7 Fakta Sejarah di Balik Sumpah Pemuda yang Diperingati Setiap 28 Oktober

Peringatan Hari Sumpah Pemuda (Foto ilustrasi).
Sumber :
  • VIVA/M Ali Wafa

Jakarta, VIVA – Setiap 28 Oktober, bangsa Indonesia memperingati momen penting dalam sejarah persatuan nasional, yakni Sumpah Pemuda. Tanggal ini menandai ikrar yang diucapkan para pemuda dari berbagai daerah di Indonesia pada Kongres Pemuda Kedua tahun 1928. 

Sejarah, Puncak Peringatan Hari Sumpah Pemuda 2024 Dihadiri 25 Menteri serta Lembaga Tinggi Negara

Melalui sumpah ini, mereka menegaskan bahwa tumpah darah, bangsa, dan bahasa persatuan mereka adalah satu, yakni Indonesia. Sumpah Pemuda bukan hanya sekadar janji, tetapi menjadi dasar yang memperkuat identitas dan persatuan Indonesia hingga kini, mengingatkan generasi muda akan pentingnya menjaga kebersamaan dan cinta Tanah Air. Dilansir dari laman resmi Museum Sumpah Pemuda, berikut ini fakta-fakta menarik sejarahnya. 

Fakta-fakta Menarik Sejarah Sumpah Pemuda

Komisioner KPU Jakarta Dody Wijaya Dinilai Pemuda Paling Aktif Siapkan Pilkada 2024

Peringatan Hari Sumpah Pemuda

Photo :
  • VIVA/M Ali Wafa

1. Lahir dari Kongres Pemuda Kedua

Peringati Sumpah Pemuda, PNM Gandeng Pemuda dalam Konservasi Terumbu Karang di Ambon

Sumpah Pemuda adalah hasil dari Kongres Pemuda Kedua yang digelar pada 27-28 Oktober 1928 di Jakarta. Kongres ini dirancang untuk menyatukan pemuda dari berbagai daerah, suku, dan agama di Indonesia dalam satu ikrar persatuan. Dalam kongres ini, disepakati bahwa “Tanah Air, bangsa, dan bahasa” yang satu adalah Indonesia. Putusan ini kemudian menjadi dasar pergerakan kebangsaan Indonesia dan mendorong terbentuknya rasa persatuan yang kokoh.

2. Diselenggarakan oleh Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia (PPPI)

Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia (PPPI) menjadi penggerak utama Kongres Pemuda Kedua. PPPI beranggotakan pemuda dari berbagai daerah yang memiliki tekad untuk memperkuat semangat kebangsaan. Persiapan kongres dilakukan dalam beberapa kali pertemuan, yaitu pada 3 Mei dan 12 Agustus 1928, untuk merencanakan tempat, waktu, dan biaya penyelenggaraan. Semua pengeluaran kongres ditanggung oleh organisasi peserta dan sumbangan sukarela.

3. Dilaksanakan di Tiga Lokasi Berbeda

Kongres Pemuda Kedua dilaksanakan di tiga tempat berbeda di Jakarta: Gedung Katholieke Jongenlingen Bond, Oost Java Bioscoop, dan Indonesische Clubgebouw. Masing-masing sesi membahas topik yang berbeda, mulai dari persatuan hingga pendidikan. Di gedung pertama, Sugondo Djojopuspito memberikan sambutan yang penuh semangat untuk menyatukan pemuda dari berbagai daerah di Indonesia.

4. Pentingnya Pendidikan Kebangsaan dalam Sesi Kedua

Pada sesi kedua yang diadakan di Oost Java Bioscoop, pembicara Poernomowoelan dan Sarmidi Mangoensarkoro membahas pentingnya pendidikan yang menanamkan nilai kebangsaan. Menurut mereka, anak-anak harus mendapatkan pendidikan nasional yang seimbang antara di sekolah dan di rumah, serta dididik dengan cara yang demokratis agar dapat menjadi generasi penerus bangsa yang berjiwa patriotik.

5. Peran Gerakan Kepanduan untuk Nasionalisme dalam Sesi Ketiga

Sesi terakhir berlangsung di Indonesische Clubgebouw, di mana Soenario berbicara mengenai peran gerakan kepanduan dalam memperkuat rasa nasionalisme. Menurutnya, gerakan kepanduan melatih anak-anak untuk disiplin dan mandiri, sifat-sifat yang penting dalam perjuangan kebangsaan. Theo Pangemanan juga menyampaikan bahwa gerakan kepanduan harus dilandasi oleh semangat cinta tanah air.

6. Lagu “Indonesia Raya” Dinyanyikan untuk Pertama Kali

Pada penutupan kongres, Wage Rudolf Supratman memainkan lagu “Indonesia Raya” dengan biola. Meskipun hanya dimainkan tanpa lirik karena sensitif terhadap kolonialisme Belanda saat itu, lagu ini disambut antusias oleh para peserta kongres. Lagu tersebut kemudian menjadi simbol perjuangan kemerdekaan dan kelak diresmikan sebagai lagu kebangsaan Indonesia.

7. Warisan Semangat Persatuan

Ikrar Sumpah Pemuda mengandung pesan yang mendalam bagi generasi penerus untuk senantiasa mencintai Tanah Air, menjaga persatuan, dan menggunakan bahasa Indonesia sebagai simbol kesatuan. Pada tanggal 28 Oktober setiap tahun, Sumpah Pemuda diperingati sebagai wujud penghormatan atas perjuangan pemuda Indonesia dalam membentuk jati diri bangsa yang merdeka dan bersatu.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya