktor penyebab tingginya angka diabetes di Indonesia bervariasi, mulai dari pola makan yang tinggi gula dan lemak, gaya hidup kurang aktif, hingga rendahnya kesadaran masyarakat akan risiko penyakit ini. Banyaknya makanan cepat saji dan minuman manis yang mudah diakses turut memperburuk situasi ini.

Selain itu, minimnya edukasi kesehatan serta akses yang terbatas pada fasilitas kesehatan di beberapa daerah juga menjadi hambatan dalam upaya pencegahan dan penanganan diabetes. Diabetes seringkali tidak terdeteksi sejak dini karena gejalanya yang kerap kali tidak disadari. Hal ini menyebabkan banyak penderita baru menyadari kondisinya setelah mengalami komplikasi serius.

Banyak Pantangan Tapi Tetap Wajib Makan Karbo, Penderita Diabetes Harusnya Makan Apa?

Untuk itu, peningkatan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya pola hidup sehat dan deteksi dini diabetes menjadi langkah krusial. Pemerintah dan berbagai organisasi kesehatan terus berupaya mengatasi fenomena ini melalui kampanye kesehatan, pemeriksaan rutin, dan penyediaan akses pengobatan yang lebih baik.

Fakta tersebut menggugah perhatian Ahmad Hasyim Wibisono, seorang profesional di bidang perawatan kesehatan. Dengan semangat dan tekad untuk membantu penderita diabetes dan pasien dengan luka kronis lainnya, ia mendirikan Pedis Care di Malang, Jawa Timur. Klinik ini hadir sebagai pusat perawatan khusus untuk luka kronis, termasuk luka diabetes, luka kanker, serta perawatan stoma.

Mr P Tak 'Bangun' di Pagi Hari Bisa Tanda Bahaya? Bagaimana Cara Obatinya?

Pedis Care mengusung pendekatan modern dalam perawatan luka, salah satunya melalui penggunaan aplikasi berbasis Android untuk menganalisis kondisi luka pasien. Dengan bantuan teknologi ini, tim medis dapat mengukur dimensi luka dengan akurat, sehingga mempermudah diagnosis dan pengawasan perkembangan penyembuhan luka.

Hasilnya sangat menjanjikan: tingkat kesembuhan luka kronis mencapai sekitar 80 persen, sementara khusus untuk luka akibat diabetes, tingkat keberhasilannya mencapai 88 persen. Proses penyembuhan ini rata-rata berlangsung selama 11 minggu, menjadikan Pedis Care sebagai layanan yang dipercaya untuk pemulihan luka kronis.

Selain layanan di klinik, Pedis Care juga menawarkan program homecare yang dirancang untuk mempermudah pasien yang sulit mengakses klinik. Program ini memungkinkan pasien mendapatkan perawatan langsung di rumah mereka dengan kualitas yang sama seperti di klinik. Dalam program ini, Pedis Care menerapkan sistem subsidi silang sebagai bentuk komitmen sosialnya.

Dengan tarif perawatan standar sebesar Rp250.000 per sesi, pasien yang kurang mampu dapat menerima potongan biaya hingga 50 persen atau bahkan dibebaskan sepenuhnya, dengan bantuan subsidi dari pasien yang lebih mampu. Tidak hanya itu, sumber pendanaan untuk layanan sosial ini juga diperoleh dari kerja sama dengan berbagai badan amal dan institusi kesehatan yang mendukung misi Pedis Care.

Pedis Care tidak hanya terfokus pada layanan perawatan, tetapi juga memiliki peran penting dalam dunia pendidikan kesehatan. Mereka rutin mengadakan seminar, workshop amal keperawatan, serta pelatihan nasional yang berfokus pada metode perawatan luka modern. Bahkan, mereka menyediakan kelas online gratis sebagai upaya memberikan pengetahuan kepada lebih banyak tenaga kesehatan dan masyarakat umum. Kiprah Pedis Care pun diganjar penghargaan Satu Indonesia Awards pada tahun 2019.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya