TPS Disulap Jadi Kebun, Hasil KBA Bengkulu Melimpah
- VIVA.co.id/Syarifuddin Nasution (Jambi)
Jambi, VIVA – Tidak menyangka, tanah tempat pembuangan sampah (TPS) menjadi kebun yang melimpahkan hasil memuaskan, hal itulah dilakukan Kampung Berseri Astra (KBA) Bengkulu dengan cara menanam jagung di tanah TPS.
Musfadhillah Dhika, (27 tahun) warga jalan Kalimantan merpati, Kelurahan rawa makmur, Kecamatan Muara Bangkahulu, Kota Bengkulu mengatakan mendapatkan tanah TPS demi mewujudkan ide berkebun dengan masyarakat dan hasil itupun memuaskan saat dijalankan kelompoknya dalam bertani seperti jagung dan cabe.
"Jadi kelompok kita bertanamnya itu di tempat pembuangan sampah,"jelasnya Minggu, 3 November 2024
Dhika mengatakan, dalam mengembangkan penanaman ada warga yang bersedia meminjamkan lahannya untuk dikelola dan karena ada lahan tidak terpakai atau lahan kosong sehingga tanah tersebut digarapnya dengan baik dan hasil ia proses secara nyata.
"Tahun sebelumnya itu saya dapat tantangan dari Astra Bengkulu, pihak korwil Bengkulu kegiatan tanam cabe gitu, jadi yang dimanfaatkan itu lahan kosong seperti tanah tempat pembuangan sampah sehingga ketika diberikan ijin tanahnya langsung digarap,"tuturnya.
Tidak sampai di situ, ia dan masyarakat saat ini fokus tanam jagung serta tanam sayur dan tanah yang sudah diberikan ke masyarakat dibagi menjadi dua lahan sehingga sistem pembagian tanah per petakan.
"Masyarakat senang karena tidak saling sikut dan panennya per individu," terangnya.
Ia menyebutkan, awalnya pihaknya tanam pakai hidroponik terapin dan saat ke tanah tersebut hasilnya berlebih, tapi pihaknya belum kepingin kepikiran jual dan saat ini meski berlebih hasilnya mereka jual dan itupun saat panen ada yang tidak dicabut.
"Ya, hasil perkebunan kita itu sangat melimpah dan terkadang tidak dicabut karena sistem penanam sekarang saat berbuah dan masyarakat mau panen ya Penen individu saja,"imbuhnya.
Ide Dhika dalam memberikan ilmu pengetahuan pertanian ke masyarakat seperti bidang penanaman sayur, cabe dan jagung dan proses tersebut menjadi percontohan masyarakat yang sebelumnya membeli sayuran namun bisa diambil langsung di lokasi penanaman.
"Penanaman tersebut per- individu di lokasi yang sudah disiapkan sehingga masyarakat tidak susah lagi beli sayur karena sudah ada ditanam," ujarnya.
Dhika menceritakan, mengajak masyarakat tentunya membutuhkan tanah untuk mengelola pertanian namun karena adanya perhatian masyarakat sendiri terhadap tanah sehingga atas pemberian secara peminjaman tanah sehingga ia menarik masyarakat agar sama-sama bekerjasama dalam penanaman sayur dan jagung.
"Ada penanaman sayur-sayuran, namun yang menjadi tantangan yakni tanah yang tidak punya sehingga ia berkomunikasi dengan warga dan atas ide dan konsep yang secara fakta langsung diberikan tanah,"katanya.