Istilah Pendidikan yang Harus Diketahui Orang Tua di Indonesia
- VIVA.co.id/Andrew Tito
VIVA – Di era pendidikan yang semakin kompleks ini, para orang tua di Indonesia sering merasa kebingungan dengan berbagai istilah baru dalam dunia pendidikan. Padahal, pemahaman yang baik tentang istilah-istilah ini sangat penting agar mereka dapat mendukung anak-anak dengan optimal.
Namun, banyak orang tua merasa terasing dari proses pendidikan anak karena istilah-istilah yang asing tersebut. Ketidakpahaman ini tak jarang menimbulkan jarak antara orang tua dan pihak sekolah, yang seharusnya bekerja sama untuk keberhasilan pendidikan anak.
Mengapa Istilah Pendidikan Sulit Dimengerti?
Banyak istilah pendidikan yang sering digunakan di sekolah atau oleh tenaga pendidik mungkin terasa asing bagi orang tua.
Ketika istilah-istilah seperti "kompetensi inti," "kurikulum," atau "evaluasi formatif" muncul dalam diskusi, orang tua sering bingung. Akibatnya, mereka sulit memberikan dukungan belajar yang tepat, kesulitan berkomunikasi dengan guru, dan terkadang merasa tidak relevan dalam perjalanan pendidikan anak.
Dampak Kurangnya Pemahaman Istilah Pendidikan
Rasa teralienasi ini dapat menghambat perkembangan anak. Tanpa pemahaman yang baik, orang tua sulit menginterpretasi hasil penilaian anak, memberikan bantuan belajar yang sesuai, atau memahami perkembangan akademis anak. Ini berpotensi menurunkan kepercayaan diri anak dalam belajar karena kurangnya dukungan dari rumah.
Pemahaman Istilah Pendidikan untuk Peran Orang Tua yang Lebih Aktif
Artikel ini akan membahas istilah-istilah pendidikan penting yang wajib diketahui oleh setiap orang tua di Indonesia. Dengan memahami istilah-istilah ini, orang tua akan lebih siap untuk menjadi mitra aktif dalam pendidikan anak, membantu proses belajar, serta menjalin komunikasi yang lebih baik dengan guru. Yuk, kita bahas satu per satu istilahnya!
Berikut Istilah Pendidikan yang Harus Diketahui Orang Tua di Indonesia:
1. Kurikulum
Kurikulum adalah rencana pembelajaran yang dirancang oleh sekolah untuk mencapai tujuan pendidikan. Di Indonesia, Kurikulum 2013 banyak digunakan, yang menekankan pembentukan kompetensi siswa dalam aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Contohnya Jika anak kesulitan mengikuti materi, orang tua bisa memahami bahwa ini mungkin berkaitan dengan standar kurikulum yang diikuti oleh sekolah.
2. Kompetensi Inti
Kompetensi inti adalah kemampuan utama yang harus dicapai oleh siswa pada berbagai mata pelajaran. Ini adalah kerangka dasar yang menjadi target pembelajaran pada setiap jenjang pendidikan. Contohnya orang tua bisa membantu anak mencapai kompetensi inti seperti pemahaman dasar matematika dan literasi dengan dukungan belajar tambahan di rumah.
3. Kompetensi Dasar
Kompetensi dasar merupakan kemampuan spesifik yang harus dikuasai siswa dalam setiap mata pelajaran untuk mencapai kompetensi inti. Kompetensi ini biasanya dijelaskan di dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Orang tua bisa bertanya pada guru mengenai kompetensi dasar yang perlu dipahami anak untuk memberikan dukungan yang sesuai di rumah.
4. E-Learning
E-Learning adalah metode pembelajaran berbasis teknologi digital. E-learning sering diterapkan dalam bentuk pembelajaran daring atau blended learning. Orang tua bisa mendampingi anak dalam belajar daring dengan memastikan akses internet yang stabil dan menyediakan ruang belajar yang nyaman.
5. Kognitif
Kognitif berkaitan dengan kemampuan intelektual anak, seperti pemahaman, penalaran, dan pemecahan masalah. Pembelajaran kognitif bertujuan untuk mengembangkan pola pikir anak. Contohnya orang tua bisa mendukung perkembangan kognitif anak dengan memberikan permainan edukatif atau membaca bersama.
6. Afektif
Afektif berhubungan dengan aspek emosional, sikap, dan nilai-nilai dalam pendidikan. Ini termasuk sikap, minat, dan motivasi belajar. Orang tua bisa mendukung aspek afektif dengan memberikan motivasi dan penguatan positif ketika anak mengalami kesulitan.
7. Psikomotorik
Psikomotorik merujuk pada keterampilan fisik, seperti kemampuan motorik yang dilatih melalui kegiatan olahraga atau seni. Contohnya orang tua bisa mengajak anak melakukan aktivitas fisik di rumah untuk mendukung keterampilan psikomotoriknya.
8. Remedial
Remedial adalah program perbaikan bagi siswa yang belum mencapai kompetensi tertentu. Ini membantu siswa memahami materi yang sebelumnya sulit dipahami. Orang tua dapat memotivasi anak agar tidak malu mengikuti remedial dan menjelaskan pentingnya pengulangan untuk pemahaman yang lebih baik.
9. Evaluasi Formatif
Evaluasi formatif dilakukan secara terus-menerus untuk memantau perkembangan siswa selama proses belajar. Orang tua bisa menanyakan kepada guru tentang hasil evaluasi formatif untuk memahami perkembangan anak di setiap tahap.
10. Evaluasi Sumatif
Evaluasi sumatif adalah penilaian akhir yang dilakukan setelah pembelajaran selesai, seperti ujian semester. Contohnya Hasil evaluasi sumatif dapat menjadi indikator pencapaian anak selama satu semester penuh. Orang tua bisa mengevaluasi hasil ini untuk menentukan fokus belajar selanjutnya.
11. Pembelajaran Inklusif
Pembelajaran inklusif adalah pendekatan pendidikan yang memungkinkan anak-anak dengan kebutuhan khusus untuk belajar bersama dalam satu kelas dengan anak lainnya. Orang tua bisa berbicara dengan guru jika merasa anak perlu pendekatan khusus dalam kelas inklusif.
12. Siklus Belajar
Siklus belajar melibatkan tahapan persiapan, pelaksanaan, dan refleksi dalam proses pembelajaran. Contohnya orang tua bisa membantu anak memahami setiap tahap dalam belajar dan merefleksikan pembelajaran setelah selesai.
13. Pembelajaran Berbasis Proyek
Pembelajaran berbasis proyek adalah metode pembelajaran di mana siswa mengerjakan proyek yang melibatkan penerapan konsep yang dipelajari. Orang tua dapat membantu anak dalam proyek ini dengan mengarahkan mereka pada sumber informasi yang relevan dan memberikan masukan tentang cara menyelesaikan proyek.
14. Literasi
Literasi adalah kemampuan membaca, menulis, dan memahami informasi. Literasi yang baik merupakan dasar untuk pembelajaran yang efektif. Contohnya orang tua dapat membangun kebiasaan literasi di rumah dengan membaca bersama atau membahas artikel yang menarik.
15. Numerasi
Numerasi adalah kemampuan memahami dan menggunakan konsep matematika dalam kehidupan sehari-hari. Orang tua dapat membantu mengembangkan numerasi anak dengan melibatkan mereka dalam kegiatan yang melibatkan hitung-hitungan sederhana, seperti berbelanja.
16. Pendidikan Karakter
Pendidikan karakter adalah upaya untuk membentuk moral dan etika anak melalui pembelajaran. Contohnya orang tua bisa memperkuat pendidikan karakter dengan menanamkan nilai-nilai positif, seperti kejujuran dan tanggung jawab, dalam aktivitas sehari-hari.
17. Zone of Proximal Development (ZPD)
Zone of Proximal Development (ZPD) adalah jarak antara apa yang bisa dilakukan anak sendiri dan apa yang bisa dicapai dengan bantuan orang lain, seperti guru atau orang tua. Orang tua bisa memberikan dukungan tambahan kepada anak dalam proses belajar, dengan menyesuaikan bantuan sesuai tingkat perkembangan anak.
18. Homeschooling
Homeschooling adalah metode pendidikan di mana anak-anak belajar di rumah dengan bimbingan orang tua atau tutor. Homeschooling bisa menjadi pilihan bagi orang tua yang menginginkan pendidikan lebih fleksibel dan disesuaikan dengan kebutuhan anak.
Memahami istilah-istilah dalam pendidikan akan membuat orang tua lebih siap mendukung proses belajar anak. Dengan menjadi mitra yang aktif dalam pendidikan, orang tua akan membantu anak meraih keberhasilan yang lebih maksimal